Beban gravitasi Pembebanan pada struktur

Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. masing-masing lantai adalah 5 m dan masing-masing bentang memiliki panjang 10 m dengan perletakan yang digunakan adalah jepit. Pada pemodelan struktur digunakan analisis struktur 2 dimensi yaitu pada bidang x-z pada SAP 2000 sehingga struktur dianggap tidak dapat bergoyang kearah y. Pada model struktur dengan menggunakan yielding damper tersebut menggunakan brace frame atau struktur pengaku tempat meletakkan damper yang akan digunakan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

4.2.2 Pembebanan pada struktur

Pada kedua model struktur dikerjakan kombinasi pembebanan yang sama. Beban yang bekerja pada struktur terdiri dari beban gravitasi beban mati dan beban hidup dan beban gempa. Untuk beban gempa yang bekerja pada struktur digunakan beban gempa respon spectrum.

4.2.2.1. Beban gravitasi

Beban gravitasi pada struktur terdiri dari beban mati dead load, beban hidup live load, dan super imposed dead loads. Pada pemodelan ini beban mati berat sendiri akan dikalkulasikan secara otomatis oleh program sap 2000 V11. Sesuai SKBI – 1.3.5.3.1987, besarnya beban hidup yang direncanakan untuk pelat lantai bangunan adalah 250 kgm 2 . Sedangkan beban hidup untuk atap atau bagian atap yang dapat dicapai orang, harus diambil minimum sebesar 100 kgm 2 bidang datar. Pada pemodelan ini, pembebanan yang pada elemen balok dilakukan dengan menggunakan pembebanan perbentang 4 m arah sumbu y model 2 dimensi struktur terdapat pada bidang x-z. dengan demikian, besarnya besarnya beban hidup Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. pada balok adalah sebesar 1000 kgm untuk lantai 1- 4. Sedangkan untuk lantai 5 atau lantai atap besar beban hidup adalah 400 kgm. Super Imposes Dead Loads untuk pelat lantai 1- 4 adalah : • penutup lantai keramik + spesi 24kgm 2 x 5m = 120 kgm • lantai 288kgm 2 x 5m = 1440 kgm • dinding bata 12 bata 250kgm 2 x 5m = 1250 kgm • mechanical dan electrical 25kgm 2 x 5m = 125 kgm 2935 kgm Super Imposes Dead Loads untuk pelat atap adalah : • Lantai 240kgm 2 x 5m = 1200 kgm • mechanical dan electrical 25kgm 2 x 5m = 125 kgm 1325 kgm Super Imposes Dead Loads diatas akan menjadi beban merata yangditerima oleh pelat. Selanjutnya mekanisme transfer beban akan disalurkan berturut-turut pada balok, kemudian kolom dan yang terakhir pada pondasi. Kombinasi pembebanan untuk beban gravitasi adalah sebagai berikut : • U = 1.4 DL • U = 1.2 DL + 1.6 LL Dengan DL adalah beban mati dead load dan LL adalah beban hidup live load. 4.2.2.2. Beban gempa Analisa ragam spektrum respon digunakan sebagai simulasi gempa, yaitu memakai Spektrum Respons Gempa Rencana dari SNI – 1726 – 2002 , dengan asumsi bahwa bangunan tersebut dibangun di atas tanah sedang dan berada di wilayah gempa 5. Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. Spektrum Respons Gempa Rencana menurut gambar dibawah nilai ordinatnya dikalikan dengan faktor koreksi IR, di mana I adalah Faktor Keutamaan I=1, sedangkan R adalah faktor reduksi gempa representatif dari struktur gedung yang bersangkutanR=8.5, portal baja daktail. Dalam hal ini, jumlah ragam vibrasi yang ditinjau dalam penjumlahan respons ragam menurut metoda ini harus sedemikian rupa, sehingga partisipasi massa dalam menghasilkan respons total harus mencapai sekurang-kurangnya 90. Gambar 4.2. Fungsi Response Spektrum Wilayah Gempa 5 sumber : SNI-1726-2002, tentang gempa Pasal 7.1.3 SNI – 1726 – 2002 menyatakan, bahwa nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80 nilai respons ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan menurut persamaan berikut : V ≥ 0.8 V 1 V 1 adalah gaya geser dasar nominal sebagai respons ragam yang pertama terhadap pengaruh Gempa Rencana menurut persamaan : Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. Dengan C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa Rencana menurut Gambar 4.1 untuk waktu getar alami pertama T 1 , I adalah Faktor Keutamaan menurut Tabel = 1 dan R adalah faktor reduksi gempa representatif dari struktur gedung yang bersangkutan, sedangkan Wt adalah berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai ada reduksi beban hidup untuk perhitungan gempa. Bangunan direncanakan di wilayah gempa 5, tanah sedang. Berdasarkan peta gempa respon spectrum didapatkan data-data grafik sebagai berikut: Hasilnya adalah: Times Acceleration 0.32 0.2 0.83 0.5 0.83 0.6 0.83 1 0.5 1.2 0.416667 1.4 0.357143 1.6 0.3125 1.8 0.277778 2 0.25 2.5 0.2 Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009. 3 0.166667 Untuk T = 0 : S a = 0.32g T = 0.2 s.d 0.6 : S a = 0.83g T 0.6 : S a = 0.50gT Hasilnya adalah: Kombinasi pembebanan untuk beban gempa adalah sebagai berikut : • U = 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 E • U = 1.2 DL + 1.0 LL - 1.0 E • U = 0.9 DL + 1.6 E • U = 0.9 DL - 1.6 E Dari seluruh pembebanan yang di kerjakan pada struktur, dipilih kombinasi pembebanan yang menghasilkan gaya terbesar pada struktur.

4.3. Prosedur Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Dengan Metallic Yielding Damper.