C. Fungsi Dan Peranan Lembaga Bantuan Hukum LBH Dalam Proses Peradilan Pidana
1. Fungsi Lembaga Bantuan Hukum
Fungsi merupakan pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapai. Fungsi merealisir tujuan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Adapun yang menjadi fungsi
Lembaga Bantuan Hukum sehubungan dengan tujuan Lembaga Bantuan Hukum adalah sebagai berikut:
56
a. Public Services
Hal ini sehubungan dengan kondisi sosial ekonomis dimana karena sebagian besar dari masyarakat kita tergolong tidak mampu atau kurang mampu untuk
menggunakan dan membayar jasa Advokat, maka Lembaga Bantuan Hukum memberikan jasa-jasanya dengan cuma-cuma.
b. Social education
Ini sehubungan dengan kondisi sosial kultural, dimana Lembaga Bantuan Hukum dengan suatu perencanaan yang matang dan sistematis serta metode
kerja yang praktis harus memberikan penerangan-penerangan dan petunjuk- petunjuk untuk mendidik masyarakat agar lebih sadar dan mengerti hak-hak
dan kewajiban-kewajibannya menurut hukum, sehingga dengan demikian sekaligus menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran hukum masyarakat.
Social education di bidang hukum ini adalah tidak mudah karena menyangkut mentalitas sikap dan nilai-nilai yang berlaku sekarang dalam masyarakat.
Mentalitas takut, khawatir, segan, perasaan malu bahkan prejudice terhadap
56
Soerjono Soekanto, Op. cit., hal. 123-125.
Universitas Sumatera Utara
segala sesuatu yang berhubungan dengan hukum dan proses peradilan karena takut terbawa-bawa harus diubah, menjadi keberanian dan kemauan untuk
menyelesaikan segala sesuatu menurut hukum. c.
Perbaikan tertib hukum Ini sehubungan dengan kondisi sosial politik, dimana peranan lembaga tidak
hanya terbatas pada perbaikan-perbaikan dibidang peradilan pada umumnya dan profesi pembelaan pada khususnya, akan tetapi juga dapat melakukan
pekerjaan-pekerjaan ombudsman selaku partisipasi masyarakat dalam bentuk kontrol dengan kritik-kritik dan saran-sarannya untuk memperbaiki
kepincangan-kepincangan ataupun mengoreksi tindakan-tindakan penguasa yang merugikan masyarakat.
d. Pembaharuan hukum
Dari pengalaman-pengalaman praktis dalam melaksanakan fungsinya lembaga menemukan peraturan-peraturan hukum yang sudah usang tidak memenuhi
kebutuhan, bahkan kadang-kadang bertentangan atau menghambat perkembangan keadaan. Berdasarkan pengalaman ini lembaga dapat
mempelopori usul-usul perubahan Undang-undang kerah pembaharuan hukum sesuai dengan atau untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru dalam masa
pembangunan sekarang ini. Usul-usul perubahan Undang-undang ini tidak perlu dan tidak mungkin mencakup keseluruhan tata hukum, namun cukuplah
dengan perubahan praktis dan urgen. Dalam hal ini lembaga dapat bekerja sama dengan fakultas-fakultas hukum dalam memikirkan usaha-usaha
Universitas Sumatera Utara
pembaharuan hukum. e.
Pembukaan lapangan pekerjaan Sudah menjadi kenyataan bahwa dewasa ini terdapat banyak pengangguran
sarjana-sarjana hukum yang tidak atau belum dimanfaatkan atau dikerahkan pada pekerjaan-pekerjaan yang relevan dengan bidangnya dalam rangka
pembanguna nasional. Lembaga Bantuan Hukum dalam hal ini dapat menjalankan fungsinya dengan menampung tenaga-tenaga sarjana hukum
tersebut. f.
Practical training Fungsi terakhir yang tidak kalah pentingnya bahkan diperlukan oleh lembaga
dalam mendekatkan dirinya dan menjaga hubungan baik dengan sentrum- sentrum ilmu pengetahuan adalah kerja sama antara lembaga dengan Fakultas-
fakultas Hukum setempat. Kerja sama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak. Bagi Fakultas-fakultas Hukum, lembaga dapat dijadikan tempat latihan
praktek bagi para mahasiswa-mahasiswa hukum dalam rangka mempersiapkan dirinya menjadi sarjana hukum dimana para mahasiswa dapat menguji teori-
teori yang dipelajari dengan kenyataan-kenyataan dan kebutuhan-kebutuhan dalam praktek dan dengan demikian sekaligus mendapatkan pengalaman. Bagi
lembaga, kerja sama diharapkan akan membawa efek turut menjaga idealisme lembaga, disamping memperoleh sumbangan-sumbangan pikiran dan saran-
Universitas Sumatera Utara
saran ilmiah maupun partisipasi tenaga mahasiswa untuk perkembangan dan kemajuan bangsa.
57
2. Peranan Lembaga Bantuan Hukum