Konsep Perencanaan Struktur Tahan Gempa.

Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. lain tergantung pada keadaan seismotektonik geografi dan pada geologisetempat. Analisa gempa terutama pada bangunan perlu dilakukan karena pertimbangan. Untuk itu perlunya gerakan preventif aktif dalam menghadapi gempa bumi pada kerusakan bangunan akibat gempa bumi agar dapat diantisipasi dengan beberapa metode, baik secara konvensional maupun secara teknologi sekarang ini para ahli telah menemukan sistem seismic devices. Beberapa dekade belakangan ini muncul upaya untuk mengatasi hal – hal tersebut, yaitu dengan memberikan alat tambahan pada struktur, untuk membatasi energi atau mendissipasi energi gempa yang masuk ke bangunan. Alat tersebut dikenal dengan seismic device seperti yang telah dikemukakan di atas tersebut. Dengan menambah alat tersebut diharapkan energi gempa yang masuk ke bangunan dapat direduksi dan dikontrol sehingga gaya – gaya dan simpangan struktur menjadi kecil. Dengan demikian bangunan dapat direncanakan dalam keadaan elastis dengan biaya yang cukup ekonomis. Untuk tugas akhir ini akan dibahas masalah alat metallic yielding damper.

3.2 Konsep Perencanaan Struktur Tahan Gempa.

Konsep perencanaan struktur tahan gempa ada dalam dua cara yaitu konsep perencanaan konvensional dan konsep secara teknologi. Pada kedua konsep ini tujuannya adalah agar struktur bangunan tidak mengalami kerusakan yang fatal atau agar dapat mengurangi kerusakan pada struktur bangunan sesuai yang telah ditentukan pada peraturan atau toleransi yang telah ditetapkan. Konsep ini memiliki kekurangan maupun kelebihan pada masing-masing fungsinya. Adapun dalam konsep perencanaan secara konvensional menggunakan filosofi bahwa : Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. 1. Bila terjadi gempa kecil struktur masih elastis 2. Bila terjadi gempa sedang struktur masih elastis, tapi terjadi kerusakan non struktual. 3. Bila terjadi gempa besar, akan terjadi deformasi plastis tapi tidak terjadi keruntuhan. Untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan sewaktu gempa besar struktur harus daktail, hal ini dapat dilakukan dengan pembentukan sendi plastis yang cukup daktail pada lokasi tertentu. Lokasi pembentukan sendi-sendi plastis biasanya dipilih pada tumpuan balok. Pembentukan sendi-sendi plastis pada struktur akan menimbulkan kerusakan-kerusakan, bila kerusakan masih dalam batas tertentu masih dapat diperbaiki, tapi teknik perbaikan biasanya cukup sulit yaitu perlu waktu dan biaya yang cukup besar. Pada konsep secara teknologi yaitu dengan memberikan alat tambahan pada struktur, untuk membatasi energi atau mendissipasi energi gempa yang masuk ke bangunan, alat tersebut dikenal dengan Seismic Device. Untuk struktur yang dipasang metallic yielding damper direncanakan sebagai sumbu dari struktur, bila terjadi gempa besar damper akan rusak dengan deformasi plastis yang cukup besar. Struktur utama tetap elastis untuk gempa besar. Ketika damper mengalami kerusakan, dengan melepaskan damper yang rusak sewaktu pergantuan damper yang baru, bangunan tetap akan kembali pada keadaan awal. Untuk penggunaan damper dalam proses pemasangan, perbaikan, dan perbaikan cukup ekonomis dibandingkan dengan pada konsep secara tradisional. Hanya saja pada metallic damper ada beberapa kekurangan yaitu antara lain hanya berfungsi jika terjadi gempa besar, akan merubah tampak bangunan yang direncanakandan lainnya. Oleh sebab itu perlu Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. pemakaian sistim ini harus tepat agar efisien dalam penggunaannya dalam struktur bangunan.

3.3 Peran Damper Terhadap Getaran.