Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009.
Gambar 2.4 Struktur dengan damping non-klasik Clough Pensien, 1993
Apabila interaksi antara tanah dengan struktur dipengaruhi frekuensi, maka kekakuan dan redaman interaksi juga frequency dependent. Pada kondisi tersebut
sistem struktur tidak akan mempunyai standar mode shapes akan dibahas kemudian. Dengan memperhatikan kenyataan-kenyataan seperti itu maka ada empat
hal yang perlu diperhatikan. Pertama rasio redaman struktur atas yang dipengaruhi oleh level respon, kedua rasio redaman pada stuktur atas dan bawah sangat berbeda,
ketiga rasio redaman struktur bawah tergantung pada frekuensi beban dan keempat sistem struktur tidak akan mempunyai standar mode shapes. Apabila analisis struktur
akan memperhatikan hal itu semua, maka problemnya tidak hanya terletak pada redaman tetapi penyelesaian yang komprehensif terhadap sistem struktur.
Penyelesaian soil-structure interaction pada bangunan bertingkat banyak sungguhlah tidak sederhana. Oleh karena itu memperhitungkan redaman non-klasik ini
memerlukan kemampuan yang sangat khusus.
2.4.3.4 Klasikal proposional damping
Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009.
Damping dengan sistem ini relatif sederhana bila dibanding dengan non- klasikal damping. Namun demikian penggunaan sistem damping seperti ini juga
terbatas, yaitu hanya dipakai pada analisis struktur yang tidak memperhatikan interaksi antara tanah dengan bangunan. Ada juga yang memakainya, namun hal itu
disertai dengan anggapan-anggapan. Analisis struktur yang menggunakan damping jenis ini adalah analisis struktur elastik maupun inelastik yang mana struktur
bangunan dianggap dijepit pada dasarnya. Pada analisis dinamik yang menggunakan superposisi atas persamaan
independen uncoupled modal superposition method maka masih dapat dipakai prinsip ekivalen damping rasio, yaitu yang dinyatakan dalam bentuk,
C
j
= 2
j
M
j j
2.4.18 yang mana C
j
, M
j
adalah s uatu simbol yang berasosiasi dengan mode j, dan
j
berturut-turut adalah rasio redaman dan frekuensi sudut mode ke-j. Untuk menyederhanakan persoalan umumnya dipakai rasio redaman yang
konstan, artinya nilai rasio redaman diambil sama untuk semua mode. Apabila hal ini telah disepakati maka analisis dinamik struktur dengan modal analis tidak
memerlukan matriks redaman. Cara ini mempunyai kelemahan, karena pada mode yang lebih tinggi umumnya frekuensi sudut dan rasio redaman akan lebih besar.
Pada analisis dinamik yang melakukan integrasi secara langsung dan analisis dinamik inelastik, maka konsep ekivalen damping ratio sebagaimana tercantum pada
persamaan 2.4.18 tersebut tidak dapat dipakai. Pada kedua analisis ini diperlukan suatu matriks redaman, dan oleh karenanya matriks redaman perlu disusun. Didalam
analisis tersebut damping matriks disusun berdasarkan satu dan dua nilai
Helmy Iskandasyah : Analisis Respon Spektrum Pada Bangunan Yang Menggunakan Yielding Damper Akibat GayaGempa, 2009.
proporsional damping. Terdapat beberapa sistem redaman proporsional yang dapat disusun yang secara skematis ditunjukkan oleh gambar 2.5
Gambar 2.5 Jenis-Jenis Proporsional Damping
2.4.4 Getaran bebas pada struktur MDOF 2.4.4.1 Nilai karakteristik eigenproblem