Pengaruh Sarana pelayanan kesehatan terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan

5.2.2. Pengaruh Sarana pelayanan kesehatan terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan

Hasil analisis bivariat menunjukkan ibu dengan sarana pelayanan kesehatan baik 67,6 memanfaatkan tenaga profesional sebagai penolong persalinan, sedangkan ibu dengan sosial budaya tidak baik 50,6 memanfaatkan tenaga profesional sebagai penolong persalinan. Berdasarkan hasil uji chi-square antara variabel Sarana pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan penolong persalinan diperoleh nilai p = 0,047 α 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel sarana pelayanan kesehatan terhadap pemanfaatan penolong persalinan. Peneliti menemukan bahwa Sarana pelayanan kesehatan seperti polindes, puskesmas pembantu minimal harus ada di setiap desa begitu juga petugas kesehataanya terutama bidan, penempatan bidan yang tidak merata disetiap desa kemudian seharusnya itu semua juga didukung dengan transportasi maupun jarak yang memadai serta didukung peralatan yang baik. Kenyataan yang ada dilapangan sebenarnya pertolongan persalinan yang diberikan oleh petugas kesehatan terlatih terutama bidan belum merata, banyak bidan- bidan yang pengetahuan akan kesehatan ibu hamil dan ibu bersalin masih kurang sehingga pelayanan kesehatan yang diberikan tidak dapat berjalan total. Tidak semua bidan dan petugas kesehatan lain dapat dikategorikan ahli dalam menjalankan perannya yang bersifat formal dan bertujuan sosial. Ketidaksediaan petugas KIA menetap tinggal di desa dan jarang berkunjung ke dusun-dusun dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Posyandu menjadi kendala dalam memberikan pelayanan Universitas Sumatera Utara kesehatan yang optimal bagi kebutuhan-kebutuhan ibu melahirkan. Kecendrungan masyarakat mengunakan tenaga kesehatan yang sudah senior sebagai penolong persalinan tanpa memandang apakah dia seorang bidan atau tidak yang penting tenaga kesehatan tersebut memiliki peralatan lengkap, bisa menolong persalinan, tinggal dekat dengan responden dan bertugas disaran pelayanan kesehatan. Faktor yang memengaruhi rendahnya pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan Ibu terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup kurangnya kepercayaan ibu terhadap pelayanan kesehatan, ekonomi, dan kesibukan ibu. Sedangkan faktor eksternal mencakup longarnya pengaruh antara tenaga kesehatan dengan pasien, kurangnya sarana dan prasarana kesehatan, mutu pelayanan kesehatan yang kurang memadai, lokasi yang kurang strategis dan transportasi yang kurang memadai. Pentingnya sarana dan prasarana termasuk tenaga medis yang memadai dapat mengurangi tingkat kematian ibu ketika melahirkan. Dengan memadainya sarana dan prasarana kesehatan, ibu bersalin dapat mengakses fasilitas yang tersedia dan sesuai dengan prosedur kesehatan yang semestinya sehingga resiko-resiko yang dapat menyebabkan kematian dapat dihindari Nurjannah, 2011. Menurut Notoatmodjo 2007, sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat terdiri dari rumah sakit, puskesmas, pustu, poliklinik, posyandu, polindes, praktek dokterbidan swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan studi analisis data Susenas tahun 2004 diketahui bahwa sebagian besar masyarakat yang memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan di Kalimantan adalah masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar puskesmas Sedangkan yang bertempat tinggal jauh dari sarana pelayanan kesehatan masih memerlukan pelayanan yang khusus misalnya melalui kunjungan lapangan atau puskesmas keliling, apalagi mengingat kondisi geografis Kalimantan sangat berbeda dengan daerah Jawa Bali. Meskipun sebagian besar responden berada cukup jauh dari sarana pelayanan kesehatan, namun kesadaran yang dimiliki untuk kepentingan Persalinan cukup tinggi. Begitu pula dengan bidan di desa kelurahan setempat, dengan semakin majunya teknologi, maka jarak tidak menjadi kendala yang berarti untuk melayani para ibu hamil yang memerlukan bantuan. Menurut penelitian Amirudin 2006 yang menyatakan bahwa keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan berpengaruh dengan pemilihan tenaga penolong Persalinan.

5.2.3. Pengaruh Kebutuhan Pelayanan Kesehatan terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Pelayanan Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi

5 67 131

Pengaruh Faktor Predisposisi Pemungkin dan Kebutuhan Ibu Bersalin terhadap Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan di Desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

1 70 148

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Kebutuhan Ibu Balita terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

0 31 129

Pengaruh Faktor Predisposisi, Kebutuhan dan Pemungkin Ibu Hamil terhadap Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Kota Medan

12 76 133

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010

2 32 94

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PERTOLONGAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2012

0 4 20

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TENAGA PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG BABUNGO KABUPATEN SOLOK TAHUN 2012.

0 0 7

1. Pengetahuan tentang Pemanfaatan Jampersal - Pengaruh Faktor Predisposisi Pemungkin dan Kebutuhan Ibu Bersalin terhadap Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan di Desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

0 0 43

Pengaruh Faktor Predisposisi Pemungkin dan Kebutuhan Ibu Bersalin terhadap Pemanfaatan Program Jaminan Persalinan di Desa Bandar Khalifah Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA SUNGAI ASAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI ASAM KABUPATEN KUBU RAYA (STUDI PADA IBU – IBU ETNIS MADURA)

0 0 17