b. Makanan olahan tidak siap saji adalah makanan yang sudah melewati proses
pengolahan, akan tetapi masih memerlukan tahapan pengolahan lanjutan untuk dapat dimakan atau diminum, contoh: makanan kaleng dan lain-lain.
3. Makanan olahan tertentu
Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan, contoh: susu
rendah lemak untuk orang yang menjalani diet lemak dan lain-lain. Permasalahan yang timbul dapat diakibatkan kualitas dan kuantitas bahan
pangan. Hal ini tidak boleh terjadi atau tidak dikehendaki karena orang makan itu sebetulnya bermaksud mendapatkan energi agar tetap bertahan hidup, dan tidak untuk
menjadi sakit karenanya. Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting. Salah satu penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung
bahansenyawa beracun atau organisme patogen adalah foodborne disease. Penggunaan bahan kemasan pangan yang dilarang dapat menyebabkan penyakit
kanker, tumor, dan gangguan saraf Yuliarti, 2007.
2.2 Kemasan Pangan
Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi danatau membungkus Pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan Pangan maupun tidak
UU No.18 Tahun 2012, Pangan. Kemasan
pangan selalu
di sandingkan
dengan pangan,
karena panganmakanan biasanya disajikan dengan kemasan yang sesuai dan dapat berguna
untuk melindungi makanan tersebut. Berbagai jenis kemasan pangan diantaranya
Universitas Sumatera Utara
kertas, plastik, dan Styrofoam, dari berbagai kemasan tersebut memiliki keunggulan masing-masing tetapi juga memiliki bahaya bagi kesehatan jika digunakan.
Berdasarkan pendapat ahli Buckle 1987, ada resiko-resiko tertentu sehubungan dengan bahan-bahan pengemas, proses dan juga pendistribusian
makanan yang telah dikemas. Selain bahaya mikroorganisme yang kemungkinan terdapat pada bahan pengemas makanan, resiko lain yang mungkin muncul adalah
masuknya komponen beracun yang masuk dari bahan pengemas ke dalam bahan makanan, seperti bahan-bahan kimia dan bau yang berasal dari bahan pengemas
tersebut. Menurut UU RI No.7 Tentang Pangan 1996, pasal 16 ayat 1 “ setiap orang
yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa pun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang dapat melepaskan
cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan manusia” menurut Keterangan pers BPOM Nomor: KH.00.02.1.55.2888 tahun2009 tentang “Kemasan
Makanan Styrofoam “ ditambah dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
terhadap bahaya Styrofoam semakin memperjelas bahwa kemasan Styrofoam perlu diwaspadai penggunaannya.
2.3 Jenis Kemasan Pangan
Kemasan pangan dapat dibuat dari berbagai jenis bahan dasar dan bahan tambahan. Bahan dasar kemasan pangan dapat berupa plastik, logampaduan Logam,
kertaskarton, karetelastomer, keramik, selofan dan kaca. Pada setiap jenis kemasan,
ada persyaratan tertentu yang harus diikuti supaya dihasilkan kemasan yang aman
Universitas Sumatera Utara
bagi kesehatan. Setiap jenis bahan pengemas ini memiliki keunggulan tertentu, antara lain jenis kemasan tertentu cocok untuk jenis pangan tertentu, misalnya pangan padat,
setengah padat pasta dan cair minuman. Tidak semua bahan pengemas aman untuk pangan dan terhadap kesehatan. Syarat keamanan kemasan pangan adalah
sebagai berikut: Kemasan pangan tidak boleh bersifat toksik dan tidak meninggalkan residu terhadap pangan, harus mampu menjaga bentuk, rasa, kehigienisan, dan gizi
bahan pangan; Senyawa bahan toksik kemasan tidak boleh bermigrasi ke dalam bahan pangan terkemas; Bentuk, ukuran dan jenis kemasan dapat memberikan
efektifitas; dan bahan kemasan tidak mencemari lingkungan hidup.
2.4 Bahan Kemasan Pangan dan Pengaruh Negatif Bagi Kesehatan