commit to user 30
Pada tahap ini dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan sumber- sumber yang sesuai dengan penelitian. Sumber berupa buku-buku literatur
diperoleh dari beberapa perpusakaan diantaranya perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universias Sebelas Maret Surakarta, Perpusakaan Pusat
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Keraton Kasunanan Surakarta, Perpustakaan Ignatius Yogyakarta.
2. Kritik
Setelah sumber yang diperlukan terkumpul, maka langkah berikutnya adalah melakukan kritik sumber yaitu mengadakan penilaian atau pengujian
terhadap sumber-sumber sehingga dapat diketahui apakah sumber tersebut dapat dijadikan sebagai data bagi penelitian tersebut atau tidak. Menurut Dudung
Abdurrahman 1999: 58 kritik sumber ini meliputi:
a. Kritik Intern
Kritik intern berhubungan dengan kredibilitas dan reabilitas isi dari suatu sumber sejarah Hellius Sjamsudin, 1996: 118. Dalam kritik intern, hal
yang dilakukan adalah menyelediki isi dari sumber sejarah. Kritik ini bertujuan untuk menguji apakah isi, fakta dan cerita dari suatu sumber sejarah
dapat dipercaya dan dapat memberikan informasi yang diperlukan. Kritik intern yang berkenaan dengan isi sumber dilakukan dengan cara apakah
keaslian sumber tersebut dari pengarangnya asli atau turunan karya orang lain, dari tahap ini akan didapat validitas data.
Kritik intern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara sumber yang satu dengan sumber yang lain. Sumber
tersebut sesuai dengan yang ada atau banyak dipengaruhi oleh subjektifitas pengarang, dan apakah sumber tersebut sesuai dengan tema penelitian atau
tidak. Misalnya buku Riwayat dan Falsafah Hidup Ingkang Sinuwun Sri Susuhunan Paku Buwono X 1893-1939 karangan R.M Karno yang memuat
tentang Silsilah dan riwayat Paku Buwono X dibandingkan dengan Buku Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939 karangan Darsiti Soeratman.
commit to user 31
b. Kritik ekstern
Kritik Ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber otensitas yang berkenaan dengan segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan, seperti: bahan
kertas atau tinta yang digunakan, jenis tulisan, gaya bahasa, hurufnya, dan segi penampilan yang lain. Menurut Dudung Abdurrahman 1999: 59, uji otensitas
minimal dilakukan dengan pertanyaan kapan, dimana, siapa, bahan apa serta bentuknya bagaimana sumber itu dibuat. Sebelum semua kesaksian dikumpulkan
oleh sejarawan dapat digunakan untuk merekontruksi masa lalu, maka terlebih dahulu dilakukan pemerikasaan ketat.
Kritik ekstern dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sebuah sumber sejarah. Kritik ekstern berguna untuk
memeriksa sumber sejarah dan menjaga keaslian serta keutuhan sumber tersebut. Dalam kritik ekstern dilakukan pengujian sumber dari aspek luarnya seperti
pengarang dan asal sumber. Dalam penelitian ini kritik ekstern dilakukan dengan menyeleksi bentuk sumber data tertulis berupa buku dan literatur. Aspek fisik
kedua sumber dilihat dari pengarang, tahun, tempat penerbitan sumber, gaya bahasa dan ejaan yang digunakan. Misalnya buku Een Koel Hoofd En Een Warm
Hart Nationalisme, Javanisme En Jeugdbeweging In Nederlands-Indie, 1981- 1930 karangan Hans van Miert tahun 1995 diterbitkan De Bataafsche Leeuw
diterjemahkan oleh Sudewo Satiman judul Dengan semangat Berkobar Nasionalisme dan Gerakan Pemuda di Indonesia, 1981-1930 tahun 2003 dengan
hak terjemahan Indonesia pada Perwakilan KITLV dan Penerbit Hasta Mitra menggunakan gaya bahasa dan ejaan yang disempurnakan.
3. Interpretasi