Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user cxiii Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa prosentase ketuntasan siswa pada prasiklus baru mencapai 34,21 dari 38 siswa yang mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi atau hanya 13 siswa yang tuntas dengan nilai ≥65. Kemudian ketuntasan siswa meningkat pada siklus II menjadi 69,23 dari 39 siswa yang mengikuti pembelajaran menulis argumentasi atau 27 siswa. Selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas ada 32 siswa atau 80

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan siklus I dan siklus II, guru berhasil melaksanakan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan strategi pembelajaran Think Talk Write. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang meningkat dari setiap siklus yang dilaksanakan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik di dalam kelas. Strategi pembelajaran ini juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menarik perhatian sisw agar lebih akatif dalam pembeljaran menulis, khususnya menulis karangan argumentasi. Keberhasilan strategi pembelajaran Think Talk Write dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dapat dilihat dari indikator-indikator yang telah dicapai oleh siswa. Berikut adalah indicator-indikator keberhasilan penelitian yang telah dicapai. 1. Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Karangan argumentasi Penerapan strategi Think Talk Write yang dilaksanakan dalam setiap siklus belum mampu secara maksimal meningkatkan kualitas proses menulis karangan argumentasi. Hal ini terlihat pada hasil akhir siklus I yang baru mencapai 67,5, padahal peneliti menetapkan 70. Walaupun pada siklus I belum maksimal, kekurangan pada siklus I telah tertutupi pada pelaksanaan siklus II yang telah mencapai 77,5. a. Keaktifan siswa selama pembelajaran menulis karangan argumentasi Dengan adanya strategi pembelajaran Think Talk Write dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi akan dapat menumbuhkan commit to user cxiv keaktifan siswa selama pembelajaran. hal ini disebabkan karena dalam strategi ini juga menggunakan diskusi kelompok untuk membahas permasalahan yang telah dibagikan. Dengan adanya diskusi kelompok ini, siswa dapat bertukar pendapat dalam kelompok dan mengajukan pendapat. Dengan adanya hal tersebut maka siswa kan lebih aktif dalam pembelajaran. Namun demikian dalm penilaian proses pembelajaran ini ada sedikit permasalahan. Setelah dilaksanakan siklus I, masih belum mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa belum banyak yang aktif karena guru masih sedikit mendominasi kelas. Misalnya saja dalam penyampaian materi, guru hanya sedikit melibatkan murid. Beliau hanya memberikan kesempatan pada siswa bertanya setelah guru menjelasan materi. Kemudian pada saat diskusi, guru hanya memantau kelompok yang ada di depan saja. Dengan adanya hal tersebut, ada beberapa siswa yang hanya diam mendenagrkan teman lain membahas permasalahan. Namun, kekurangan pada siklus I tersebut dapat diatasi pada siklus II. Pada siklus II ini guru sudah lebih memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Misalnya saja, guru menunjuk satu siswa untuk menjawab pertanyaan, kemudian siswa tersebut menunjuk teman lain untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Dengan melibatkan siswa seperti itu maka selalu siap untuk menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan. Selain itu pada saat diskusi guru juga sudah berkeliling untuk memantau aktivitas siswa. Pada saat berkeliling ini juga dimanfaatkan oleh siswa untuk menanyakan hal yang belum dipahami. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui strategi pembelajaran Think Talk Write yang di dalamnya terdapat diskusi, dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Keadaan demikian seperti yang dikemukakan oleh Dwitya Nadya 2010 dalam penelitiannya bahwa diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menyatakan commit to user cxv pendapat yang dimiliki, bertanya kepada teman, dan menjawab pertanyaan teman. b. Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran mengalami peningkatan. Perhatian dan konsentrasi siswa dinilai berdasrkan 5 aspek yang meliputi:1 memperhatikan penjelasan guru, 2 mencatat penjelasan guru, 3 mempelajari kembali materi yang diberikan, 4 tidak sibuk dengan aktivitasnya sendiri di kelas, 5 tidak mengobrol dengan teman diadaptasi dari Nana Sudjana, 2010: 60-62. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan strategi Think Talk Write terjadi peningkatan pada aspek perhatian dan konsentrasi siswa selama mengikuti pembelajaran. Peningkatan tersebut terjadi pada setiap siklus, yang meliputi: pada saat pratindakan nilai rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa adalah sebesar 2,18, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 2,72, dan terakhir pada siklus II meningkat menjadi 3,25. Dengan demikian pada siklus I perhatian dan konsentrasi siswa meningkat 0,54 poin, pada siklus II meningkat 0,53 poin. Selain dari nilai tersebut, secara garis besar keadaan yang terjadi di kelas dapat dideskripsikan bahwa pada siklus I siswa sudah lebih perhatian dan konsentrasi pada pembelajaran. Mereka memperhatikan penjelasan guru, mencatat yang mereka anggap penting, tapi masih ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan aktiviatas mereka sendiri seperti kipas- kipas, dan mengganggu teman lain. Namun demikian, keadaan seperti ini sudah lebih baik daripada keadaan pembeljaran pada saat