Penelitian dan Pengembangan Research and DevelopmentRD

13

BAB II LANDASAN TEORI

Pengalaman bermakna bagi peneliti selama melaksanakan kegiatan PPL di SD N Jetis 1 Yogyakarta, berawal dari hasil pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas III B. Materi pembelajaran yang diajarkan pada waktu itu berkaitan dengan lingkungan. Namun demikian, peneliti meyakini bahwa materi pembelajaran masih diajarkan sebatas pada ilmu lingkungan dan belum sepenuhnya menjadi pendidikan lingkungan. Peneliti kemudian termotivasi untuk terus mengamati sikap dan perilaku siswa kelas III B khususnya terhadap lingkungan. Hasil dari pengamatan terhadap siswa kelas III B selama 4 bulan dan berdasarkan analisis kebutuhan siswa serta guru, memotivasi peneliti untuk memberikan sumbangsih berupa pengembangan materi pembelajaran yang dapat mengupayakan terwujudnya pendidikan lingkungan dengan judul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan” melalui penelitian dan pengembangan.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan Research and DevelopmentRD

Penggunaan metode RD dalam dunia pendidikan dapat dikatakan terlambat. Keterlambatan penggunaan metode RD dapat terjadi karena metode ini pertama kali muncul dan berkembang di dunia militerpertahanan. Godin dalam Putra, 2015 menjelaskan bahwa metode RD pertama kali digunakan di Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Penggunaan terhadap metode RD yang semakin tinggi, akhirnya membuat metode ini terus berkembang dan dimanfaatkan dalam bidang pendidikan. Robert M. Gagne, seorang ahli pendidikan yang terkemuka terkait karyanya yakni Instructional System Design ISD dan The Condition of Learning TCL, akhirnya mencatatkan dirinya sebagai orang yang pertama kali menggunakan metode RD di bidang pendidikan Putra, 2015: 27. Gagne mengembangkan ISD dan TCL sewaktu masih bekerja sebagai ahli di Military Research and Development. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 Proses terbentuknya metode RD yang cukup panjang dan menyangkut beberapa bidang kehidupan, menjadikan pemahaman tentang pengertian metode RD menjadi beragam. Beberapa ahli pendidikan, Borg and Gall 1983, Sukmadinata 2011: 164, Sanjaya 2013: 129-133, Putra 2015: 67 mendefinisikan metode penelitian dan pengembangan sebagai sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk mencaritemukan, memperbaikimengembangkan produk yang telah ada, atau justru menghasilkan produk baru dan kemudian menguji keefektifan produk tersebut. Produk yang dikembangkan atau yang dihasilkan dapat berupa suatu buku, modul, alat, metode, prosedur, kurikulum, program komputer, atau model pembelajaran dengan harapan semakin unggul, efektif, efisien, dan bermakna. Terdapat beberapa macam desain metode penelitian dan pengembangan dari beberapa ahli seperti Borg Gall 1983 dan Dick Carey 2003. Peneliti pun memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan pengembangan menurut Tomlinson. Tomlinson dianggap sebagai salah satu ahli terkemuka dunia pada pengembangan materi untuk pembelajaran bahasa Aneheim University, 2016. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan menurut Tomlinson dikarenakan lebih memfokuskan pada pengembangan materi pembelajaran. Terdapat 5 langkah kegiatan yang dapat dilakukan dalam desain pengembangan materi menurut Tomlinson dalam Harsono, 2015. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah analisis kebutuhan siswa Students’s need analysis. Pengembangan materi dilakukan dengan dasar pada analisis kebutuhan siswa. Identifikasi kebutuhan siswa terlebih dahulu dilakukan untuk mengetahui apa yang akan dan seharusnya diterima atau dipelajari dan apa yang tidak. Materi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, tentunya akan memiliki pengaruh positif bagi perkembangan dan kemajuan diri siswa serta lebih bermakna. Desain Design merupakah langkah kedua yang dapat dilakukan setelah menganalisis kebutuhan siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengawali desain pengembangan materi adalah dengan menyusun garis besar materi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 pembelajaran. Garis besar pembelajaran sebaiknya disusun dan dipertimbangkan dengan silabus, kebutuhan siswa, dan prinsip-prinsip pengembangan materi. Langkah ketiga yang perlu dilakukan adalah implementasi Implementation. Garis-garis besar pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, kemudian dilaksanakandiimplementasikan kepada siswa dalam suasana belajar mengajar yang nyata. Hasil implementasi materi dalam suasana belajar mengajar yang nyata perlu untuk di analisis kelemahan dan kelebihannya. Proses analisis kelemahan dan kelebihan materi yang dilakukan merupakan bentuk langkah kegiatan keempat yakni evaluasi Evaluation. Langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan revisi Revision. Hasil dari evaluasi terhadap implementasi materi yang dikembangkan, dapat dijadikan sebagai bahan refleksi dan referensi untuk memperbaiki atau mengubah dan merevisi suatu materi. Kegiatan ini memungkinkan terbentuk dan berkembangnya suatu materi yang semakin berkualitas.

2.1.2 Pengembangan Materi