Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada KOnsep Permintaan Dan Penawaran

(1)

KONTRIBUSI MEDIA

CHART

TERHADAP HASIL BELAJAR

EKONOMI SISWA PADA KONSEP PERMINTAAN DAN

PENAWARAN

(Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS

(S.Pd)

Oleh :

HALIMATUS SADIYAH NIM : 106015000461

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

ABSTRAK

HALIMATUS SADIYAH, 2010, “Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Konsep Permintaan dan

Penawawaran” (Studi Eksperimen Di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor), Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Ekonomi, Permintaan, Penawaran, Media,Chart. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Ekonomi, mengenai penggunaan media di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol diketahui terdapat kekurangan fasilitas media untuk menunjang pembelajaran ekonomi. Untuk mengatasinya, peneliti menggunakan mediachart. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontribusi media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran. Siswa kelas XB sebagai kelompok eksperimen (menggunakan mediachart) dan kelas XA sebagai kelas kontrol (tanpa menggunakan mediachart) di MAN Jonggol.

Perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kontrol menyebabkan perbedaan hasil belajar Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran, untuk kelompok eksperimen meningkat lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Adapun indikator keberhasilannya adalah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) Ekonomi siswa kelas X indikator keberhasilannya adalah 70% sebesar 65.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pretes dan postes, serta instrumen nontes berupa hasil wawancara, dan lembar kuesioner.

Berdasarkan hasil Normal Gain, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 0,52 dan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol sebesar 0,37. Selain itu berdasarkan hasil uji “t” postes pada kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai nilai thitung postes = 3,27 > ttabel = 1,99 (taraf signifikan 5%). Sedangkan indikator keberhasilan nilai ekonomi kedua kelompok telah mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 65, nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar 73,75 lebih tinggi dari kolempok kontrol sebesar 65,9. Hal ini menujukkan bahwa terdapat kontribusi media chart terhadap hasil belajar Ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran di MAN Jonggol. Ini berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima karena terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Berdasarkan hasil analisis kuesioner respon pembelajaran Ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran kedua kelompok adalah baik untuk kelompok kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 29,65 dan sangat baik untuk kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 31,8.

Setelah pembelajaran ekonomi diketahui bahwa media chart bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran. Siswa senang terhadap pembelajaran menggunakan mediachart.


(3)

ABSTRACT

HALIMATUS SADIYAH, 2010, “The contribution of Media Chart toward

students’ achievement of economic learning on the concept of demand and supply” (An Experiment Research at Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor), Skripsi, Department fo social science education, the

Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Pembimbing : Drs. H. Nurochim, MM.

Kata Kunci: Learning Achievement, Economy, Demand, Supply, Media,Chart. Based on the result of interview with the economy teacher about the use of media at Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, it was found that the teacher lack of learning facilities to support economic media. The writer uses the chart media to overcome this problem. The aim of tis research is to know how is the contribution of chart media toward the students’ achievement of economy on

demand and supply concept. Students of XB class as an experiment group (use chart media) and XA class as control class (without the use of chart media) at MAN Jonggol.

Treatment differences between experimental and control groups led to differences in learning achievement of Economics on the concept of demand and supply, for the experimental group increased higher than the control group. The criterion of success of the study was 70% of the students’ score of economy subject at X Economy class achieve the Minimum Mastery Criterion- Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)sixty five (65).

The Method used in this research was experimental research. The instruments used were pretest, posttest, interview sheet and questionnaire.

Based on the result of Normal Gain, the mean score of the students’

achievment of experiment group was 0,52 and higher than the control group that gain the score 0,37. Besides, based on the test result of“t”posttest in both groups showed a significant difference between experimental group and control group with the score of tcount = 3,27 > ttable = 1,99 (significant level 5%). Meanwhile the score of the students’ economy achievement in both groups has achieved the

criterion of success proved by achieving the score of the Minimum Mastery Criterion-Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)sixty five (65). The mean score of the experiment group was 73,75. It was higher than the control group that gain the score 65,9. It was showed tah there was a contribution ofchart media toward the

students’ achievement of economy on the concept of demand and supply at MAN

Jonggol. It meant that the alternative hypothesis (Ha) was accepted because there was a significant difference on both groups. Based on the result of questionnaire

from both groups, the students’ response toward the teaching and learning

economy on the concept of demand and supply was good. The mean score of control group was 29,65 and the score of experimental group was 31,8.


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul

Kontribusi Media Chart Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran”, dapat terselesaikan. Sholawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga hari akhir nanti, amin.

Selesainya skripsi ini tak luput dari do’a, kesungguhan hati, kerja keras

serta bantuan dari berbagai pihak, baik saran bimbingan maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih saya ucapkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Dosen pembimbing skripsi, yang selalu memberikan bimbingan, arahan nasihat, saran, ilmu, waktu, sabar serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat hingga masa mendatang.

5. Kedua Orang tua ku, Abi (Saepudin) serta Umi (Sopiah) tercinta yang selalu bersabar dan tak henti mendoakan penulis serta memberikan dorongan moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak-kakak ku Kang Dasep, Kang Agus, Kang Saepulloh, Kang Wahyu, Kang Abu, Teteh-teteh Ipar, serta Teh Neneng Fadhillah, terimakasih atas kasih sayang dan selalu memberikan motivasi untuk penulis.


(5)

7. Bapak Drs H. Husin Abbas, Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol, Ibu Tanti Sopianti S.Pd guru bidang studi Ekonomi, serta seluruh guru dan staf MAN Jonggol yang telah banyak membantu memberikan bimbingan serta motivasi selama penelitian berlangsung.

8. Sahabat-sahabat ku Nia Mariana, Kak Fay, Rosmiati, Nur Azizah, , dan Supendi, yang selalu memberikan bantuan, dukungan semangat, menghibur dan bertukar fikiran.

9. Sahabat-sahabat ku seperjuangan P.IPS 2006, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

10. Nur el Qolby, yang selalu memberikan curahan perhatian dan dukungan serta mendampingi penulis saat resah, lelah dan bahagia.

11. Para Anggota, Pengurus, DPO dan seluruh keluarga besar HIQMA (Himpunan Qori Qoriah Mahasiswa) UIN Jakarta, khususnya anggota angkatan 2007 yang telah memberikan banyak pengalaman yang berkesan dan bermanfaat bagi penulis.

12. Rental BJ yang selalu siap membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dengan tanpa pengurangi rasa termakasih yang sangat. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal, Amin.

Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Alhamdulillahirobbil ‘Aalamiin

Wassalaamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Jakarta, 3 Desember 2010


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ... 10

1. Hakikat Media... 10

2. MediaChart... 20

3. Hakikat Hasil Belajar ... 26

4. Hakikat Ekonomi ... 34

5. Kajian Penelitian Yang Relevan ... 45

B. Kerangka Berfikir... 45

C. Pengajuan Hipotesis ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47


(7)

2. Waktu Penelitian ... 47

B. Metode dan Desain Penelitian ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Instrumen Penelitian... 49

E. Teknik Pengumpulan Data... 51

F. Uji Coba Soal ... 52

G. Uji Pra Syarat Analisis Data ... 55

H. Analisis Data dan Interpretasi Hasil analisis... 56

J. Hipotesis Statistik ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jonggol... 60

B. Deskripsi Data dan Analisis Data ... 61

1. Peningkatan Hasil Belajar ... 61

2. Kontribusi MediaChart... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA... 90 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel. 2.1 Tingkat harga dan jumlah barang yang diminta Pada setiap tingkat

harga ... 40

Tabel. 2.2 Jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai macam tingkat harga ... 43

