commit to user 15
dimaksudkan sebagai sekelompok manusia yang bernegara Suhartoyo Hardjosatoto, 1985: 33-34.
Pergerakan nasional pada umumnya merupakan pergerakan dari bangsa yang dijajah melawan bangsa yang menjajah untuk mendirikan suatu negara
merdeka. Perjuangan dalam pergerakan nasional ditentukan oleh faktor-faktor yang dimiliki oleh penjajah maupun bangsa yamg dijajah yang bersifat obyektif
maupun yang bersifat subyektif. Ciri obyektif mencakup hal-hal yang bersifat materiil yakni kekayaan alam yang terkandung dalam bumi dan air daripada
bangsa penjajah maupun yang dijajah. Sedangkan ciri yang bersifat subyektif mencakup semangat dan kepribadian daripada bangsa yang melancarkan
perjuangan pergerakan nasional ataupun yang dimiliki oleh penjajahnya. Faktor obyektif dari bangsa yang dijajah sangat bergantung pada kekayaan alam dari
tanah airnya dan kemauan peradaban dari bangsa yang bersangkutan. Ciri dari penjajah sendiri sangat dipengaruhi oleh faktor obyektif yang terdapat dalam
negerinya. Faktor subyektif terutama ditentukan oleh pandangan hidup dari suatu bangsa itu sendiri Suhartoyo Hardjosatoto, 1985: 82-85.
b. Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional
Munculnya pergerakan nasional di Indonesia, disebabkan oleh dua faktor. Ada faktor dari dalam negeri internal dan faktor luar negeri eksternal. Tetapi
faktor dari dalam negeri lebih menentukan dibanding dengan faktor yang timbul dari luar negeri. Fungsi dan peranan faktor luar negeri hanya bersifat
mempercepat proses timbulnya pergerakan nasional. Hal ini berarti bahwa sebenarnya tanpa adanya faktor dari luar, pergerakan nasional juga akan muncul,
hanya waktunya agak terlambat. Disamping itu, bisa juga dalam bentuk lain Sudiyo, 1997: 14.
Adapun faktor atau sebab-sebab dalam negeri intern G Moejanto, 1988: 26 ialah:
1. Penderitaan akibat penjajahan, bangsa Indonesia merasa senasib
sepenanggungan, sama-sama dijajah Belanda. Jadi ini reaksi terhadap penjajah.
2. Kesatuan Indonesia dibawah Pax Neerlandica memberi jalan ke arah
kesatuan bangsa.
commit to user 16
3. Pembangunan komunikasi antara pulau menyebabkan makin mudah dan
makin sering bertemunya rakyat dari berbagai kepulauan. 4.
Pembatasan penggunaan atau penyebaran bahasa Belanda dikalangan pribumi di satu pihak, dan penggunaan bahasa Melayu yang dipopulerkan
di lain pihak menyebabkan bahasa yang berasal dari sekitar selat Malaka ini menjadi bahasa Indonesia, bahasa ini kemudian menjadi tali pengikat
kesatuan bangsa yang ampuh.
5. Undang-undang desentralisasi 1903, yang diantaranya mengatur
pembentukan kotapraja gemeente atau haminte dan dewan-dewan kotapraja memperkenalkan rakyat Indonesia akan tata cara demokrasi
yang modern.
6. Pergerakan kebangsaan Indonesia dapat juga disebut sebagai reaksi
terhadap semangat kedaerahan, yang tidak menguntungkan bagi perjuangan kemerdekaan semangat kemerdekaan membuat kita terpecah
bekah dan lemah.
7. Inspirasi kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.
Faktor-faktor luar negeri yang dapat mempercepat timbulnya pergerakan nasional itu Sudiyo, 1997: 15, adalah sebagai berikut:
1. Adanya faham baru, yaitu liberalisme dan human rights, akibat perang
Kemerdekaan Amerika 1774-1783 dan Revolusi Perancis 1789. 2.
Diterapkannya pendidikan sistem barat dalam pelaksanaan Politik Etis 1902, yang menimbulkan wawasan secara luas bagi pelajar Indonesia
walaupun jumlahnya masih sangat sedikit. 3.
Kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905, yang membangkitkan rasa percaya diri bagi rakyat Asia-Afrika dan bangkit melawan bangsa
penjajah bangsa kulit putih. 4.
Gerakan Turki muda 1896-1918, yang bertujuan menanamkan dan mengembangkan nasionalisme Turki, sehingga terbentuk negara
kebangsaan yang bulat dengan ikatan suatu negara, satu bangsa, satu bahasa, ialah Turki.