prasiklus. Jumlah siswa yang sibuk dengan aktivitas sendiri lebih banyak dibandingkan dengan siklus I. Gambaran pada siklus II ini lebih baik dari siklus I, karena kekurangan pada siklus I telah dicari solusinya untuk memperbaiki siklus II. Pada siklus II guru berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau aktivitas siswa. Dengan guru berkeliling ini akan membuat pantauan lebih efektif sehingga siswa lebih konsentrasi pada permasalahan yang dibahas. commit to user cxvi c. Minat dan Motivasi dalam proses pembelajaran Tindakan dengan penerapan strategi Think Talk Write dapat membuat siswa lebih berminat dan termotivasi mengikuti pelajaran. Minat dan motivasi siswa yang dinilai dari beberapa aspek yang mencakup: 1 mengerjakan tugas yang diberikan tepat waktu, 2 semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan, 3 mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, tidak bermalas-malasan di kelas dengan bertopang dagu, 4 tidak meletakkan kepala di atas meja, dan lain-lain, 5 tidak mengucapkan keluhan saat pembelajaran diadaptasi dari Nana Sudjana. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai rata-rata siswa setelah dilakukan tindakan. Pada saat prasiklus nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi adalah sebesar 2, kemudian setelah diberi tindakan pada siklus II meningkat menjadi 2,55, kemudian diberi tindakan kedua pada siklus II meningkat menjadi 3,2. Peningkatan pada siklus I adalah sebesar 0,55 poin, sedangkan peningkatan pada siklus II adalag sebesar 0,65 poin. Secara garis besar garis besar, setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan strategi Think Talk Write minat dan motivasi siswa meningkat. Pada saat prasiklus banyak siswa yang mengeluh saat diminta menulis karangan argumentasi. Selain itu, juga ada beberapa siswa yang bertopang dagu, meyandarkan kepala di meja, menyandarkan kepala di pundak teman. Tapi setelah diberi tindakan dengan Think Talk Write, siswa mulai bersungguh-sungguh menngerjalan tugas dengan tidak bertopang dagu, ataupun menyandarkan kepala. Hal ini dikarenakan dalam strategi ini ada diskusi yang menuntut siswa dapat berperan dalam kelompok. Apabila mereka bertopang dagu atau menyandarkan kepala, mereka akan malu dengan teman lain yang aktif untuk membahas permasalahan. Pada siklus II juga ditambah dengan penayangan video commit to user cxvii tentang pembicaraan dalam acara “Kick Andy” yang pada acara tersebut menayangkan seorang anak kecil sudah mampu menulis beberapa buku. Dengan adanya penanyangan video ini, siswa lebih termotivasi untuk bersaing dengan anak tersebut dengan menghasilkan tulisan yang terbaik dengan diawali menghasilkan karangan argumentasi yang baik pula. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Stokes 2010 yang menyatakan bahwa penggunaan elemen visual dalam pembelajaran dapat memberikan hasil positif. d. Perolehan nilai proses pembelajaran menulis argumentasi meningkat Secara keseluruhan dari aspek keaktifan, perhatian dan konsentrasi, minat dan motivasi siswa setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan strategi Think Talk Write mengalami peningkatan pada kualitas prosesnya. Dengan anyanya kualitas proses yang baik, maka sebagai acuan terhadap kualitas hasil yang baik pula. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dengan strategi Think Talk Write terlihat dari kenaikan jumlah total nilai rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II. Pada saat prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 6,26, kemudian meningkat pada siklus II yaitu menjadi 7,75, dan pada siklus II meningkat menjadi 9,55. 2. Kemampuan Siswa dalam menulis Karangan Argumentasi Peningkatan kualitas proses pembelajaran juga berdampak pada kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi. Kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil karangan setiap siswa dari setiap siklus yang dibandingkan dengan nilai siswa saat prasiklus. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari setiap indikator yang dikemukakan oleh Burhan Nurgiyantoro 2010: 441-442, meliputi: isi, organisasi isi, pengembangan bahasa, kosakata, mekanik. a. Isi Siswa telah mampu menuangkan ide serta mengembangkannya menjadi karangan yang baik. Pengembangan isi menjadi lebih baik ini karena pada saat prasiklus siswa hanya diminta untuk langsung mengarang sehigga mereka belum mempunyai gambaran yang pasti tentang commit to user cxviii permasalahan yang akan ditulis. Dengan demikian, hasil karangan yang ditulis siswa pun hanya beberapa baris dan kata-katnya pun cenderung banyak yang diulang. Kemudian setelah dilakukan tindakan pengungkapan karangan siswa meningkat, ditandai dengan semakin banyaknya kalimat yang dapat ditulis siswa. Selain itu dengan adanya diskusi kelompok akan menambah pengetahuan siswa dan dapat memecahkan masalah bersama- sama kemudian menuliskannya dalam bentuk karangan. Penigkatan pengungkapan gagasan atau isi ini ditunjukkan dengan denga nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 16,02, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 18,25, selanjutnya pada siklus II meningkat menjadi 19,55. b. Organisasi isi Berdasarkan hasil karangan siswa dalam setiap siklus diketahui bahwa siswa sudah dapat mengorganisasikan kalimat dalam paragraf. Dengan adanya pengorgaisasian kalimat dengan baik, maka pembaca akan mudah memahami isi yang dituliskan oleh penulis. Peningkatan pengorganisasian isi dapat ditunjukkan dengan kenaikan nilai rata-rata siswa setiap siklus. Pada prsiklus, nilai rata-rata siswa adalah 12,02 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 13,51, terakhir pada siklus II meningkat menjadi 14,56. c. Kosakata Dengan karangan yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah mampu memanfaatkan kata dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil karangan siklus I dan siklus II, dalam menggunakan kata siswa sudah bervariasi. Dengan adanya variasi ini, orang yang membacanya tidak akan bosan. Peningkatan penggunaan kosakata yang dilakukan siswa ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa selama tindakan. Awalnya nilai siswa pada saat prasiklus sebesar 13,53, meningkat pada siklus I menjadi 13,54, kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 13,85. commit to user cxix d. Pengembangan Bahasa Siswa sudah mampu mengembangkan bahasa dengan baik, hal ini terlihat dari struktur kalimat yang digunakan dalam menyusun karangan argumentasi. Pada prasiklus, siswa belum mampu mengembangkan bahasa dengan baik,sehingga kalimat tidak efektif. Ketidakefektifan ini, misalnya siswa menggunakan kata-kata yang tidak perlu sehingga menimbulkan kemubaziran. Contoh dari kemubaziran itu adalah banyak sekali industri- industri. Kata industri-industri sebenarnya sudah mewakili banyak industri, sehingga seharusnya kata yang digunakan banyak industri atau industri-industri. Selain itu, ada juga kalimat yang maknanya membingungkan atau kabur, seperti: manusia juga sering membuat ulah dengan menebang hutan secara liar sehingga tanah terkikis menyebabkan longsor dan air tidak bisa terserap oleh pohon sehingga terjadilah banjir, banjir juga bisa disebabkan oleh cuaca yang buruk dimusim penghujan, setiap hari hujan bahkan satu minggu hujan terus menerus turun, sehingga menyebabkan banjir yang merugikan masyarakat. Dalam kalimat tersebut dapat membingungkan pembaca karena setelah manusia menebang hutan secara liar akan menyebabkan tanah terkikis dari tanah terkikis tersebut menyebabkan longsor dan air tidak dapat diserap oleh pohon. Dengan demikian dapat diartikan bahwa yang menyebabkan tanah longsor dan air tidak ndapat diserap adalah tanah yang terkikis. Padahal yang menyebabkan air tidak dapat diserap adalah tidak adanya pohon karena ditebang. Selain itu, banjir yang disebabkan oleh cuaca buruk tidak mempunyai katan dengan ulah manusia yang menebang hutan secara liar, sehingga dapat dijadikan kalimat baru. Namun, setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan II, terjadi peningkatan dengan ditandai siswa sudah mampu mengembangkan kalimat dengan baik. Peningkatan pengembangan bahasa yang menjadi baik ini ditandai dengan naiknya nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 15,84, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 16,95, dan pada siklus II meningkat menjadi 17,67. commit to user cxx e. Mekanik Kesalahan mekanik yang sering dilakukan oleh siswa adalah dalam hal ejaan. Dalam karangan siswa sebelum dilakukan tindakan sering ditemukan sebagai berikut. 1 Kesalahan yang berupa penulisan huruf besar, misalnya: Di zaman maju ini banyak didirikan Industri-Industri yang berdampak lebih buruknya keadaan, atau yang lebih dikenal dengan pencemaran Industri. Pada kata industri seharusnya huruf “I” tidak ditulis dengan huruf besar karena bukan merupakan singkatan ataupun huruf pada awal kalimat, sehingga penulisannya menjadi “industri”. 2 Kesalahan tanda baca khususnya koma dan titik, miasalnya: Berbagai dampak sampah dapat merugikan manusia. Tapi banyak juga sampah yang bermanfaat. Setelah kata manusia diakhiri dengan tanda titik kemudian diikuti dengan kata tapi, seharusnya setelah kata manusia adalah koma, karena kata tapi menghubungkan dua hal yang berkebalikan dalam satu kalimat. Dengan demikian penulisannya menjadi: Berbagai dampak sampah dapat merugikan manusia, tapi banyak juga sampah yang bermanfaat. 3 Kesalahan penulusan kata baku, misalnya: kata adalah sering disingkat menjadi adlh, kata yang disingkat menjadi yg. 4 Kesalahan pembentukan kata, misalnya dalam hal penggunaan kata depan dan awalan. Penggunaan kata depan yang salah dalam karangan siswa seperti menunjukkan tempat diindonesia kata tersebut salah karena seharusnya di dipisahkan dari Indonesia karena sebagai kata depan yang menunjukkan tempat. Selain itu kata indonesia juga harus diawali dengan huruf besar karena menunjukkan nama negara. Dengan demikian penulisan yang tepat menjadi “di Indonesia”. Sedangkan penggunaan awalan yang salah, misalnya “di sebabkan”. Kata “di” seharusnya digandeng atau dirangkai dengan kata “sebabkan” karena kata sebabkan tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti, sehingga penulisan yang benar menjadi “disebabkan”. commit to user cxxi Walaupun demikian setelah dilakukan tidakan, nilai rata-rata siswa dalam mekanik meningkat dari siklus I ke siklus II. Pada saat prasiklus nilai rata-rata siswa adalah sebesar 3,66, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 3,72, dilanjutkan pada siklus II menjadi 3,95. f. Perolehan nilai karangan siswa meningkat Berdasarkan nilai karangan argumentasi pada saat prasiklus, kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Pada saat prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah sebesar 61,29, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 66, dan pada siklus II, kembali meningkat menjadi 69,7. Dengan adanya peningkatan nilai yag dicapai siswa, menunjukkan bahwa penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi pada siswa. commit to user cxxii

