29
2.3 Kerangka Konseptual
Persaingan antara usaha yang menawarkan produk atau jasa semakin ketat dan kompetitif sehingga menuntut manajemen perusahaan untuk melakukan terobosan
baru sehingga dapat menjadikan ciri khas perusahaan dibandingkan pesaingnya. Hal yang dapat dilakukan oleh wirausaha untuk membedakan antara usahanya
dengan pesaing yaitu keinginan untuk terus berinovasi dalam produkjasa yang ditawarkan kepada pelanggan dan memberikan pelayanan yang optimal bagi
kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi produkjasa perusahaan untuk pemenuhan kebutuhan untuk menciptakan loyalitas pelanggan itu sendiri terhadap
produkjasa yang ditawarkan oleh perusahaan ataupun sebuah usaha. Menurut Suryana dan Goman 2008:32dalam Alma 2009:68, inovasi adalah
kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.Inovasi sebagai
“proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk
barangjasa yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah,
bahkan bagi dunia. Menurut Laksana 2008:85 pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
Menurut Tjiptono dan Chandra 2011:162 kualitas jasa atau kualitas pelayanan merupakan kontribusi signifikan bagi penciptaan diferensiasi,
Universitas Sumatera Utara
30
positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi pemasaran baik perusahaan
manufaktur maupun penyedia jasa. Adanya inovasi yang dilakukan oleh seorang wirausaha baik dari produk
maupun jasa yang ditawarkan kepada pelanggan serta memberikan pelayanan optimal diharapkan mampu membuat pelanggan menjadi loyal dan terus
menggunakan atau memakai produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan ataupun usaha.
Seorang konsumen yang sudah sangat sering melakukan pembelian terhadap satu merek jasa, tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain
merek jasa yang dibelinya. Ketika merek jasa itu tidak tersedia di toko yang ditujunya, dia terus berusaha mencari jasa itu sampai ke tempat yang jauh
sekalipun. Bahkan ketika merek jasa itu tidak tersedia, dan petugas penjualan mengatakan merek jasa yang dicarinya akan datang beberapa hari kemudian, dia
bersedia menunggunya. Jika ada konsumen dalam pembeliannya berperilaku seperti itu, maka bisa disebut konsumen itu sangat loyal terhadap merek
pilihannya brand loyalty. Menurut Kotler 2008 : 560 bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari
berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini merekomendasikan orang lain untuk membeli.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dalam kerangka dan paradigma penelitian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
31
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis