Agen dalam Pergerakan Nasional

commit to user 18 pemikiran yang tradisional. Walaupun dari sudut pandang Kolonial kebijakan pendidikan Belanda diarahkan untuk kepentingan Pemerintah Kolonial, dari sudut kepentingan perjuangan bangsa Indonesia pendidikan Barat telah melahirkan Elit Baru yang muncul sebagai produk pendidikan Barat. Elit inilah yang kemudian menjadi embrio munculnya nasionalisme yang terwujud dalam Pergerakan Nasional Indonesia ke arah kemerdekaan Indonesia Cahyo Budi Utomo, 1995: 40-43. Embrio munculnya nasionalisme yang terwujud dalam Pergerakan Nasional Indonesia ke arah kemerdekaan Indonesia menyebar keseluruh wilayah Indonesia, tidak ketinggalan dengan Surakarta yang merupakan salah titik penting sebagai salah satu pelopor gerakan nasional yang diwadahi dan mendapat perhatian penting dar Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai raja di keraton Kasunanan Surakarta.

3. Agen dalam Pergerakan Nasional

Timbulnya peristiwa akibat dari tindakan manusia yang terjalin melalui aktivitas antar mereka yaitu aktivitas budaya, ekonomi, politik, dan sosial. Berpijak dari pengertian ini, Anthony Gidden dalam George Ritzer berpendapat bahwa manusia adalah aktor dari seluruh peristiwa sosial budaya, sosial ekonomi, dan sosial politik George Ritzer, 2004: 507-508. Manusia tidak sepenuhnya bebas untuk memilih tindakan mereka sendiri, dan pengetahuan mereka terbatas, mereka tetap merupakan agen yang mereproduksi struktur sosial dan mengarah pada perubahan sosial. Giddens menulis bahwa hubungan antara struktur dan tindakan adalah sebuah elemen fundamental bagi teori sosial, struktur dan keagenan adalah dualitas yang tidak dapat dipahami terpisah satu sama lain. Argumen utamanya terkandung dalam ungkapan dualitas struktur. Pada tingkat dasar, ini berarti bahwa orang-orang membuat struktur masyarakat, tetapi pada saat yang sama, mereka dibatasi olehnya http:www.yudhieharyono.com?p=343, diunduh pada selasa 16 Februari 2010. commit to user 19 Tindakan dan struktur tidak dapat dianalisis secara terpisah, seperti struktur diciptakan, dipertahankan dan diubah melalui tindakan. Sedangkan tindakan bermakna diberi bentuk hanya melalui latar belakang struktur, garis kausalitas berjalan di dua arah sehingga mustahil untuk menentukan siapa yang mengubah apa. Dalam hal ini, Giddens mendefinisikan struktur yang terdiri dari aturan dan sumber daya yang melibatkan tindakan manusia, aturan membatasi tindakan. Struktur dapat bertindak sebagai kendala tindakan, tetapi juga memungkinkan tindakan dengan menyediakan kerangka makna umum. Giddens menunjukkan bahwa struktur tradisi, institusi, kode moral, dan harapan pada umumnya cukup stabil, tetapi dapat diubah, terutama melalui konsekuensi tindakan yang diharapkan, ketika orang mulai mengabaikan mereka, menggantikan mereka, atau mereproduksi mereka secara berbeda http:www.yudhieharyono.com?p=343, diunduh pada selasa 16 Februari 2010. Tindakan aktor adalah akibat dari kesadaran diskursif dan kesadaran praktis George Ritzer, 2004: 509. Kesadaran Diskursif memerlukan kemampuan untuk melukiskan tindakan kita dalam kata-kata, sedangkan kesadaran praktis melibatkan tindakan yang dianggap aktor benar, tanpa mampu mengungkapkan dengan kata-kata tentang apa yang mereka lakukan. Aktor agen menerapkan aturan-aturan sosial yang sesuai dengan budaya mereka yang telah dipelajari melalui sosialisasi dan pengalaman. Aturan-aturan ini bersama-sama dengan sumber daya yang mereka miliki digunakan dalam interaksi sosial. Aturan dan sumber daya yang digunakan dalam cara ini tidak dapat diprediksi, tetapi diterapkan secara tiba-tiba oleh aktor berpengetahuan. Maka hasil dari tindakan ini juga tidak sepenuhnya dapat diprediksi. Konsep agen agency pada umumnya merujuk pada tingkat mikro atau makro manusia individual, konsep ini pun dapat merujuk kepada kolektivitas makro yang bertindak. Agen manusia dapat meliputi individu maupun kelompok terorganisir, organisasi, dan bangsa. Agen aktor dalam tindakannya dipengaruhi oleh kesadaran diskursif dan kesadaran praktis. Kesadaran diskursif memerlukan kemampuan untuk melukiskan tindakan kita dalam kata-kata. Kesadaran praktis commit to user 20 melibatkan tindakan yang dianggap aktor benar, tanpa mampu mengungkapkan dengan kata-kata tentang apa yang mereka lakukan George Ritzer, 2004: 506- 508. Dalam hubungan dengan pergerakan nasional, pada awal abad ke-20, muncul kaum intelektual yang mempunyai kesadaran diskursif dan kesadaran praktis tentang bangsanya sendiri. Kesadaran kaum intelektual timbul karena: 1 penindasan ekonomi, politik dan sosial akibat kolonialsme bangsa barat, 2 diskriminasi dalam pendidikan untuk penduduk pribumi. Salah satu tokoh yang memiliki kesadaran diskursif dan kesadaran praktis adalah Paku Buwono X. Berbagai tindakan dilakukan Sunan dalam upayanya untuk memberdayakan masyarakat Surakarta di bidang ekonomi maupun pendidikan yang ditandai dengan munculnya elit intelektual yang nantinya merupakan pendukung utama yang sangat aktif dalam pergerakan kebangsaan. commit to user 21

B. Kerangka Berfikir

Keterangan: Penjajahan bangsa Barat khususnya Belanda di Indonesia telah membawa dampak yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup rakyat Indonesia, demikian juga terhadap kehidupan Keraton Surakarta yang merupakan salah satu kerajaan yang mempunyai peranan penting di tanah Jawa. Segala upaya dilakukan untuk mengusir penjajah dari Indonesia, baik perlawanan yang dilakukan secara Penjajahan Belanda di Indonesia Paku Buwono X Interaksi Kaum Intelektual dan Pengusaha Batik Lawean Keraton Kasunanan Surakarta Nasionalisme Pembangunan Bidang Pendidikan Pembangunan Bidang Ekonomi SI Sarekat Islam 1912 Boedi Oetomo BO 1914 Kesadaran Diskursif Kesadaran Praktis Pergerakan Nasional