pembungkus makanan yang menjawab Tidak sebanyak 32,5 dan yang menjawab Ya sebanyak 37,5. Menurut BPOM RI 2009 pada Keterangan Pers Tentang
Kemasan Makanan Nomor: KH.00.02.1.55.2888 lampiran, tidak melarang penggunaan kemasan Styrofoam hanya saja masyarakat sebagai konsumen dihimbau
untuk memperhatikan logo dari kemasan Styrofoam, tidak menggunakan kemasan Styrofoam dalam microwave, tidak menggunakan kemasan Styrofoam untuk
mewadahi makanan berminyak atau berlemak apalagi dalam keadaan panas. Untuk pertanyaan tentang alas yang paling aman untuk mewadahi kemasan
Styrofoam, konsumen menjawab 90,0 melapisinya dengan daun dan 5,0 melapisinya dengan plastik. Dengan hasil tersebut konsumen mengetahui bahaya dari
alas plastik untuk makanan panas dan berminyak yang tidak disarankan sama halnya dengan bahaya dari kemasan Styrofoam.
5.3 Sikap Konsumen Tentang Kemasan Styrofoam
Sikap konsumen yang mengatakan setuju bahwa kemasan Styrofoam bukan sebagai pembungkus makanan sebanyak 80 sudah dianggap baik. Sedangkan untuk
mengatakan tidak setuju bahwa pemakaian kemasan Styrofoam terasa lebih praktis, ringan dan menjaga makanan tetap aman sebanyak 45 dianggap kurang. Konsumen
sudah merasakan praktis dan ringkas menggunakan kemasan Styrofoam sebagai wadah makanan tetapi tidak menghiraukan bahaya dari kemasan Styrofoam tersebut.
Sikap konsumen yang mengatakan setuju pada pertanyaan tentang pembeli seharusnya tidak menerima makanan dengan kemasan Styrofoam sebanyak 67,5,
Universitas Sumatera Utara
dapat menggambarkan bahwa konsumen menginginkan kemasan yang aman untuk pembungkus makanannya, seperti yang disampaikan pada Seminar Nasional
Pascasarjana UPN “Veteran” 2006 bahwa konsumen akan memilih produk yang bermutu lebih baik dan harga lebih murah. Konsumen juga memiliki hak untuk
memilih dengan kriteria yang diinginkan kepada pedagang. Konsumen menjawab setuju sebesar 100,0 pada pertanyaan yang
menyatakan bahwa seharusnya pemerintah dan bidang terkait memberikan informasi tentang bahaya dari kemasan Styrofoam, dengan hasil tersebut dapat dikatakan
bahawa konsumen ingin terlindungi dengan adanya pengawasan dari pemerintah dan informasi yang berkelanjutan tentang kemasan yang aman dalam hal ini kemasan
Styrofoam. Hasil penelitian dari 40 konsumen yang berada di Amaliun Foodcourt
sebanyak 82,5 dikategorikan memiliki sikap baik. Sebanyak 82,5 konsumen dapat menggambarkan ingin mendapatkan kemasan makanan yang aman.
Sebagaimana disebutkan pada Keterangan Pers BPOM RI 2009 tentang Kemasan Makanan “Styrofoam” Nomor: KH.00.02.1.55.2888 lampiran yang
menyatakan bahwa masyarakat sebagai konsumen dihimbau untuk memperhatikan hal-hal dalam rangka melaksanakan tindakan kehati-hatian diantaranya jangan
menggunakan kemasan Styrofoam yang rusak atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan berminyakberlemak apalagi dalam keadaan panas, selain itu residu
monomer stiren yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas ke dalam makanan yang
Universitas Sumatera Utara
berminyakberlemak atau mengandung alkohol, terlebih dalam keadaan panas. Tetapi pedagang kebanyakan yang menjual makanan dalam keadaan panas dan berminyak
menggunakan kemasan Styrofoam untuk mewadahi makanan.
5.4 Gambaran Pengetahuan Terhadap Posisi Tawar Konsumen Tentang