penulis  juga  akan  menjelaskan  mengenai  defenisi  novel,  setting  cerita  novel  The Tokyo Zodiac Murders, tentang konsep roman detektif, biografi pengarang beserta
unsur-unsur detektif yang terdapat dalam novel ini.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Novel  merupakan  cerita  fiksi  dalam  bentuk  tulisan  atau  kata-kata  dan mempunyai  unsur  instrinsik  dan ekstrinsik.  Sebuah  novel  biasanya  menceritakan
tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam  sebuah  novel,  si  pengarang  berusaha  semaksimal  mungkin  untuk
mengarahkan  pembaca  kepada  gambaran-gambaran  realita  kehidupan  melalui cerita  yang  terkandung  dalam  novel  tersebut.  Novel  merupakan  bentuk  karya
sastra  yang  paling  populer  di  dunia.  Bentuk  sastra  ini  paling  banyak  beredar, lantaran daya komunikasinya  yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan,
novel  dapat  dibagi  menjadi  dua  golongan,  yaitu  karya  serius  dan  karya  hiburan. Pendapat  demikian  memang  benar,  tapi  juga  ada  kelanjutannya.  Yakni  bahwa
tidak  semua  yang  mampu  memberikan  hiburan  bisa  disebut  karya  sastra  serius. Sebuah  novel  serius  bukan  saja  dituntut  agar  dia  merupakan  karya  yang  indah,
menarik dan dengan demikian juga memberikan karya, juga memberikan hiburan pada  kita.  Tetapi  ia  juga  dituntut  lebih  dari  itu.  Novel  syarat  utamanya  adalah
harus  menarik,  menghibur  dan  mendatangkan  rasa  puas  setelah  orang  habis membacanya.  Novel  yang  baik  adalah  novel  yang  isinya  dapat  memanusiakan
para  pembacanya.  Sebaliknya  novel  hiburan  hanya  dibaca  untuk  kepentingan santai  belaka.  Yang  penting  memberikan  keasyikan  pada  pembacanya  untuk
menyelesaikannya.  Tradisi  novel  hiburan  terikat  dengan  pola-pola.  Dengan demikian  dapat  dikatakan  bahwa  novel  serius  punya  fungsi  sosial,  sedangkan
novel  hiburan  cuma  berfungsi  personal.  Novel  berfungsi  sosial  lantaran  novel yang  baik  ikut  membina  masyarakat.  Sedangkan  novel  hiburan  tidak
mempedulikan apakah cerita yang dihidangkan membina atau tidak, yang penting adalah
bahwa novel
memikat dan
orang-orang merasa
terhibur. https:bocahsastra.wordpress.com20120522pengertian-novel-dan-unsur-
unsurnya Novel  hiburan  salah  satunya  adalah  novel  detektif.  Dalam  novel  detektif,
kebanyakan  misteri  yang  harus  dipecahkan  oleh  seorang  detektif  adalah  kasus pembunuhan  yang  sama  sekali  tidak  terduga  oleh  pembaca.  Sehingga  membuat
pembaca  merasa  terkesima  oleh  kemampuan  analisis  tokoh  detektif  yang  dibuat oleh  si  pengarangnya.  Tokoh  detektif  fiksi  di  dunia  yang  terkenal  antara  lain
adalah  Sherlock  Holmes  karangan  Sir  Arthur  Conan  Doyle,  Hercule  Poirot karangan  Agatha  Cristie  dan  Shinichi  Kudo  karangan  Gosho  Aoyama.
Detektif  berasal  dari  kata  dasar “detect”  yang  artinya  menemukan  atau
memecahkan. Jadi, ini adalah suatu pekerjaan untuk memecahkan suatu masalah. Dan  dapat  pula  dikatakan  sebagai  suatu  early  morning  sign  terhadap  suatu
masalah. Orang mengira detektif adalah pekerjaan mata-mata, yang lain ada yang mengatakan detektif tentang menangkap penjahat, selebihnya mengatakan detektif
adalah  polisi  dan  polisi  adalah  detektif.  Tapi  dalam  perkembangan  sekarang  ini
tidak bisa dikatakan pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh polisi saja. Dunia detektif  sekarang  ini  memiliki  dimensi  yang  luas.  Detektif  dapat  berarti  suatu
pekerjaan  profesional  untuk  menyelidiki,  mengobservasi,  menganalisa  suatu anatomi  masalah  yang  terjadi  dalam  dunia  sehari-hari  berdasarkan  bukti-bukti
atau  fakta.  Mereka  memecahkan  masalah  melalui  pengumpulan  data  atau informasi secara akurat. http:thinklikedetective.blogspot.com201210mengena
l-arti-detektif.html Di bidang kriminal, nama detektif sangat melekat sekali. Detektif memang
diidentikkan dengan suatu pekerjaan untuk mempelajari dan mengamati kebiasaan para  pelaku  kejahatan  sehingga  di  saat  mereka  harus  mencari  dan  menemukan
seorang tersangka, mereka dapat melakukannya dengan berpegang kepada model kebiasaan  dan  teori  anatomi  suatu  kejahatan.  Dan  kebiasaan  pelaku  yang  dapat
dipelajari diperoleh dari bukti-bukti atau jejak evidence yang mereka tinggalkan di  TKP  crimecene  atau  tempat  berlangsungnya  kejahatan  tersebut.
http:thinklikedetective.blogspot.com201210mengenal-arti-detektif.html Defenisi  kejahatan  menurut  R.Soesilo  dalam  bukunya  berjudul
“Kitab Undang-Undang  Hukum  Pidana  serta  Komentar-komentar  Lengkap  Pasal  Demi
Pasal”  membedakan  pengertian  kejahatan  menjadi  dua  sudut  pandang  yakni sudut  pandang  secara  yuridis  dan  sudut  pandang  sosiologis.  Dilihat  dari  sudut
pandang yuridis, menurut R. Soesilo, pengertian kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah  laku  yang  bertentangan  dengan  undang-undang.  Dilihat  dari  sudut
pandang sosiologis, pengertian kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain  merugikan  si  penderita,  juga  sangat  merugikan  masyarakat  yaitu  berupa
hilangnya keseimbangan, ketentraman dan ketertiban. http:www.hukumonline.c om
Di  dalam  novel  The  Tokyo  Zodiac  Murders,  kejahatan  yang  terjadi  di dalamnya  dapat  digolongkan  sebagai  kejahatan  yang  dilihat  dari  sudut  sosilogis,
karena  merugikan  penderita  yang  adalah  korban  dan  merugikan  masyarakat karena  dibayang-bayangi  oleh  pembunuh  berantai  yang  belum  tertangkap  sejak
lama.
1.4.2 Kerangka Teori