C. Tugas dan Kewenangan Lembaga Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan Pidana
1. Tugas Lembaga Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan Pidana
Tugas Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat dalam memberikan jasa hukum kepada masyarakat tidak terinci dalam uraian tugas dalam Undang-undang
Advokat Nomor 18 Tahun 2003, hal ini karena ia bukan pejabat negara sebagai pelaksana hukum.
48
Semestinya pengertian jasa hukum dapat diturunkan dalam berbagai ketentuan yang lebih detail, karena inilah yang akan menjadi pegangan tentang
Tetapi merupakan profesi yang bergerak dibidang hukum untuk memberikan pembelaan, pendampingan, dan menjadi kuasa untuk dan atas
nama kliennya. Namun apabila dilihat dari pasal 1 angka 1 Undang-undang Advokat yang menyatakan: Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa
hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang ini. Selanjutnya dalam pasal 1 angka 2
dinyatakan: jasa hukum adalah jasa yang diberikan oleh Advokat berupa konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,
membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien. Artinya bahwa yang menjadi tugas Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat
adalah memberikan jasa hukum baik di dalam dan di luar pengadilan.
48
Hasil wawancara dengan Bapak Muslim Tanjung, Wakil Direktur LBH Medan, Medan, Pada Tanggal 22 Oktober 2009.
Universitas Sumatera Utara
apa tugas Advokat yang sebenarnya.
49
a Memberikan konsultasi terhadap permasalahan dan kepentingan hukum klien;
menyusun atau mewakili klien dalam mengadakan perjanjian dengan pihak lain.
Sekurang-kurangnya jasa hukum harus meliputi:
b Mendampingi klien yang diperiksa, ditangkap atau ditahan oleh aparat
penegak hukum baik atas tuduhan melakukan tindak pidana atau tidak. c
Mempersiapkan pembelaan atau dokumen lain yang digunakan dalam proses peradilan.
d Mempersiapkan instrumen-instrumen hukum untuk melakukan tindakan
hukum atau memenuhi prosedur hukum tertentu bagi kepentingan hukum klien.
e Mewakili dan membela kepentingan hukum klien di dalam maupun di luar
pengadilan. Sedangkan Mr. Soemarno P. Wirjanto mengemukakan bahwa tugas
Advokat secara implisit dinyatakan dalam Undang-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003 yang terdiri dari tiga macam:
1. Sebagai Procurator, yaitu mewakili dan membantu kliennya di dalam segala
pekerjaan yang diperlukan untuk mempersiapkan perkara pengadilan sehingga siap untuk diputus oleh hakim.
49
Dwi Nurdiansyah Santosa, Skripsi Analisis Yuridis Hak Imunitas dan Malpraktek Advokat Serta Implementasinya Di Kota Surakarta, Surakarta: Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2009, hal. 97.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai “Pleader” atau “Pleiter”, yaitu mengucapkan pledoi , presentase
fakta-fakta, argumentasi hukum, sehingga hakim mendapat pandangan yang tepat terhadap fakta-fakta suatu perkara dan hukum yang berlaku untuk itu.
3. Sebagai Jurist-consult, yaitu memberi nasihat hukum diluar peradilan,
membantu dengan atau membuat akta-akta hukum, perdamaian hukum dan lain-lain.
50
Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membeda-bedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis
kelamin, agama, politik, politik, ras atau latar belakang sosial, dan budaya sebagaimana diatur dalam pasal 18 ayat 1 Undang-undang Advokat Nomor 18
Tahun 2003. Tugas profesi Advokat adalah bebas, berani dan penuh tanggung jawab, memberikan bantuan hukum baik di dalam dan di luar pengadilan kepada
setiap orang yang memerlukannya. Dalam memberikan jasa hukum kepada klien, maka sebelum bertindak Lembaga Bantuan Hukum harus dapat bahan atau data
selengkap-lengkapnya yang menyangkut permasalahan, bagaimana hubungan kausalitas facta delicti dengan facta yuridis yang menyangkut permasalahan
hukum yang dihadapi klien. Klien berkewajiban memberikan keterangan yang jelas menyangkut dirinya, namun sebaliknya klien akan mendapat perlindungan
hukum sepenuhnya dari Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat. Dilihat dari tugas Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat, maka
dapatlah diketahui ada hubungan yang khusus di antara Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat dengan kliennya dalam masalah bantuan hukum. Hubungan yang
50
Djoko Prakoso, Kedudukan Justisiable Di Dalam KUHAP, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986, Hal. 38.
Universitas Sumatera Utara
khusus itu diakibatkan adanya suatu hubungan “fiduciary” antara Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat dengan kliennya. Hubungan tersebut, ada suatu
kepercayaan yang penuh yang diberikan oleh klien kepada Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat. Kepercayaan yang diberikan oleh klien kepada
Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat sangatlah besar bahkan mungkin merupakan pertaruhan hidupya. Ia dapat saja mengorbankan materi apapun yang
dimilikinya demi mempertahankan kebenaran yang diyakininya. Secara terbuka klien menceritakan rahasia-rahasia hidupnya kepada Lembaga Bantuan Hukum
sebagai Advokat, yang ia pandang dapat menariknya dari tempat kesukaran, sehingga Lembaga Bantuan Hukum sebagai Advokat mempunyai tanggung jawab
moral dan hukum yang tinggi terhadap kliennya, kemampuan, itikad baik, loyalitas, dan kejujuran terhadap kliennya, dengan derajat yang tinggi dan tidak
terbagi.
2. Kewenangan Lembaga Bantuan Hukum Dalam Proses Peradilan Pidana