Bagaimana penilaian tentang dakwah Ustadz Lancip?

Hasil wawancara Kepada Ustadz Lancip 1. Bagaimana perjalanan dakwah Pak Ustadz dan seperti apa konsep dakwah yang dipakai? Perjalanan dakwah saya dimulai dari tahun 2002, disitu mulai saya berdakwah, pertama kali saya mulai berdakwah di Cibanteng, Babengket Bogor. Konsep dakwah yang dijalani itu berubah-rubah, berawal kita membahas tentang hukum yang sangat keras cuman dengan kultur yang ada hal itu terasa kurang mengena di hati masyarakat, ya akhirnya di tahun 2006 saya merubah konsep dakwah saya dengan serius santai sersan, jadi kita membahas hukum dengan diselingi candaan-candaan yang membuat mereka senang, ya akhirnya dakwah inilah yang mengena di hati masyarakat, konsep dakwah ini memang berubah-rubah, makanya memang kita tidak bisa terlalu keras juga ga bisa, terlalu lembut juga jangan, jadi saya ngambil keduanya dengan melihat sintuasi kondisi masayarakat yang ada.

2. Bagaimanaa metode dakwah Pak Ustadz Lancipmengacu pada

Qur’an suarat An-Nahl: 125, ada metode dakwah bil-hikmah, mauidzotul hasanah dan mujadalah? Bilhikmah itu itu kalimat-kalimat, tanyalah olehmu “kata Allah” dengan kalimat yang bagus, kalimat yang baik, kalau kita melucu kita juga harus tau cara-caranya bagaimana melucu yang baik jangan sampai kebablasan, kita menguraikan ayat Qur’an pun harus hati-hati jangan sampai salah dalam membacanya, apalagi hadits berbeda dengan Hadits Qudsi dan Ijma’ para Ulama. Ini kadang-kadang kita karena kurang hati-hati yang seharusnya Ijma’ Ulama tapi kita jadikan hadits. Walmauidzatul hasanah dan juga dengan tingkah laku yang baik, itu tadi bagaimana menjaga amanah, panitia lah yang mempercayai kita untuk mengisi disitu, ini yang sangat berat disitu, karena memang godaan- godaan itu banyak. Ahsan itu yang terbaik, jadilah mujahid-mujahid yang baik, jadi ahsan itu dengan kalimat yang baik dengan bahasa yang baik yang bisa dimengerti masyarakat. Dan juga yang paling utama adalah akhlak kita, seorang ulama seorang ustadz harus menjaga akhlaqnya yang baik. Ini juga sebenarnya…suatu..apa ya…penilaian juga didalam masyarakat, contohnya ada seorang ustadz dateng disitu ada Kiyai Sepuh, dia gak mau cium tangan dengan Kiyai Sepuh. Ini kadang-kadang jadi bomerang juga, nah disitulah yang namanya ahsan terbaik disitu. Dengan akhlakulkarimah, kita lebih menunduk, dengan bukan kita menjadi seorang yang wah dipanggil ustadz, dipanggil ceramah kondang dan sebagainya.yang menyebabkan umatpun menilai “ah ternyata itu kondang akhlaknya gak ada” itu jadi penilaian semua kita tuh. Turun dari mobil sampai ketempat panitia, pen-suguhan panitia itu luar biasa dinilai masyarakat. Apalagi panitia sendirilah yang pasti menilai mereka. 3. Bagaimana strategi dakwah Pak Ustadz Lancip dalam berdakwah? Strategi dakwah ini dengan kondisi umat sekarang ini memang kita harus punya strategi, ketika berdakwah kita melihat dulu konstituen kita siapa?, jamaah kita siapa? Disitulah strategi dakwah kita mulai, kalau disitu terlalu