Potensi dan Masalah Perencanaan

46

3.4.1 Potensi dan Masalah

Tahap I peneliti memulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada pembelajaran IPA di kelas IV melalui wawancara dan observasi. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kedua instrumen tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan 2 orang siswa. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV. Selanjutnya, hasil dari wawancara dan observasi dianalisis terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, dan kesulitan belajar terkait dengan pembelajaran IPA. Analisis terkait dengan karakteristik siswa dan selanjutnya menjadi bahan pembuatan kuesioner analisis kebutuhan siswa. Selain itu, peneliti juga menambahkan karakteristik media pembelajaran Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Selanjutnya, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Hasil dari validasi ahli digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau masukan yang telah diberikan. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. Peneliti selanjutnya melakukan revisi berdasarkan hasil uji keterbacaan. Selanjutnya, kuesioner analisis kebutuhan siap digunakan dan disebarkan di SD tempat penelitian. 47

3.4.2 Perencanaan

Tahap II dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah perencanaan. Peneliti membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian seperti tes dan kuesioner validasi produk pada tahap ini. Instrumen tes sebelum digunakan perlu dilakukan uji validitas untuk mengetahui tingkat kevalidan isi dan konstruk dari masing-masing item soal yang telah dibuat. Uji validasi dilakukan oleh guru SD setara. Hasil validasi tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan instrumen tes. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan soal pretest dan posttest kepada 5 siswa SD setara. Hasil dari uji keterbacaan tersebut selanjutnya direvisi agar instrumen tes layak untuk digunakan. Setelah layak digunakan, instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil dari uji empiris tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas item soal dengan menggunakan SPSS Statistic Package for Social Studies. Peneliti selanjutnya memilah item soal yang valid atau tidak. Item soal yang valid selanjutnya dipilih sebanyak 10 soal untuk soal pretest dan posttest. Seperti pada instrumen tes, kuesioner kelayakan produk pun juga divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa yang digunakan oleh peneliti dalam setiap kalimat pertanyaan. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan kepada 5 siswa SD setara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan. Hasil dari uji keterbacaan menjadi bahan bagi peneliti untuk memperbaiki kuesioner kelayakan produk sebelum digunakan. 48

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk