Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi

2.2. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia

Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang merangsang orang untuk berfikir, memahami dan menggunakan energinya untuk merealisasikannya. visi menimbulkan perasaan bangga bagi setiap organisasi. Adapun Visi Bank Rakyat Indonesia adalah dalam menjalankan fungsinya BRI mempunyai visi yaitu menjadi bank komerisal yang terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasaan nasabah. Misi adalah serangkaian langkah yang bertujuan untuk mencapai sasaran jangka pendek organisasi. Sedangkan misi Bank Rakyat Indonesia antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat. 2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan praktek good coorporate govermance. 3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2.3. Ruang Lingkup Perusahaan

PT. Bank Rakyat Indonesia adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan. Produk-produk perbankan yang ditawarkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia berupa produk simpanan, pinjaman dan jasa perbankan lainnya. Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Simpanan dan Pinjaman

Dalam melaksanakan kegiatannya, BRI konsisten dalam hal melayani nasabah yang melakukan simpanan. Simpanan pada BRI melayani tabungan masyarakat atau dana pihak ketiga berupa: 1. Deposito 2. Tabungan 3. Giro Dalam melayani jasa peminjaman, terdapat 2 sektor antara lain: 1. Pinjaman Bidang Kredit Komersial Pinjaman ini diperuntukkan bagi pemgusaha-pengusaha besar yang mengembangkan usahanya. Pinjaman kredit komersial terbagi atas beberapa sektor: a. Kredit Bisnis Menengah Kredit bisnis menengah adalah fasilitas kredit yang diberikan kepada debitor dengan total eksposure kredit direct maupun contogent baik secara individu maupun grup diatas Rp. 5 Milyar sampai batas Maximum Pemberian Kredit BPMK. Sasaran kredit bisnis menengah yaitu: - Menghasilkan keuntungan yang optimal melalui pemberian kredit, pelayanan produk dan jasa perbankan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian. - Dalam mencapau sasaran tersebut, bisnis menengah melibatkan jaringan kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia serta mengkaitkannya dengan pengembangan bisnis Makro dan Bisnis Ritel. Universitas Sumatera Utara b. Kredit Ritel Kredit Ritel adalah kredit dengan total eksposure individual mauoun grup sampai dengan Rp. 5 Milyar baik direct maupun contingent untuk kegiatan usaha yang produktif dan atau konsumtif kecuali kredit program, kupedes dan kredit yang disalurkan oleh unit kerja BRI diluar negeri. Berdasarkan tujuan penggunaannya, jenis kredit ritel meliputi: - Modal Kerja - Investasi - Konsumtif Sasaran kredit ritel adalah mengembangkan potofolio kredit ritel yang sehat dan menguntungkan melalui pemberian kredit yang memperhatikan asas kehati-hatian dengan memfokuskan pada segmen pasar ritel, serta memberikan pelayanan produk yang sesuai dengan kebutuhan peminjamcalon peminjam. c. Program SOP Program SOP adalah program yang diperuntukkan bagi usaha sektor pertanianpangan. Kredit komersial dari segi penggunaanya dibagi atas 2, yaitu: - Kredit Modal Kerja KMK - Kredit Investasi Universitas Sumatera Utara 2. Pinjaman Konsumer Pinjaman Konsumer diperuntukkan bagi golongan yang berpenghasilan tetappegawai. 3. Jasa Perbankan Lainnya Dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia menerima pembayaran rekening telepon, kliring dan transport.

2.4. Lokasi Perusahaan

PT. Bank Rakyat Indonesia berlokasi di Jalan Sisingamangaraja No. 241 Medan, Sumatera Utara.