Tabel 3.1 Kisi-kisi Hasil Belajar Ekonomi ... 50

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen MediaChart... 51

Tabel. 4.1 Deskripsi DataPretest Kelompok Eksperimen ... 62

Tabel. 4.2 Konversi Skor ... 63

Tabel. 4.3 Distribusi Frekuensi PresestKelompok Eksperimen ... 63

Tabel 4.4 Deskripsi DataPostest Kelompok Eksperimen ... 64

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi PostestKelompok Eksperimen ... 65

Tabel 4.6 Deskripsi DataPretest Kelompok Kontrol ... 66

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi PretestKelompok Kontrol ... 66

Tabel 4.8 Deskripsi DataPostest Kelompok Kontrol ... 67

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Postest Kelompok Kontrol ... 68

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rata-rataPretest, Postestdan Selisih, yang menggunakan MediaChart dan Tidak Menggunakan MediaChart. ... 69

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemapuan Kelompok Eksperimen ... 71

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelompok Kontrol ... 72

Tabel 4.13 Perhitungan Uji Homogenitas ... 73

Tabel. 4.14 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test ... 73

Tabel. 4.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test ... 74

Tabel. 4.16 Tertarik Terhadap Pelajaran Ekonomi Terutama Konsep Permintaan Dan Penawaran ... 75

Tabel 4.17 Kesulitan Dalam Memahami Pelajaran Ekonomi ... 76


(9)

Tabel.4.19 Media Dalam Pembelajaran Sering Disajikan Dalam Pelajaran Ekonomi ... 77 Tabel.4.20 Berharap Guru Lebih Sering Memakai Media Dalam Pembelajaran, Terutama Ekonomi ... 78 Tabel 4.21 Penggunaan Media Membuat Siswa Lebih Fokus Dalam Belajar Dikelas ... 78 Tabel 4.22 Media Chart (Bagan) Sangat Membantu Siswa Untuk Memahami Konsep Permintaan Dan Penawaran ... 79 Tabel 4.23 Senang Terhadap Pembelajaran Ekonomi Menggunakan Media Chart (Bagan) ... 80 Tabel 4.24 Penggunaan Media Chart (Bagan) Dalam Pembelajaran Ekonomi Tidak Bermanfaat ... 81 Tabel 4.25 Media Chart (Bagan) Sangat Sesuai Digunakan Pada Konsep Permintaan Dan Penawaran ... 81 Tabel.4.26 Frekuensi respon siswa pada pembelajaran Ekonomi ... 82 Tabel 4.27 Konversi Skor Angket ... 84


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Permintaan... 41 Gambar 2.2 Kurva Penawaran Berdasarkan Hukum Penawaran... 44 Gambar 4.1 Histogram Frekuensi HasilPretestKelompok Eksperimen ... 63 Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi HasilPostest

Kelompok Eksperimen... 65 Gambar 4.3 Histogram Distribusi Frekuensi HasilPretestKelompok

Kontrol ... 67 Gambar 4.4 Histogram Distribusi Frekuensi HasilPostest Kelompok

Kontrol ... 68 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Koginif Siswa Yang Menggunakan

MediaChart Dan Yang Tidak Menggunakan MediaChart... 70 Gambar 4.6 Histogram Gain Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 71


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lampiran 2 RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran) 3. Lampiran 3 Contoh MediaChart (Bagan)

4. Lampiran 4 Instrumen Tes hasil belajar 5. Lampiran 5 Pedoman Wawancara 6. Lampiran 6 Kunci Jawaban

7. Lampiran 7 Instrumen Kuesioner Respons Siswa

8. Lampiran 8 Tabel DataUji Validitas dan Reliabilitas Soal 9. Lampiran 9 Tabel Uji Daya Beda

10. Lampiran 10 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 11. Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

12. Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Beda 13. Lampiran 13 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas

14. Lampiran 14 Daftar Nilai Hasil Tes Hasil Belajar 15. Lampiran 15 Data Hasil Kuesioner

16. Lampiran 16 Hasil Wawancara 17. Lampiran 17 Profil MAN Jonggol

18. Lampiran 18 Visi, Misi dan Tujuan MAN Jonggol 19. Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis

20. Lampiran 20 Tabel Nilai “t” Derajat Kebebasan (dk) 21. Lampiran 21 Dokumentasi Penelitian

22. Lampiran 22 Surat Pengajuan Proposal 23. Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi 24. Lampiran 24 Surat Izin Wawancara

25. Lampiran 25 Surat Permohonan Penelitian

26. Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian 27. Lampiran 27 Uji Referensi


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan fondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang yang diperhitungkan kedudukan dan kemampuannya di masyarakat adalah yang memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan, maka lahirlah manusia yang menjadi sumber daya dari suatu Negara dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Hal tersebut tercantum dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang pendidikan nasional dinyatakan sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara1

Begitu pentingnya pendidikan dalam suatu Negara ini dikarenakan suatu Negara akan berhasil jika memiliki masyarakat yang mampu bersaing dengan dunia luar yang tentunya dengan pendidikan yang sangat baik. Dalam hal ini, belajar merupakan proses penting dalam pendidikan.

1

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 (Bandung : CV Citra Umbara, 2003), h. 3


(13)

Menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”2 Menurut Faturrohman dan Sutikno belajar pada hakikatnya

adalah “perubahan yang terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu.”3 Perubahan itu bersifat secara relatif konstan. Kemudian

Hamalik mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang

baru berkat pengalaman dan latihan”.4

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi karena adanya interaksi pada diri disetiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar ini terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja di mana saja, salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya proses belajar yang mampu merubah pola pemikirannya.

Dalam peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki peran yang kuat karena sebagai transformator pendidikan kepada siswanya (peserta didik), oleh karena itu guru harus mempersiapkan perencanaan yang baik dalam proses pembelajarannya untuk meningkatkan kemampuan dan hasil pada setiap anak didiknya.

Guru dalam Undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan Dosendinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”5 Dengan guru yang

2

Slameto,Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Renika Cipta, 2010), cet ke-5 h. 2

3

Pupuh Faturrohman dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT. Refika Aditama), cet ke-1 h. 6

4

Indra Maulana, “Pengertian Belajar” darihttp://www.siaksoft.net, 18 Juni 2010

5

Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005), cet ke-1 h. 2


(14)

professional maka dapat dihasilkan pula siswa yang memiliki kompetensi yang baik dan dapat bersaing dengan dunia luar.

Adapun peran guru menurut E. Mulyasa, yakni: guru sebagai “pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan kulminator”.6

Dengan peran-peran di atas diharapkan guru mampu menjadi pendidik yang baik bagi siswa, dan juga mampu menghasilkan peserta didik dengan hasil yang baik pula, karena guru sebagai motivator agar siswa termotivasi untuk berhasil.

Interaksi yang baik antara guru dan murid akan mampu menjadikan proses pembelajaran yang baik dan aktif sehingga murid menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik pula.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, sebagai pemegang peran utama dalam menentukan keberhasilan peserta didik terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar. Maka dari itu perbaikan kualitas guru salah satunya pengembangan kompetensi harus ditunjang sebaik mungkin.

Menurut Jalal dan Mustafa, menyimpulkan bahwa “komponen guru sangat mempengaruhi kualitas pengajaran melalui (1) penyediaan waktu lebih banyak pada peserta didik, (2) interaksi dengan peserta didik yang lebih intensif/sering, (3) tingginya tanggung jawab mengajar dari guru. Karena itu, baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan fungsi guru”.7

Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa peserta didik akan mampu belajar dan mendapatkan hasil belajar yang baik jika ditunjang dengan kemampuan guru sebagai pembangkit dan motivator yang baik. Dalam kaitannya mengenai hasil belajar, menurut Suharsimin Arikunto hasil belajar

6

E. Mulyasa Menjadi Guru Professional : Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-8, h. 37-63

7

E. Mulyasa, M.Pd, Standari Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet ke-1 h. 9


(15)

adalah, “Hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu

tampak dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur”.8 Sedangkan Nana

Sudjana menjelaskan bahwa “pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”9 Hasil belajar sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dapat merubah pengalaman dan perilaku seseorang terhadap sesuatu dengan perubahan perilaku dan pengalaman tergantung kepada proses belajar di dalam kelas, hasil belajar yang baik akan tercapai jika penggunaan metode yang tepat yang diberikan oleh guru dalam mengajar sesuai dengan materi dan karakter siswa.

