BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Konsumen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang umur terbanyak antara 18-28 tahun yaitu sebanyak 62,5, menunjukkan bahwa usia remaja dan dewasa awal yang
sering membeli makanan menggunakan kemasan Styrofoam. Sedangkan yang paling sedikit anatara 40-50 tahun yaitu sebanyak 10,0. Ini juga menunjukkan bahwa yang
sering datang ke Amaliun Foodcourt adalah remaja dan dewasa awal. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, diketahui sebesar 62,5 tamatan
Perguruan tinggi, untuk tamatan SD dan SMP tidak dijumpai. Berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak yaitu sebesar 62,5 laki-laki, selain itu Amaliun
Foodcourt sering dijadikan tempat nongkrong dan banyak yang memanfaatkan wifi.id sebagai sarana internet.
Hasil karakteristik konsumen mulai umur, pendidikan terakhir, dan jenis kelamin menunjukkan bahwa konsumen dapat menyadari bahwa kemasan Styrofoam
tidak aman untuk menjadi kemasan pangan. Konsumen tingkat pendidikan tertinggi adalah tamatan perguruan tinggi dan kategori umur tertinggi adalah 18-28 tahun,
memiliki pengetahuan dan sikap yang baik sesuai dengan hasil penelitian sehingga dapat dikatakan konsumen paham akan kemasan yang aman dan tidak untuk
makanan.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga memiliki kekurangan dan keterbatasan antara lain, penelitian ini menggunakan angket sebagai alat pengumpul data sehingga masih ada
bias untuk hasil pengetahuan, sikap dan posisi tawar konsumen. Konsumen menjawab angket yang diberikan berdasarkan jawaban yang menurut konsumen baik
untuk penilaian, sehingga hasil yang didapat tidak dapat mewakili dugaan semestara yang penulis inginkan.
5.2 Pengetahuan Konsumen Tentang Penggunaan Kemasan Styrofoam
Pengetahuan konsumen tentang penggunaan kemasan Styrofoam erat kaitannya dalam mempengaruhi pedagang untuk memakai kemasan Styrofoam
sebagai wadah makanan. Berdasarkan penelitian Simanjuntak 2010, Pengetahuan pedagang sebagai penjual makanan tentang plastik dan Styrofoam yaitu sebesar
63,8 memiliki pengetahuan berkategori cukup, kurangnya pengetahuan penjual makanan dikarenakan kurangnya informasi pasti yang mereka ketahui mengenai
bahaya plastik kresek dan Styrofoam. Selain itu dalam buku Perilaku Konsumen oleh Sumarwan 2004, pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan
memungkinkan pemasar pedagang dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga konsumen mau membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar pedagang.
Oleh karena itu pengetahuan dari konsumen tentang bahaya dari kemasan Styrofoam diperlukan untuk membantu mengurangi pemakaian kemasan Styrofoam sebagai
wadah makanan.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahuan manusia merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dalam hal ini konsumen
mempunyai pengetahuan dalam hal kemasan Styrofoam Notoatmodjo, 2012. Hasil penelitian dari 40 konsumen yang berada di Amaliun Foodcourt
sebanyak 65 dikategorikan memiliki pengetahuan baik. Sebanyak 65 konsumen mengetahui bahaya dari kemasan Styrofoam yang tidak aman untuk menjadi wadah
makanan, konsumen mengetahui informasi bahaya kemasan Styrofoam dari situs internet tentang kesehatan yang membahas bahaya kemasan Styrofoam, selain itu
konsumen juga mendapatkan informasi dari televisi. Pada pertanyaan dari kuesioner tentang bahaya yang terdapat pada kemasan
Styrofoam yang digunakan sebagai wadah makanan, yang menjawab zat kimia penyusunnya sebanyak 70,0. Menurut Institute of Tropical Disease UNAIR 2015
tentang Bahaya Styrofoam Bagi Kesehatan, Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran stiren, yang diperoses menggunakan benzena. Padahal benzena
termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit. Benzena bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan
kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur dan menjadi mudah gelisah. Selain itu pada lingkungan Styrofoam juga tidak dapat hancur dan terurai oleh alam,
Styrofoam akan menumpuk begitu saja dan dapat mencemari lingkungan. Berdasarkan pertanyaan yang penulis berikan melalui kuesioner kepada
konsumen, tentang larangan penggunaan kemasan Styrofoam dari pemerintah sebagai
Universitas Sumatera Utara
pembungkus makanan yang menjawab Tidak sebanyak 32,5 dan yang menjawab Ya sebanyak 37,5. Menurut BPOM RI 2009 pada Keterangan Pers Tentang
Kemasan Makanan Nomor: KH.00.02.1.55.2888 lampiran, tidak melarang penggunaan kemasan Styrofoam hanya saja masyarakat sebagai konsumen dihimbau
untuk memperhatikan logo dari kemasan Styrofoam, tidak menggunakan kemasan Styrofoam dalam microwave, tidak menggunakan kemasan Styrofoam untuk
mewadahi makanan berminyak atau berlemak apalagi dalam keadaan panas. Untuk pertanyaan tentang alas yang paling aman untuk mewadahi kemasan
Styrofoam, konsumen menjawab 90,0 melapisinya dengan daun dan 5,0 melapisinya dengan plastik. Dengan hasil tersebut konsumen mengetahui bahaya dari
alas plastik untuk makanan panas dan berminyak yang tidak disarankan sama halnya dengan bahaya dari kemasan Styrofoam.
5.3 Sikap Konsumen Tentang Kemasan Styrofoam