2.5. Struktur Organisasi

Hubungan dan kerjasama dalam organisasi dituangkan dalam suatu struktur organisasi. Sturktur organisasi adalah merupakan bagan yang memberikan gambaran secara skematis tentang penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur organisasi secara jelas dan terperinci. Struktur organisasi yang digunakan pada PT. Bank Rakyat Indonesia adalah struktur organisasi fungsional. Hubungan fungsional terlihat pada adanya wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang Universitas Sumatera Utara mempunyai keahlian khusus. Bagan struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1 Uraian tugas, wewenang, dan tanggungjawab pihak manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia Sisingamangaraja Medan antara lain: 1. Pemimpin cabang merupakan pejabat tertinggi di kantor cabang. Tugas dari pemimpin cabang antara lain : a. Membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, b. Memfungsikan dan mengawasi semua unit kerja di bawahnya dan pekerja binaannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabahnya, c. Melakukan kegiatan pemasaran dana, jasa, serta kredit dalam rangka memperluas pangsa pasar, d. Mempersiapkan, mengusulkan, melakukan negosiasi, merevisi rencana kerja dan anggaran RKA dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia BRI Kantor Cabang KC Sisingamangaraja Medan Pemimpin Cabang Manager Pemasaran MP Spv. Penunjang Bisnis SPB Ass. Manager Operasional Fungsi AO Komersil AO Konsumer Funding Officer FO Fungsi ADK Komersial Fungsi ADK Konsumer Fungsi Logistik SDM Sekretariat Fungsi IT Laporan Fungsi ADM DJS Fungsi Teller Fungsi Kliring Fungsi UPN Universitas Sumatera Utara 2. Manajer Pemasaran Manajer pemasaran ini bertanggung jawab kepada pemimpin cabang. Manajer pemasaran mempunyai tugas sebagai berikut : a. Membantu pemimpin cabang dalam mempersiapkan rencana kerja dan anggaran RKA dalam rangka mencapai target bisnis yang telah ditetapkan serta mendukung pemimpin cabang dalam membina dan mengkoordinasikan unit-unit kerja di bawahnya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, terutama yang terkait dengan bidang pemasaran, b. Memfungsikan bawahannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan kantor cabang guna mewujudkan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi nasabah. 3. Manajer Operasional Manajer operasional bertanggung jawab langsung kepada pemimpin cabang. Manajer operasional mempunyai tugas: a. Memastikan bahwa pengelolaan kas kantor cabang dan surat-surat berharga telah benar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menjaga aset bank, b. Memastikan bahwa setiap transaksi pembukuan tunai, kliring, dan pemindah bukuan sesuai wewenang telah disahkan dengan tepat dan benar untuk menghindari penyalahgunaan wewenang, c. Memastikan bahwa seluruh kegiatan bidang rumah tangga telah berjalan efektif dan efisien untuk memperlancar operasional kantor cabang dan mengurangi kerugian yang mungkin timbul, Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Sejarah Teori Antrian

2 Sistem antrian merupakan sistem yang mencakup barisan antri dan fasilitas pelayanan. Langganan yang memerlukan pelayanan terbentuk dari waktu ke waktu yang berasal dari suatu sumber masukan yang disebut calling population. Teori antrian queueing theory diawali oleh Agner Kraup Erlang pada 1 Januari 1878 - 3 Februari 1929 yang pertama kali mempublikasikan makalah mengenai Queueing Theory pada tahun 1909. A.K. Erlang adalah seorang insinyur asal Denmark yang bekerja di Copenhagen Telephone. Pada saat itu, permintaan hubungan telepon ke satu nomor masih dilayani secara manual oleh operator dimana pada saat-saat sibuk peminta harus menunggu untuk bisa disambungkan dengan nomor yang dikehendaki karena padatnya lau lintas komunikasi. Pada tahun 1917, AK. Erlang memperbaiki penemuannya dan kemudian disusul oleh Molina 1927 dan Thorton 1928. Sebelum perang dunia kedua berakhir, teori ini telah diperluas penerapannya ke masalah-masalah umum dengan memasukkan faktor antri dan garis tunggu. Penggunaan istilah sistem antrian queueing theory dijumpai pertama kali pada tahun 1951 di dalam Journal Royal Statistical Society. 2 Siswanto. Operation Researh jilid II. Yogyakarta : Penerbit Erlangga. 2006. Hal : 217 Universitas Sumatera Utara