Dalam proses pembelajaran yang menentukan suksesnya suatu pembelajaran salah satunya ditunjang oleh media. Menurut Heinich, media

merupakan “alat saluran komunikasi”.10 media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Sedangkan menurut Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku,tape recorder, kaset, video recoder, film slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik televisi, dan komputer”.11

Secara sederhana media merupakan alat komunikasi berupa fisik dari guru kepada peserta didik. Dalam penelitian ini penulis mengkhususkan media pembelajaran yang digunakan adalah mediaChart atau bagan. Menurut Ahmad Sabri, bagan adalah “gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis gambar”.12 Sedangkan Usman dan Asnawir berpendapat mediaChart adalah“suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga orang, keluarga ditinjau dari

8

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) cet ke-4, h. 43

9

Nana Sudjana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Remaja Rosda Karya,1992).h.22

10

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) cet ke-2, h.6

11

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran(Jakarta : PT Remaja Rosda Karya,2010), cet ke-13 h.4

12

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: PT . Ciputat Press, 2010), cet ke-3, h. 109


(16)

sudut waktu dan ruang.”13 Media ini terdiri dari bagan yang berisi gambar ataupun materi pokok yang dibahas, yang diharapkan mampu membangkitkan minat siswa.

Berdasarkan pengamatan banyak pihak masih dirasakan bahwa pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh para guru di sekolah, lebih didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa, akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru terkesan lebih merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Keadaan dan fenomena seperti ini kemungkinan tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai pelaksana kurikulum dan pengajar sangatlah kompleks dan sulit.

Numan Sumantri mengatakan bahwa “pembelajaran IPS yang diberikan

di sekolah-sekolah sangat menjemukan, membosankan. Hal ini disebabkan penyajiannya bersifat monoton dan ekspositoris, sehingga siswa kurang antusias yang dapat mengakibatkan pelajaran kurang menarik”.14 Kelemahan-kelemahan tersebut diperberat lagi oleh beberapa kondisi yang ada, di antaranya masih berlakunya sistem guru kelas harus mengajarkan beberapa mata pelajaran. Masing-masing mata pelajaran itu mempunyai karakteristik atau ciri tersendiri. Bukan tidak mungkin belum terkuasai sepenuhnya oleh guru, baik substansi maupun metodologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Suyanto tahun 1999 mengungkapkan bahwa dalam Pembelajaran Pendidikan Ekonomi di SLTP ditemukan ada beberapa permasalahan, yaitu:

1. Masih ada guru yang mengeluh dalam mengajar ekonomi di sekolah karena mereka memandang bahwa pelajaran ekonomi kurang menarik dan membosankan bagi siswa yang diajarnya. 2. Mitos siswa bahwa guru ekonomi kurang berwibawa jika

dibandingkan dengan guru matematika, IPA maupun bahasa Inggris, karena menurut siswa pelajaran ekonomi kurang

13

M. Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Press, 2002),cet ke-1, h. 34

14

Numan Sumantri, Menggagas Pembaruan Pendidikan IPS, (Bandung: Rosda Karya, 2001), cet ke-1,. H. 165


(17)

mendukung untuk melanjutkan ke SMU bagian IPA sehingga dirasakan kurang penting.

3. Pelajaran ekonomi dianggap sukar oleh siswa sehingga akibat kurang adanya kepastian empiris yang mudah dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari15.

Fenomena yang digambarkan di atas, baik menyangkut rendahnya kualitas prestasi akademik/hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS, serta layanan pembelajaran yang belum dapat mengapresiasi dan mengakomodasi perbedaan individual siswa serta sikap yang kurang positif dari siswa dan masyarakat terhadap mata pelajaran IPS termasuk di dalamnya mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini merupakan suatu tantangan yang harus diahadapi oleh guru. Seorang guru harus menguasai model-model pembelajaran sebagai pilihan yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.

Seiring dengan pentingnya sebuah media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan alat-alat atau pun media dalam pembelajaran.

Guru memegang peranan penting di dalam proses pendidikan. Salah satu kode etik yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional mampu menggunakan alat atau media pembelajaran. Fungsi utama media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru”.16

Kebutuhan akan media yang baru saat ini dirasakan sangat penting. Media dirancang untuk membantu untuk menyukseskan keberhasilan dunia pendidikan menjadi satu hal yang penting saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Menurut Azhar Arsyad dalam bukunya, menyatakan“bahwa para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan di sekolah, dan

15

Neti Budiwati,Pembelajaran Ekonomi SMA dan SMK, dalam http://netibudiwati.blogspot.com. Pada 30 Nopember 2010.

16

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-13, h.15


(18)

tidak menutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman”.17

Paradigma pendidikan yang telah berganti dari teacher oriented (terfokus pada guru) menjadi student oriented (fokus pada siswa) membuat para praktisi pendidikan bekerja keras membuat media pembelajaran semenarik mungkin. Dahulu ada anggapan guru adalah orang yang paling tahu. Paradigma itu berubah menjadi guru lebih tahu dahulu. Namun sekarang bukan saja pengetahuan guru bisa sama dengan murid, bahkan murid bisa lebih dahulu tahu dari gurunya. Semua itu akibat perkembangan media informasi di sekitar kita yang dapat diakses dengan mudah. Menyikapi hal tersebut, sekurang-kurangnya yang guru harus lakukan ialah guru mampu menggunakan media yang menjadi keharusan dalam mencapai tujuan.

Media pembelajaran sebagai alat perantara tidak bisa berbuat lebih, media pembelajaran dapat efektif jika didukung oleh guru yang mampu kreatif dan efektif menggunakan media yang ada, walaupun sederhana.

Penggunaan media pada penelitian ini adalah dengan menggunakan media chart atau bagan. Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai mediachart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap. Selain itu media chart juga memberikan kemudahan pada para siswa untuk mengetahui inti pokok pembahasan dalam pembelajarannya. Penggunaan mediachart ini semata ingin memberikan penyajian yang baik dan mudah di mengerti siswa sehingga dalam hasil belajarnya menjadi lebih baik.

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul skripsi mengenai “KONTRIBUSI MEDIA CHART

TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA PADA KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN (Studi Eksperimen di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor)”

17


(19)

B. Identifikasi Masalah

Dari berbagai macam latar belakang masalah yaitu banyak sekali media yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik dalam upaya meningkatkan pemahaman pengetahuan siswa dalam belajar ekonomi. Maka timbul pertanyaan yang mendasari penelitian ini antara lain:

1. Belum diketahui besarnya kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor. 2. Belum diketahui peningkatan hasil belajar ekonomi siswa setelah

menggunakan mediachartdi Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor 3. Belum diketahui tingkat hasil belajar ekonomi pada konsep permintaan

dan penawaran siswa saat ini

4. Belum diketahui media yang tepat dalam pembelajaran ekonomi

5. Kurangnya penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran ekonomi.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi permasalah pada:

1. Peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran setelah menggunakan media chart di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor

2. Kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penwaran di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan:

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar ekonomi siswa setelah menggunakan mediachartdi Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.


