BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra ialah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar bahasa kesusastraan yang dimaksudkan adalah penggunaan kata-kata
yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik. Sedangkan kesusastraan adalah karya seni yang pengungkapannya baik dan diwujudkan
dengan bahasa yang indah. Rene Wellek dan Austin Warren 1983:3 menuliskan bahwa, sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah cabang seni. Sastra adalah
segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Sastra adalah karya imajinatif. Karya sastra juga merupakan suatu wadah untuk mengungkapkan gagasan, ide dan
pikiran dengan
gambaran-gambaran pengalaman.
Sastra menyuguhkan
pengalaman batin yang dialami pengarang kepada penikmat karya sastra masyarakat.
Karya sastra adalah sebuah struktur yang kompleks. Karena itu, untuk dapat memahaminya, karya sastra harus dianalisis. Dalam analisis itu, karya
sastra diuraikan unsur-unsur pembentuknya. Dengan demikian, makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan oleh Pradopo dalam Putra 2009:9, bahwa karya sastra itu adalah sebuah karya yang utuh.
Di samping itu, sebuah struktur sebagai kesatuan yang utuh dapat dipahami makna keseluruhannya bila diketahui unsur-unsur pembentuknya dan
saling berhubungan di antaranya dengan keseluruhannya. Unsur-unsur atau bagian-bagian lainnya dengan keseluruhannya. Hal ini juga sesuai dengan yang
dikatakan oleh Pradopo dalam Putra 2009:9, bahwa karya sastra itu merupakan struktur sistem tanda-tanda yang bermakna dan tanda-tanda tersebut mempunyai
makna sesuai dengan konvensi ketandaan. Sastra memiliki banyak jenis, ada puisi, prosa, cerpen, drama dan novel.
Setiap jenis itu merupakan sistem yang mempunyai konvensi-konvensi sendiri. Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra
ini paling banyak beredar karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Kata novel mulai dikenal pada zaman renaisans abad ke 14 hingga abad ke 17.
Saat itu, tahun 1353 penulis Italia, Giovanni Boccaccio menggunakan istilah novella untuk karya prosa pendeknya. Ketika karyanya diterjemahkan, istilah
novel masuk ke dalam bahasa Inggris. Sekarang kata novella dalam bahasa Inggris digunakan untuk menyebut novel pendek. Kata novel dalam bahasa
Indonesia diserap dari bahasa Inggris. Di Perancis kata roman lebih banyak digunakan dibanding kata novel. Jadi istilah novel dan roman sebenarnya
memiliki pengertian yang sama Maya Novaria, 2004:2 Di Jepang novel dikenal dengan sebutan shousetsu 小
. Banyak novel terkenal yang telah dihasilkan oleh sastrawan-sastrawan Jepang. Sastrawan
Jepang dapat digolongkan dalam 2 bagian yaitu sastrawan klasik dan sastrawan kontemporer. Sastrawan klasik selalu mengangkat nilai-nilai budaya dan tradisi
Jepang dalam setiap karyanya. Sedangkan sastrawan kontemporer selalu mengadaptasi budaya Amerika atau Eropa dalam setiap karyanya. Salah satu
sastrawan kontemporer Jepang yang terkenal adalah Soji Shimada. Novel karangan Soji Shimada yang populer adalah The Tokyo Zodiac
Murders. Novel detektif ini bercerita mengenai pembunuhan 6 orang wanita yang merupakan sanak saudara dari sang pembunuh. Dijelaskan bahwa sang pembunuh
berprofesi sebagai seniman bernama Heikichi Umezawa, seniman gila yang terobsesi pada astrologi dan hal-hal yang berbau ilmu hitam. Dia berobsesi untuk
membuat Azoth, sosok perempuan cantik yang memiliki senyum malaikat dari potongan-potongan tubuh keenam perempuan yang adalah keluarganya sendiri.
Dan proses dari rencana pembuatan Azoth itu dia tuangkan dalam catatannya secara terperinci. Yang membuat novel ini menarik adalah cara pengarang
membuat alur ceritanya yang menjadi tak terduga dan membuat pembaca penasaran akan jalan ceritanya. Hal itu ditunjukkannya dalam alur cerita di mana
si pembunuh yang adalah Heikichi Umezawa, meninggal dibunuh dalam ruang tertutup. Tapi beberapa hari setelah kematiannya, skenario pembunuhan Azoth
benar-benar terlaksana dengan sangat rapi dan persis dengan apa yang telah dicatatkan pada buku catatannya. Misteri terus berlanjut dan tak terungkapkan
sampai 40 tahun lebih lamanya. Hingga kasus ini jatuh ke tangan seorang detektif eksentrik bernama Kiyoshi Mitarai bersama temannya Kazumi Ishioka.
Novel detektif berpusat atas penyelidikan sebuah kejahatan, biasanya pembunuhan, oleh seorang detektif, baik profesional ataupun amatir. Fiksi detektif
adalah bentuk terkenal dari fiksi misteri dan fiksi kriminal hardboiled. Dalam
novel detektif biasanya menceritakan tentang kasus-kasus kejahatan yang harus diungkapkan oleh seorang yang lebih pintar dari semua tokoh yang ada di dalam
novel tersebut, dialah detektif. Detektif adalah seseorang yang melakukan penyelidikan terhadap suatu kejahatan, baik sebagai detektif polisi maupun
sebagai detektif swasta. Detektif swasta biasanya bekerja secara komersial dan memerlukan lisensi. Secara formal, terutama dalam kisah-kisah fiksi, detektif
sering digambarkan sebagai seorang tanpa lisensi yang mengusut suatu tindakan kriminal. Contoh detektif fiksi terkenal antara lain adalah Sherlock Holmes
karangan Sir Arthur Conan Doyle dan Hercule Poirot karangan Agatha Cristie. http:id.wikipedia.orgwikiDetektif
Kejahatan dalam novel ini merupakan aksi serangkaian pembunuhan mutilasi yang dilakukan oleh si pelaku berdasarkan catatan dari Heikichi
Umezawa. Menurut Van Bammelen, kejahatan adalah tiap kelakukan yang bersifat tidak susila dan merugikan, dan menimbulkan begitu banyak
ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak untuk mencelanya dan menyatakan penolakannya atas kelakuan itu dalam bentuk
nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan tertentu. http:yosie- indra.blogspot.com201308kejahatan-dan-penjahat.html
Kejadian pembunuhan berantai dalam novel ini membuat geger masyarakat Jepang saat itu dan menimbulkan ketidaktenangan dalam masyarakat.
Banyak detektif yang mencoba memecahkan kasus tersebut, namun nihil. Dan untuk itu, detektif Kiyoshi Mitarai dan sahabatnya tertantang untuk ikut
memecahkan misteri di balik pembunuhan tersebut. Dalam novel ini, diceritakan
bagaimana detektif Kiyoshi Mitarai menguak satu persatu kasus pembunuhan tersebut hingga akhirnya menyelesaikan kasus pembunuhan berantai tersebut.
Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti novel yang masuk nominasi Edogawa Rampo Award for Mystery Novels, salah
satu penghargaan bergengsi tentang novel misteri di Jepang. Novel ini banyak mengandung unsur-unsur misteri, cerita detektif dan pemecahan kasus yang
diceritakan melalui cara tak terduga. Salah satunya adalah ketika pengarang sengaja membuat surat di dalam novel sebelum menuju bab yang mengungkap
misterinya, seolah menantang para pembaca untuk ikut memecahkan kasusnya. Pembaca tidak akan menduga-duga, karena sama sekali tidak ada bayangan
ataupun petunjuk tentang pembunuhan itu. Sampai kemudian, si detektif akhirnya menemukan trik sang pembunuh. Rangkaian misteri yang membangun cerita, cara
kerja detektif yang membuat perasaan tegang dan menebak-nebak hingga pemecahan kasus yang tidak terduga yang merupakan unsur-unsur detektif di
dalam novel ini, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas novel ini dalam skripsi dengan judul:
“Unsur-Unsur Detektif dalam Novel The Tokyo Zodiac Murders Karya Soji Shimada”.
1.2 Perumusan Masalah