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-5 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010 2011. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada aspek ini siswa mulai mengajukan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan. Pada prasiklus jumlah nilai rata-rata siswa adalah sebesar 2,10, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 2,45, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 2,90. b. Adanya peningkatan perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran. Pada prasiklus rata-rata perhatian dan konsentrasi siswa adalah 2,18, dilanjutkan pada siklus II naik menjadi 2,72, dan pada siklus II menjadi 3,25. c. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran menulis argumentasi. Siswa semakin bersungguh-sungguh dalam menulis tanpa mengeluh. Peningkatan tersebut ditandai dengan jumlah nilai rata-rata pada prasiklus adalah sebesar 2,00, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 2,55, dan pada siklus II menjadi 3,20. d. Secara keseluruhan, peningkatan nilai proses pembelajaran menulis argumentasi pada prasiklus adalah sebesar 36,84, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 67,5, dan pada siklus II kembali meningkat menjadi 77,5. 2. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-5 106

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Meningkatkan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif tipe think talk write (ttw) pada siswa kelas IV Mi Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang

0 10 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

Penggunaan Strategi Think-Talk-Write (TTW) Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerpen Pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri I Welahan Kabupaten Jepara.

0 0 2

PENGGUNAAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-9 SMA NASIONAL PATI.

0 0 229

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI PUCANGAN 03 TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20152016

0 0 18