(20)

2. Bagaimana kontribusi penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penwaran di Madrasah Aliyah Negeri Jonggol Bogor.

E. Tujuan Penelitian

Untuk mendapat gambaran tentang bagaimana kontribusi mediachart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran di kelas X MAN Jonggol Bogor Jawa barat.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat diantaranya :

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pemanfaatan media dalam pembelajaran.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi.

3. Bagi pembaca, dapat menjadi bahan baca yang menambah wawasan mengenai salah satu bagian dari dunia pendidikan.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori 1. Hakikat Media

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni “medius secara harfiahnya berarti tengah, pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab, media disebut perantara (wasail) atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan”.18

Media Menurut Heinich merupakan “alat saluran komunikasi”.19 Sedangkan AECT (Association for Education and Communication Technology) mendefenisikan media merupakan

“segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.”20

Media pun erat kaitannya dalam dunia pendidikan, di mana komunikasi itu berlangsung secara efektif terutama antara guru dan siswa, karena guru sebagai sumber pesan dan siswa sebagai penerima

pesan. Menurut Hamalik media pendidikan adalah “metode dan teknik

yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

18

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet.5. h. 3

19

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. (Bandung: CV Wacana Prima, 2008) cet ke-2, h.6

20


(22)

interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah”.21 Dalam media pembelajaran, Gagne

menyatakan bahwa media adalah “berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang merangsang untuk belajar. Sementara Brigs berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.22 Sedangkan

menurut Arsyad media adalah “komponen sumber belajar atau wahana

fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar”.23

Heinich mencontohkan media ini seperti “film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan instruktur”.24 Media dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai alat-alat visual, audio, audio-visual dan elektronis atau sebagai mediator untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual dan verbal yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Munadi, media pembelajaran merupakan

“sumber-sumber belajar selain guru yang disebut penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan oleh para

guru atau pendidik”.25

Penggunaan media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan meningkatkan performance siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dari batasan yang disampaikan para ahli mengenai media, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian media dalam pembelajaran

21

Oemar Hamalik, Media Pendidikan. (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994) cet ke-7 h. 12.

22

Arif S. Sadiman dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009) h. 6

23

Azhar Arsyad,MediaPembelajaran……….h.4

24

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian………...h.6

25

Yudhi Munadi. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru,( Jakarta: Gaung Persada Press, 2008) h.5


(23)

adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan menyampaikan informasi dari sumber kepada peserta didik yang bertujuan untuk merangsang pikiran, perasaan dan kemauan mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Media selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga dimanfaatkan, untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan motivasi.

b. Fungsi-fungsi Media

Menurut Susilana dan Riyana Media digunakan dalam kegiatan pembelajaran karena memiliki kegunaan untuk:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya. e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan

pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran dapat ditekankan beberapa hal berikut:

a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

b. Merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran.

c. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.

d. Bukan sebagai alat hiburan.

e. Untuk mempercepat proses belajar.

f. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. g. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.26 Menurut Yudhi Munadi fungsi media pembelajaran terbagi menjadi 5 yaitu :

1. Sebagai sumber belajar, yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.

26

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian.………..h. 9-10


(24)

2. Fungsi Semantik, yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik. (tidak verbalistik).

3. Fungsi manipulatif, media memiliki dua kemampuan, yang mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi.

4. Fungsi psikologis, fungsi ini terdiri dari fungsi atensi (perhatian), afektif, kognitif, imajinatif, dan motivasi. 5. Fungsi kultural, yakni mengatasi hambatan

sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.27

Fungsi utama media pembelajaran adalah “sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan

belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.”28

Agar proses pembelajaran ekonomi berjalan dengan baik, menarik dan mudah dipahami oleh siswa, guru baiknya menggunakan media karena media menurut Hamalik mempunyai beberapa fungsi yakni “edukatif, sosial, ekonomi, politis dan seni budaya”.29 Media pembelajaran dapat merangsang minat anak, meningkatkan motivasi belajar anak dan dapat juga menanamkan konsep secara konkrit. Proses belajar yang demikian juga dapat meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar. Media dapat menjadi penting dalam pembelajaran ekonomi karena media dapat menjelaskan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh siswa dengan mudah.

Dapat di simpulkan fungsi-fungsi media sebagai berikut: 1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran

yang efektif. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

2. Dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.

3. Fungsi semantik, yakni memperjelas pesan (tidak verbalistik).

27

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru………h. 37-48

28

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran ………. h.15

29


(25)

4. Fungsi manipulatif, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga dan daya indera

5. Fungsi psikologis, menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuannya. 6. Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural

antar peserta komunikasi pembelajaran.

Dengan fungsi-fungsi tersebut di atas diharapkan tujuan pembelajaran pun dapat tercapai.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media harus dirancang dengan baik dalam batas-batas tertentu yang dapat merangsang timbulnya dialog internal dalam diri siswa dengan media atau antara siswa dengan guru.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kita dapat mempergunakan bermacam-macam bentuk media pembelajaran, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai, macam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Rudi Bertz dan Basyiruddin Usman mengelompokkan media dalam 5 klasifikasi diantaranya:

a. Media audio visual gerak seperti film suara, video kaset, TV, dan lain-lain.

b. Media audio visual diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara dan lain-lain.

c. Media visual gerak seperti film strip, dan lain-lain.

d. Media visual diam seperti gambar, chart, transparansi, OHP, dan lain-lain.

e. Media audio seperti tape recorder, kaset rekaman, dan radio dan lain-lain.30

30

Basyirudidin Usman,Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), cet ke-1, h. 27


(26)

Dengan penggunaan berbagai macam media dalam pembelajaran diharapkan mampu mendorong motivasi serta minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang memuaskan sebagaimana tujuan akhir proses pembelajaran.

Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kognitif siswa adalah penggunaan media dalam setiap pembelajaran karena media merupakan salah satu sumber belajar yang bermanfaat untuk mengatasi perbedaan gaya belajar, minat interaksi, dan keterbatasan daya indera.

Media memiliki peranan penting dalam mencapai keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran. Seperti yang penelitian dilakukan oleh Paivio seorang pakar pendidikan, ia menyatakan bahwa

“informasi yang diterima seseorang diproses melalui salah satu dari

duachannel, yaitu channel verbal seperti teks dan suara, danchannel visual (nonverbal image) seperti diagram, gambar, dan animasi. Kedua channel ini dapat berfungsi baik secara independen, secara

paralel, atau juga secara terpadu bersamaan”.31 Dari hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa dengan memilih perpaduan media yang tepat, kegiatan belajar dari seseorang dapat ditingkatkan. Dengan perpaduan informasi, dari verbal (lisan) dan non verbal (non lisan) yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan dipahami daripada informasi yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan teks dan suara saja, atau ilustrasi saja.

Begitu juga Dyah Dwihastuti dalam penelitiannya menyatakan bahwa“hasil belajar IPS dengan menggunakan media grafis lebih baik daripada tidak menggunakan media grafis”.32 Hal ini dikarenakan siswa akan lebih tertarik pada suatu hal yang membuatnya lebih fokus

31 Joko Sutrisno, “

Dual Coding Theory” darihttp://joko.tblog.com, 11 November 2010

32

Dyah Dwihastuti Hubungan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogosari Wetan 01–02 Kecamatan Pedurungan.(Semarang: Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 2005) Vol 1 No. 5 h. 14


(27)

memahami dan mempelajari suatu pelajaran karena informasi yang diberikan tidak hanya secara verbal, namun juga non verbal.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa antara kedua sistem yakni sistem teori verbal (lisan) dan sistem teori non verbal (non lisan) dapat saling menguatkan satu sama lain jika keduanya dipadukan, sistem verbal yang dijelaskan oleh pendidik dapat mudah dimengerti oleh siswa dengan penjelasan melalui media pembelajaran. Hal tersebut dapat terbukti sukses jika antara materi dan media ini sesuai dalam penyajiannya.

Menurut Gardner telah menekankan bahwa pemikiran visual adalah dasar dan bagian yang unik dari proses pemahaman. Visualisasi juga merupakan bagian dari sistem verbal dan simbol (non verbal) untuk mengungkapkan ide dan pemikiran. Format pengajaran visual bergambar memiliki kentungan terhadap keterampilan yaitu:

1. “Kemampuan untuk menunjukan suatu hubungan

2. Hubungan yang sebanding dengan suatu objek 3. Mempermudah pemahaman terhadap kesimpulan”.33

Media visual “merupakan penyajian baru dalam strategi belajar yang mengedepankan pemahaman secara utuh, ketika siswa mengkonstruksi jaringan kerja visual mereka menyimbolkan pengetahuan sains dengan gambar-gambar yang menonjol dalam mengidentifikasikan kata, warna dan bentuk.”34

Menurut Susilana dan Riyana, media visual atau media grafis

adalah “yang menyajikan fakta, idea atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.”35

33Catherine McLoughin,

Visual Thinking and Telepededagy”. Dalam

http://www.Nature.com/eye/journal/V17/N6/Full/6700500a.html, h. 2, 14 Juni 2010

34

Palma J Longo,Visual Tinking Networking PromotesProblem Solving Achievement For 9th Grade Earth Science Students, dalam elektronik Journal of Science Education, No 1 Vol 7, September 2002. H 3

35


(28)

Dari paparan teori di atas bahwa media visual sangat mengedepankan pemahaman serta memiliki keuntungan keterampilan untuk menunjukan hubungan pada suatu objek.

Media grafis atau media visual memiliki kelebihan dan

kelemahan. Kelebihannya, yaitu: “a). dapat mempermudah dan

mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan. b). dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa. c). pembuatannya mudah dan harganya murah. Sedangkan kelemahannya, membutuhkan keterampilan khusus danlam pembuatannya, terutama untuk grafis yang kompleks dan penyajian

pesan hanya berupa unsure visual.”36

Dari beberapa sumber eksperimen diantaranya yang dilakukan oleh Moreno dan Mayer tentang “siswa yang memakai media visual

dalam proses belajarnya tidak menjamin memperoleh pemahaman yang mendalam dibandingkan dengan siswa yang tidak menggunakan media visual namun setidaknya dapat mengaplikasikan pemahaman dalam proses belajar.”37

Berdasarkan pendapat para ahli dapat di simpulkan bahwa siswa yang memakai media visual dalam proses belajar mengajarnya, belum tentu mendapatkan pemahaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media visual. Media visual dapat diukur keberhasilannya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa setelah belajar dengan menggunakan media visual, apakah terdapat perbedaan bagi siswa yang memakai media visual dengan siswa yang belajar tanpa memakai media sama sekali. Media visual memiliki fungsi yang penting bukan hanya sebagai pelengkap semata dalam proses belajar-mengajar namun fungsinya dapat memperdalam pemahaman siswa dalam menerima

36

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran……h. 14

37

Roxana Moreno dan Richard E Mayer. Pedagogival Agents in Constructivist Multimedia Environments: The Role of Images and Languge in The Instructional Communication. Dalam Elektronic Journal of Science Education. 2000 h. 3


(29)

informasi dalam proses belajarnya. Baik media visual yang diberikan oleh guru ataupun yang didapat dari pengalaman secara personal dari lingkungan.

Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah kegiatan pembelajaran, hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik yang canggih dan mahal ataupun media yang sederhana dan murah.

Media merupakan komponen sumber belajar yang mengandung materi pembelajaran di bangku sekolah yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Secara implisit media pembelajaran meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran sperti buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide, gambar, grafik, televisi, komputer dan lain-lain.

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar, karena beranekaragamnya media tersebut maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat secara tepat guna.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, oleh karena itu beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan menurut Sadiman antara lain :

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen utama yang harus diperhatikan dalam memilih media.

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media, sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran.


(30)

3) Kondisi audiens (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak, faktor umur, intelegensi, latarbelakang pendidikan.

4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesian sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.

5) Media dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan berhasil guna.38

Begitu juga Menurut Dick dan Carey dalam pemilihan media setidaknya ada empat faktor yang harus diperhatikan antara lain:

1. Ketersediaan sumber setempat, maksudnya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.

2. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga fasilitasnya,

3. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media.

4. Efektifitas biayanya dalam jangka waktu panjang.39

Media dapat dipilih sesuai kebutuhan yang diintegrasikan dengan materi yang diajarkan agar tercapai suatu tujuan akhir dalam proses pembelajaran yakni hasil belajar.

Dapat disimpulkan dalam pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut:

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dengan tujuan 2) Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media

3) Ketersediaan media di sekolah memudahkan guru dapat mendesain sendiri, atau membeli media.

4) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audiens (siswa) secara tepat dan berhasil guna.

5) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media.

38

Basyiruddin Usman,Media Pembelajaran,………..h. 15-16

39


(31)

2. MediaChart

a. Pengertian MediaChart

Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (receiver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sadiman “simbol-simbol tersebut harus dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien”40. Selain itu fungsi umum itu secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghasilkan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan, atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Salah satu media grafis adalahchart.

Menurut Asnawir dan Usman Chart atau bagan adalah

“gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis dan kata-kata.”41

Maksudnya untuk memperagakan suatu pokok pelajaran yang menunjukkan adanya hubungan, perkembangan atau perbandingan sesuatu. Chart pada umumnya digunakan untuk menggambarkan sebuah peristiwa secara kronologis, jumlah kuantitas secara kronologis.

Lebih lanjut Menurut Asnawir dan Usman bahwa Media bagan/chart adalah “suatu media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan ide, objek lembaga, orang keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang”.42 Bagan hampir sama dengan diagram, namun“bagan lebih menekankan kepada

suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi”.43

Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur

40

Arif S. SadimanMedia Pendidikan …………..h 28

41

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta : Ciputat Pers 2003), h.11

42

Asnawir dan Basyiruddin Usman Media Pembelajaran.,……….. h. 33

43


(32)

organisasi. Dengan kemampuan tersebut chart merupakan cara untuk memvisualisasikan informasi atau materi yang rumit dengan cara yang sederhana dan singkat. Untuk merancang sebuah chart yang efektif dapat dimanfaatkan berbagai jenis grafis seperti gambar, sketsa, grafik, diagram atau bahkan bentuk verbal.

Ada beberapa pertimbangan penting mengapa media chart dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sadiman bahwa “seringkali siswa bingung bila

dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara

bertahap”.44

Dari sejumlah media grafis, chart merupakan jenis yang paling banyak digunakan, mudah dikenali dan mudah dimengerti secara langsung tanpa memerlukan interpretasi.

Chart sering terdapat dalam buku-buku pelajaran dan pelajaran materi lainnya. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media chart, pembuatan chart disusun sesuai tujuan pelajaran yang ditentukan secara jelas. Bagi siswa suatu chart yang disajikan berisi

satu konsep atau gambaran konsep. Sebaiknya “chart itu ditekan hingga hanya berisi informasi verbal dan visual yang minimum untuk dapat dipahami, jika ingin mengungkapkan beberapa gagasan atau

konsep.”45 Bagan atau chart termasuk media visual fungsi yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan yang mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi.