5. Gerakan Pan-Islamisme, yang ditumbuhkan oleh Djamaludin al-Afgani
bertujuan mematahkan dan melenyapkan Imperialisme Barat untuk membentuk persatuan semua umat islam dibawah satu pemerintah Islam
pusat. Gerakan ini menimbulkan nasionalisme di negara terjajah dan anti- imperialisme.
6. Dan lain-lain, seperti gerakan Nasionalisme di India, Tiongkok, dan
Philipina Nasionalisme Indonesia tumbuh seirama dengan berkembangnya
pergerakan nasional, maka sifat dan corak nasionalisme Indonesia sesuai dengan corak dan organisasi pergerakan yang mewakilinya. Walaupun terdapat perbedaan
corak dan sifat dari organisasi-organisasi pergerakan, tetapi tujuannya sama yaitu mencapai kemerdekaan dan melenyapkan sistem kolonialisme.
commit to user 17
Dalam dua abad terakhir sebelum mencapai kemerdekaannya, sejarah bangsa Indonesia diwarnai oleh rangkaian usaha yang terus menerus baik secara
fisik maupun nonfisik, baik secara moril maupun materiil, dari masyarakat terjajah untuk membebaskan dirinya dari belenggu penjajah yang sangat
menyengsarakan. Dalam kurun waktu yang lama itu, segala upaya yang dilakukan bangsa Indonesia dalam menentang penjajah seolah-olah menghadapi batu karang
yang demikian keras tak tergoyahkan. Perlawanan-perlawanan fisik yang muncul di berbagai daerah segera diredam oleh pemerintah kolonial Belanda. Keadaan
seperti itu terus berlangsung sampai munculnya suatu gagasan baru, suatu gerakan baru untuk membebaskan diri dari belenggu penjajah. Gagasan, cara dan gerakan
baru tersebut adalah perjuangan dengan menggunakan organiasai modern. Tanda- tanda perubahan itu muncul di awal abad ke-20 yang ditandai dengan lahirnya
sebuah organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia pertama pada tanggal 20 Mei 1908 yang bernama Boedi Oetomo Cahyo Budi Utomo, 1995: 37.
Perjuangan bangsa Indonesia yang disebut sebagai Pergerakan Kebangsaan pada permulaan abad ini sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari
faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi perjalanan pergerakan kebangsaan Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi
tersebut, salah satu faktor yang mempunyai peranan penting adalah diterapkannya Politik Etis di Indonesia yang secara perlahan mengubah pemikiran tradisional
rakyat pribumi melalui pendidikan barat yang diterapkan Belanda. Politik etis atau politik balas budi merupakan sebuah haluan politik yang
dijalankan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900-1942. Politik ini didasarkan pada pertimbangan bahwa negeri Belanda telah banyak berhutang budi
kepada rakyat Indonesia pribumi selama berabad-abad. Hal itu disebabkan sejak zaman VOC hingga masa Kolonial Liberal sebagian besar kekayaan bangsa
Indonesia dikeruk dan dibawa ke negeri Belanda. Walaupun tujuan utama politik Etis sangat mulia, dalam pelaksanaannya tidak demikian. Tetapi dengan segala
kelemahan tersebut, politik etis telah mendorong perubahan sosial di kalangan penduduk pribumi. Hal itu disebabkan banyak penduduk bumi putera yang
kemudian mengenyam pendidikan barat, sebagai suatu cara untuk mengubah
commit to user 18
pemikiran yang tradisional. Walaupun dari sudut pandang Kolonial kebijakan pendidikan Belanda diarahkan untuk kepentingan Pemerintah Kolonial, dari sudut
kepentingan perjuangan bangsa Indonesia pendidikan Barat telah melahirkan Elit Baru yang muncul sebagai produk pendidikan Barat. Elit inilah yang kemudian
menjadi embrio munculnya nasionalisme yang terwujud dalam Pergerakan Nasional Indonesia ke arah kemerdekaan Indonesia Cahyo Budi Utomo, 1995:
40-43. Embrio munculnya nasionalisme yang terwujud dalam Pergerakan
Nasional Indonesia ke arah kemerdekaan Indonesia menyebar keseluruh wilayah Indonesia, tidak ketinggalan dengan Surakarta yang merupakan salah titik penting
sebagai salah satu pelopor gerakan nasional yang diwadahi dan mendapat perhatian penting dar Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai raja di keraton
Kasunanan Surakarta.
3. Agen dalam Pergerakan Nasional