Tokoh utaam dalam novel The Tokyo Zodiac Murders adalah detektif Kiyoshi Mitarai. Pada awal cerita, diceritakan bahwa detektif Kiyoshi baru
sembuh dari depresi yang dideritanya, hingga dia tidak mau begitu saja menerima kasus yang diberikan oleh Kazumi padanya. Tapi kemudian, detektif Kiyoshi
menggunakan kemampuan deduksinya untuk memecahkan kasus tersebut atas dorongan dari Kazumi.
Tokoh-tokoh tambahan digambarkan sebagai teman-temannya, seperti Kazumi Ishioka dan Emoto. Beberapa orang yang secara tidak langsung terlibat
dalam kasus pembunuhan itu, yaitu Fumihiko Takegoshi, yaitu putra dari Bunjiro yang adalah polisi yang dijebak oleh pelaku pembunuhan pada tahun 1936,
Tokiko. Hachiro Umeda, yaitu penjaga taman bertema yang dicari oleh Kazumi dan Kiyoshi. Umeda sempat dicurigai oleh Kazumi sebagai pelaku karena nama
belakangnya yang mirip dengan tersangka pembunuhan, yaitu Umezawa. Misako Iida, putri dari Bunjiro. Mr. Iida, polisi yang adalah suami dari Misako Iida. Mrs.
Kato, putri dari Tamio Yasukawa, si pengarajin maneken dan juga ada Shusai Yoshida, peramal nasib dan pembuat boneka.
d. Setting
Menurut Suroto dalam Astuti 2014:25 yang dimaksud dengan setting atau latar belakang adalah penggambaran situasi tempat dan waktu serta susunan
terjadinya peristiwa. Sudah tentu latar yang dikemukan, yang berhubungan dengan sang tokoh atau beberapa tokoh.
Latar berfungsi sebagai pendukung alur atau penokohan. Gambaran situasi yang tepat akan membantu memperjelas peristiwa yang sedang dikemukakan.
Untuk dapat melukiskan latar yang tepat, pengarang harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang keadaan atau waktu yang akan
digambarkannya. Hal itu dapat diperoleh melalui pengamatan langsung, buku atau informasi dari orang lain.
e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas pengungkapan seseorang dalam menyampaikan cerita. Gaya bahasa adalah cara mengucapkan bahasa dalam prosa,
atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakannya. Menurut Nurgiyantoro dalam Reza 2012:22, mengungkapkan
bahwa pada hakikatnya gaya merupakan teknik di mana teknik yang dimaksud adalah pemilihan ungkapan kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang
akan diungkapkan.
f. Sudut Pandang
Menurut Abrams dalam Astuti 2014:26 sudut pandang point of view merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan oleh pengarang sebagai
sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi.
Menurut Abrams dalam Astuti 2014:27 sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama.
Sudut pandang ini mengisahkan apa yang terjadi dengan diri pengarang dan
mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan. Dengan sudut
pandang ini, pengarang lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di
dalam cerita. Pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang imperasional. Dengan sudut pandang
ini, pengarang sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu
mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
Dalam novel The Tokyo Zodiac Murders ini, pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan. Soji Shimada menceritakan tokoh-pertokohan
dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam novel ini.
g. Amanat