44

Arif S SadimanMedia Pendidikan ………h. 36

45


(33)

Pembelajaran ekonomi dengan menggunakan media chart yaitu sebuah media pembelajaran yang penyajiannya secara diagramatik yang menggunakan lambang-lambang visual. Fungsi pokoknya adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan, secara visual, suatu proses perkembangan atau hubungan-hubuangan penting. Sebagai media yang baik mediachart harus:

1. Dapat dimengerti anak.

2. Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit.

3. Diganti pada waktu-waktu tertentu agar tidak kehilangan daya tarik.46

Fungsi tersebut diharapkan mampu memberikan hasil yang baik untuk para siswa, itu membuktikan pentingnya sebuah media chart dalam pembelajaran bukan hanya sebuah alat namun juga media diharapkan mampu menjadi tranformator yang efektif dalam kemampuan berpikir siswa.

Dari pembahasan mediachart di atas dapat disimpulkan bahwa media chart merupakan gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis dan kata-kata. Chart atau bagan mampu memvisualisasikan sebuah hubungan yang bersifat abstrak seperti kronologis sebuah kejadian, atau struktur organisasi dan dapat meningkatkan pemahaman tentang suatu konsep bagi siswa, yaitu dapat memperjelas seluruh bagan secara efisien dalam berbagai bentuk, penggunaan media chart mampu menyampaikan beragam pengalaman pada peserta didik. Seringkali siswa bingung bila dihadapkan pada data yang banyak sekaligus. Oleh karena itu, guru hendaknya memakai chart yang dapat menyajikan pesan secara bertahap.

46


(34)

b. Jenis-jenis MediaChart

Heinich membedakan chart dalam berbagai jenis yang sangat berkaitan dengan jenis materi yang akan disampaikan yaitu:

1. Bagan Organisasi

Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan struktur sebuah organisasi. Dalam bagan ini dapat dilihat dengan jelas bidang-bidang yang terdapat didalamnya.

2. Bagan Arus

Bagan arus dapat diartikan sebagai beberapa anak sungai yang menuju kesatu arah yang sama untuk bersama-sama melahirkan sebuah sungai yang baru.

3. Bagan Pohon

Bagan pohon digunakan untuk menjelaskan bahwa dari satu benda dapat dihasilkan berbagai benda yang lain.

4. Bagan Proses/arus

Bagan proses menggambarkan tahap-tahap pembuatan sesuatu.47

Menurut Sadiman beberapa jenis bagan/chartsecara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu chart yang menyajikan pesan secara bertahap danchartyang menyajikan pesannya sekaligus.

1. Chart yang menyajikan pesan bertahap

a) Flip chart atau bagan balikan menyajikan setiap informasi. Apabila urutan informasi yang disajikan tersebut sulit ditunjukkan dalam selembar chart, bagan balikan dapat dipakai.

b) Bagan tertutup (hidden chart) disebut juga strips charts. Pesan yang dikomunikasikan mula-mula dituangkan kedalam suatu chart. Kemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas.

2. Chartyang menyajikan pesan sekaligus

Chart atau bagan yang menyajikan pesan secara sekaligus, antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) danstream chart.48

Dapat disimpulkan jenis-jenis chart (bagan) adalah sebagai berikut:

47

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru.…..h. 94-95

48

Arif S. Sadiman dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan


(35)

1. Chart (bagan) sesuai pembuatannya yaitu: bagan organisasi, bagan arus dan bagan pohon

2. Chart yang menyajikan pesan bertahap yaitu: flip chart, dan bagan tertutup (hidden chart).

3. Chart yang menyajikan pesan sekaligus antara lain bagan pohon (tree chart), bagan arus (flow chart), bagan garis waktu (time line chart) danstream chart.

c. Cara Penggunaan MediaChart

Media digunakan dengan perencanaan sistematis, media digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi pembelajaran yang telah dirumuskan.

a. Persiapan sebelum menggunakan mediachart

Agar penggunaan media dapat berjalan dengan baik, kita perlu membuat persiapan yang baik pula, pertama dipelajari buku petunjuk yang telah disediakan untuk membuat mediachart, karena untuk memudahkan belajar dengan media itu.

Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu dipersiapkan, dengan demikian pada saat menggunakannya nanti tidak ada gangguan. Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga siswa dapat melihat atau mendengar program dengan enak, lebih-lebih media itu kita gunakan secara kelompok.

b. Kegiatan selama menggunakan mediachart.

Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media adalah suasana ketenangan, gagasan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan, seorang guru dapat mempersilahkan muridnya apabila terdapat bagian-bagian dari media chart yang disajikan terdapat ketidak jelasan.


(36)

c. Kegiatan tindak lanjut.

Kegiatan tindak lanjut ini adalah untuk melihat apakah tujuan telah tercapai, untuk itu soal tes yang disediakan perlu dikerjakan dengan segera sebelum siswa lupa program mediachart yang disajikan, kemudian kita cocokkan jawaban apabila masih terdapat banyak kesalahan berarti sajian program media harus diulang kembali.

Dapat disimpulkan penggunaan media chart dilakukan secara sistematis dan terencana sebelum disajikan didalam kelas. Pertama dilakukan persiapan dengan mempelajari buku dan peralatan yang diperlukan. Kedua, Kegiatan selama menggunakan media chart dalam keadaan suasana ketenangan. Ketiga Kegiatan tindak lanjut dengan memberikan soal tes.

d. Cara Pembuatan MediaChart

Dengan menggunakan media chart, proses pembelajaran Ekonomi akan lebih menarik dan mengasyikan, dan diharapkan dapat mengubah pandangan negatif siswa terhadap IPS khususnya ekonomi serta pada akhirnya akan menghasilkan penguasaan ekonomi yang baik.

Media chart memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut

Benyamin S. Bloom, “kelebihan Media chart diantaranya: murah dan dapat dipersiapan terlebih dahulu serta dapat dipakai dalam berbagai situasi. Sedangkan kekurangannya, kurang flesksibel, perlu waktu banyak untuk mempersiapkannnya. Perlu keterampilan tertentu untuk

membuatnya”.49

Pembuatan media chart dapat dilakukan dengan teknik menggambar. Pembuatan mediachart yang dimaksud dalam penulisan ini terbatas pada media yang dibuat dengan manual (tangan) dan bukan

49

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet ke-1 H. 120


(37)

dengan pemanfaatan alat. Sebuah chart yang dibuat secara manual dengan perbadingan ukuran warna, bentuk seperti benda wajarnya akan menghasilkan benda menunjukkan adanya hubungan yang jelas. Media chart yang disajikan menggunakan bahan karton, dan kertas warna untuk menarik perhatian siswa.

Media chart yang disajikan berupa media bagan Arus, bagan organisasi dan bagan tertutup (hidden chart). Menurut

Sadiman, “bagan tertutup (hidden chart) disajikan dengan pesan yang akan dikomunikasikan mula-mula dituangkan ke dalam satu chart. Misalnya pesan tersebut berupa jenis chart. Setiap jenis kemudian ditutup dengan potongan kertas yang mudah untuk dilepas. Potongan selain murah juga menarik perhatian. Pada saat penyajian satu persatu tutup itu dibuka.50

Cara pembuatan media chart dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, mempersiapkan alat atau bahan media seperti karton, spidol, kertas warna, gunting. Kedua, Menuliskan materi pada kertas warna. Ketiga, menggambar bagan sesuai dengan materi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cara pembuatan media chart harus memiliki keahlian seperti menggambar dan menghabiskan waktu dalam pembuatan dan penggunaannya, akan tetapi mediachart dapat di pakai berbagai situasi.

3. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut James O. Whitaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Pendapat lain, bahwa belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar akan nampak dalam keterampilan-ketrampilan tertentu. Menurut pengertian secara psikologi, belajar adalah merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.51

50

Arif S. Sadiman dkk,Media Pendidikan……….h. 36

51

Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. (Jakarta : Reneka Cipta. 1991).h.119-121


(38)

Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa

“belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.52

Menurut Suharsimi Arikunto hasil belajar adalah, “hasil akhir

setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah laku itu tampak

dalam bentuk perbuatan yang diamati dan diukur”.53

Nana Sudjana menjelaskan bahwa “pengertian hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.”54 Sedangkan menurut E. Mulyasa “pengertian

keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan serta keberhasilan guru

dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran.”55. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi standar kompetensi dari bahan tersebut.

Hasil belajar merupakan hasil akhir setelah mengalami proses belajar, yang dinilai dan diamati dari perubahan tingkah laku, proses belajar dapat dinyatakan berhasil jika telah sesuai dengan standar kompetensi dari bahan ajarnya. Untuk mengetahui hasil akhir dalam pembelajaran, maka dilakukan penilaian terhadap kemampuan siswa.

Penilaian adalah “proses memperoleh informasi untuk tujuan

pengambilan keputusan tentang kegiatan belajar siswa. Evaluasi dalam

52

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2004) cet. H.90

53

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003) cet ke-4, h. 43

54

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1992).h.22

55

E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: Remaja Rosda Karya. 2005).h.121


(39)

pembelajaran sosial studies dilakukan secara kontinu, utuh dan

menyeluruh, baik evaluasi berupa tes nontes.”56

Penilaian hasil belajar diatur pula dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 125/U/2002 tentang Kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah BAB II (Penilaian Hasil Belajar) pasal 10 yang berisi: “1. Ulangan harian dan ulangan umum merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang diselenggarakan oleh sekolah. 2. Ulangan umum dilaksanakan pada akhir tahun pelajaran setelah ujian akhir.”57

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat diukur dengan mengevaluasi dan menilai hasil belajar siswa secara periodik atau

dalam jangka waktu tertentu melalui tes, tes adalah “alat atau prosedur

yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian”58. Selain tes dapat dilakukan non tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dengan teknik nontes, penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan

dengan “cara: observasi, daftar cek (cheklist) temu wicara, catatan harian, hasil karya siswa, rangkuman pengalaman, daftar catatan

harian.”59

Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan hasil akhir dalam proses belajar yang dinilai dan diamati perkembangannya. Penilaian hasil belajar dilakukan baik secara harian, bulanan, semesteran dan tahunan oleh guru.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Lebih lanjut suatu keberhasilan ataupun ketidak berhasilan suatu proses belajar memiliki faktor yang mempengaruhinya. Adapun

56

Etin Solihatin dan Raharjo,Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Bumi Aksara : Jakarta, 2008) cet ke-2, h. 43

57

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Sinar Grafika : Jakarta, 2003) h. 148

58

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1996) Ed. 1, cet ke-1 h. 66

59


(40)

menurut Yudi Munadi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar sebagai berikut:

1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Demikian juga saraf pengontrol kesadaran dan panca indera yang dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar.

b) Faktor Psikologis

Setiap anak didik pada dasarnya memiliki kondisi fisiologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis diantaranya: intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.

2) Faktor eksternal a. Faktor lingkungan

Lingkungan ini dapat berupa lingkungan alam dan pula berupa lingkungan sosial.

b. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.60

Hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun ekternal. Faktor yang mempunyai proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu :

1) Bahan atau materi yang dipelajari 2) Lingkungan

3) Instrumen

4) Kondisi peserta didik

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat dikatakan bahwa memang sangatlah mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa dan saling berhubungan, khususnya faktor eksternal seperti udara atau keadaan cuaca yang berubah-ubah dapat berpengaruh dengan kesehatan

60


(41)

siswa dalam hal ini faktor internal. Kedua faktor tersebut seharusnya diperhatikan oleh orang tua dan siswa itu sendiri agar dalam proses belajar baik dan hasilnya pun akan baik.

c. Gaya Belajar

Belajar dan berfikir merupakan 2 (dua) proses yang tidak dapat dapat dipisahkan. Menurut Zikri Neni belajar atau learning, adalah

“perubahan secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang

diperoleh dari pengalaman, tetapi berfikir tidak selalu menghasilkan

perubahan perilaku”.61 Keterpaduan keduanya sebagai dasar untuk mengetahui cara belajar atau gaya belajar pada setiap individu.

Dengan mengetahui gaya belajar, seseorang dapat lebih meningkatkan hasil belajarnya, ini karena ia akan melakukan cara menurut karakter dalam dirinya. Akhir-akhir ini timbul pemikiran baru dalam pendidikan di sekolah, yaitu guru sebaiknya memperhatikan gaya belajar (Learning Style) siswa. Oleh karena itu mengetahui gaya belajar setiap siswa serta berupaya memperbaiki gaya belajar siswa yang kurang baik bagi seorang guru merupakan suatu usaha yang sangat penting artinya dalam upaya mewujudkan keberhasilan mengajar.

Gaya belajar atau modalitas belajar dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

a. Gaya belajar visual

Orang visual belajar melalui apa yang mereka lihat. b. Gaya belajar auditorial

Cara belajar mereka melalui apa yang mereka dengar. c. Cara belajar kinestetik

Cara belajar dengan belajar, bekerja dan menyentuh.62

61

Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan. (Jakarta: Kizi Brothers, 2006) cet ke-1. H. 77.

62

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005) Cet ke-22 h. 113


(42)

Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.

Setelah mengenali gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik, seorang guru pasti tahu cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki gaya belajar unik dan berharga ini. Seorang guru harus mempunyai cara yang digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing antara lain:

1. Menjelaskan kepada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua cara yang sama baiknya, setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri dan kenyataannya kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya yang mendominasi.

2. Buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing.63 Tipe belajar siswa di sekolah dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis antara lain:

1. Gaya belajar pada permulaan belajar

Gaya belajar ini dibagi menjadi dua macam yaitu field dependence dan field independence. Gaya belajar field dependence ialah gaya belajar siswa yang mau memulai belajar apabila ada pengaruh atau perintah dari orang lain (guru/orang tua). Sebaliknya gaya belajar field independence ialah siswa mau belajar tanpa disuruh atau dipengaruhi oleh orang lain.

2. Gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran.

Ada dua macam gaya belajar siswa dalam menerima pelajaran yaitu gaya perceptive dan gaya receptive. Gaya perceptive ialah kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran/ informasi atau dalam mengumpulkan informasi atau dalam dalam belajar dilakukan dalam beraturan yaitu dengan menggunakan organisasi/ hubungan terhadap hal-hal atau konsep-konsep. Sedangkan pada gaya belajar receptive kecenderungan siswa dalam menerima pelajaran yang dilakukan dengan menerima informasi (yang disampaikan guru/disesuaikan oleh buku secara detail).

63

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Teaching, (Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005) Cet ke I, h. 165


(43)

3. Gaya belajar siswa dalam menyerap pelajaran

Gaya belajar siswa pada waktu menyerap pelajaran ada dua macam yaitu gaya impulsive dan reflective. Gaya belajar impulsive ialah gaya siswa dalam menyerap pelajaran cenderung untuk cepat-cepat mengembil keputusan tanpa memikirkan secara mendalam untuk mengambil konsep-konsep informasi yang diterimanya. Sedangkan gaya belajar reflective ialah siswa cenderung untuk memikirkan dan memahami semua konsep informasi yang disampaikan. 4. Gaya belajar siswa dalam memecahkan masalah

Dalam memecahkan masalah atau dalam menjawab soal/permasalahan yang digunakan ada dua macam yaitu gaya intuitif dan gaya sistematis. Pada gaya intuitif siswa dalam memecahkan/menjawab soal dilakukan hanya secara intuisi atau menurut perasaan saja, sedangkan pada siswa yang sistematis gaya belajarnya gaya belajarnya dalam menjawab permasalahan tidak dilakukan secara trial dan error tetapi dengan cara yang sistematis yaitu dimulai dengan melihat struktur permasalahannya.64

Cara dan gaya dalam belajar terbagi menjadi tiga tipe utama yaitu: visual, auditory, dan kinestetik. Setiap orang bisa saja memiliki salah satu dari ketiganya.

Manusia visual menerima dan memproses informasi dengan cara melihat dan menciptakan gambaran mentalnya secara khas, orang visual akan menggunakan kata-kata seperti: tunjukan pada saya, atau perhatikan ini.

Manusia auditori menerima dan memproses informasi dengan mendengarkan kata-kata dan suara-suara. Orang auditori cenderung menggunakan kata-kata seperti: ceritakan pada saya, pendengarannya

seperti….

Manusia kinestetik menerima dan memproses informasi melalui

perasaan dan sensasi biasanya cepat berkata rasanya seperti…, bagi

saya rasanya enak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar setiap siswa berbeda-beda termasuk dalam proses belajar di

64

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Pendidkan Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet ke-2 h. 102-105


(44)

sekolah. Secara mudah dan mendasar dalam mengetahui gaya belajar siswa dapat di lihat apakah siswa tersebut termasuk gaya visual (melihat), auditorial (mendengar), kinstetik (bekerja). Dalam pembelajaran di sekolah pun setiap siswa berbeda-beda cara meresponnya ataupun gaya belajarnya, seperti pada saat permulaan belajar, menerima pelajaran, menyerap pelajaran dan dalam pemecahaan masalah. Oleh karena itu gaya belajar merupakan cara seseorang dalam memproses, menyerap dan mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang dilaluinya.

Seluruh siswa perlu ditangani dengan baik oleh guru dengan berbagai ragam jenis gaya belajar yang dimiliki para siswa, guru harus mampu mempadu-padankan cara mengajar agar mampu diserap seluruh siswa. Hal ini tidak lah mudah, namun jika ada kerjasama antara guru, siswa dan orang tua dalam mengetahui gaya belajar, mungkin permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik jika semua pihak menyadari dan mengerti mengatasi situasi tersebut.

d. Hubungan Belajar dengan Hasil Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental. Sebagian besar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar, belajar yang di sadari atau tidak sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau media elektronika, belajar disekolah, dirumah, lingkungan kerja atau masyarakat.

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik, atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungan.

Mengenali perubahan yang sudah dijelaskan di atas bahwa mempunyai arti sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadian


(1)

tersebut, 67% siswa menyatakan bahwa media sering digunakan dalam pembelajaran ekonomi, pernyataan tersebut berbeda dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi yang menyatakan bahwa fasilitas media yang berada disekolah kurang memadai dan hanya beberapa kali saja disajikan, perbedaan tersebut mungkin karena pemahaman siswa tentang media kurang, namun 55% siswa berharap media sering disajikan dalam pembelajaran, 67,5% siswa setuju bahwa media membuat belajar lebih fokus, 77% siswa setuju bahwa mediachart membantu siswa lebih memahami konsep permintaan dan penawara, 80% siswa senang terhadap pembelajaran ekonomi mernggunakan mediachart, 75% siswa setuju bahwa media chart bermanfaat dalam pembelajaran, 72,5% siswa setuju bahwa media chart sesuai digunakan pada konsep permintaan dan penawaran.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa ada perbedaan penggunaan media chart dan tanpa media chart pada hasil belajar ekonomi siswa tentang konsep permintaan dan penawaran. Penggunaan media chart memberikan hasil yang tinggi atau lebih baik terhadap hasil belajar ekonomi siswa daripada tanpa menggunakan media. Sehingga dapat dikatakan bahwa mediachart sangat efektif digunakan untuk pembelajaran ekonomi pada konsep permintaan dan penawaran


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi pada kontribusi media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran MAN Jonggol Bogor, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran yang menggunakan media chart dengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,52 .Sedangkan hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran yang tidak menggunakan mediachartdengan nilai rata-rata N-gain sebesar 0,37. Selisih nilai rata-rata N-gain antara kelompok eskperimen dan kelompok kontrol adalah 1,5. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan pada kelompok eksperimen dengan menggunakan mediachart.Sedangkan pada kelompok kontrol tanpa menggunakan media chart peningkatan yang terjadi tidak


(3)

menggunakan media chart. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran lebih baik dengan media chart daripada yang tidak menggunakan media chart. Jadi terdapat kontribusi dalam penggunaan media chart terhadap hasil belajar ekonomi siswa pada konsep permintaan dan penawaran.

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penulis memberikan masukan dan saran sebagai berikut:

1. Untuk pembelajaran ekonomi khususnya pada konsep permintaan dan penawaran perlu diadakannya variasi media dan pendekatan dalam proses pembelajaran yaitu salah satunya dengan menggunakan mediachart. 2. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lebih


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta: Reneka Cipta. 1991.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 cet ke-4

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006. Cet ke-15

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010 cet ke-13

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers 2003.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning,Bandung : PT Mizan Pustaka, 2005 Cet ke-22

Dwihastuti, Dyah, Hubungan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Tlogosari Wetan 01 02 Kecamatan Pedurungan. Semarang: Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 2005. Vol 1 No. 5

Faturrohman, Pupuh dan M Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: PT. Refika Aditama, cet ke-1

Hamalik, Oemar, Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994 cet ke-7.

Iska, Zikri Neni,Psikologi: Pengantar Pemahaman diri dan lingkungan. Jakarta: Kizi Brothers, 2006. cet ke-1.

Longo, Palma J., Visual Tinking Networking PromotesProblem Solving Achievement For 9th Grade Earth Science Students, dalam elektronik


(5)

Mulyasa, E., Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan,Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, cet ke-8. Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2008.

Putong, Iskandar, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Ed, ke-2, cet ke-1

Rahardja, Prathama, dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi Dan Makro Ekonomi. Jakarta: FEUI, 2006

Rasyid, Harun, dan Mansur, penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima, 2008, cet ke-2.

Rizqiani, Hilda, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Ciputat: PT . Ciputat Press, 2010, cet ke-3.

Sabri, Alisuf,Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Pendidkan Nasional, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet ke-2

Sadiman, Arif S. dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009

Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep Dan Pembelajaran, PT Remaja Rosda Karya: Bandung, 2009, Cet ke-1

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, cet ke-5

Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,Jakarta: Lemlit UIN Jakarta Press, 2006, cet ke-1.

Solihatin, Etin., dan Raharjo, Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, Bumi Aksara: Jakarta, 2008, ed. 1 Cet ke-2

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1996. Ed. 1, cet ke-1

Sudjana, Nana dan Ibrahim,Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru, 1989, cet ke-1

Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1992.


(6)

Sugiarto dkk. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2000. Ed.ke-2

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Sumantri, Nu’man, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, Bandung : PT Remaja Rosda Karya:, 2001. cet ke-1

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima, 2008, cet ke-2 Syah, Muhibbin,Psikologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya, 2004 cet.

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem SKS. (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet ke-1

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika , 2003

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung : CV Citra Umbara, 2003.

Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005, cet ke-1

Usman, Basyirudidin,Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Press, 2002. cet ke-1

Winarti, Sri,Pengaruh Penggunaan Media Chart terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pernaasan Manusia. Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2009.

Budiwati, Neti. “Pembelajaran Ekonomi SMA dan SMK”, dalam

http://netibudiwati.blogspot.com. Pada 30 Nopember 2010

Catherine McLoughin, “Visual Thinking and Telepededagy”. Dalam

http://www.Nature.com/eye/journal/V17/N6/Full/6700500a.html, 14 Juni