Pengertian Konflik Konsep Manajemen Konflik

BAB II URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Eli Hariati 2000 melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Manajemen Konflik terhadap Kinerja Karyawan di Direktorat Sumber Daya Manusia PT POS INDONESIA Persero di Bandung ”. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa variabel X Manajemen Konflik berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Y pada PT POS INDONESIA Persero di Bandung.

B. Konsep Manajemen Konflik

1. Pengertian Konflik

Unsur manusia dianggap penting dalam kehidupan berorganisasi, bahkan dalam hal ini manusia dipandang sebagai sumber daya yang paling penting di dalam keseluruhan aktifitas perusahaan. Sehubungan dengan itu, maka manusia perlu diatur dan diperhatikan keberadaannya sehingga dapat didayagunakan secara optimal dan pada akhirnya mereka akan memiliki komitmen yang tinggi dan kepuasan kerja serta yang terpenting bagi perusahaanorganisasi yaitu produktivitas kerja yang tinggi. Setiap manusia mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang heterogenyang dibawa ke dalam organisasi, maka tidak menutup kemungkinan dalam malakukan aktivitasnya sebagai anggota organisasi sering terjadi benturan dan pertentangan, dan apabila dibiarkan maka akan timbul konflik dalam organsasi. Kusnadi 2003 : 11 mengemukakan pengertian konflik sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Konflik adalah segala bentuk interaksi yang bersifat antagonistis berlawanan, bertentangan atau berseberangan. Konflik terjadi karena perbedaan, kesenjangan, dan kelangkaan kekuasaan, perbedaan atau kelangkaan posisi sosial dan posisi sumber daya atau karena disebabkan sistem nilai dan penilaian yang berbeda secara ekstrim. James A. F. Stoner dan Charles Wankel yang diterjemahkan Winardi 1994 : 62 mengemukakan pendapatnya mengenai konflik : Konflik organisatoris merupakan suatu ketidaksesuaian paham antara dua orang anggota organisasi atau lebih, yang timbul karena fakta bahwa mereka harus berbagi dalam hal mendapatkan sumber daya yang langka, atau aktivitas-aktivitas pekerjaan, dan atau karena mereka memiliki status- status, tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau persepsi-persepsi yang berbeda. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa konflik dalam organisasi terjadi sebagai akibat dari adanya ketidak sesuaian individu, tujuan, persepsi, nilai, status, sumber daya yang terbatas, dan keterikatan untuk secara bersama-sama menjalankan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Sikap orang tentang konflik dalam organisasi-organisasi telah mengalami banyak perubahan seiring berjalannya waktu. Hal serupa juga dikemukakan oleh Stephen P. Robbins yang dikutip oleh Winardi 1994 : 65 menyatakan bahwa pandangan tentang konflik dibagi menjadi dua macam yaitu : Tabel 2.1 Pandangan Tradisional dan Modern Tentang Konflik Pandangan Kuno Pandangan Modern 1.Konflik dapat dihindari 2.Konflik disebabkan karena adanya kesalahan managemen dalam hal mendesain dan memanajemen organisasi – organisasi atau karena adanya pengacau – pengacau 1. Konflik tidak dapat dihindari 2. Konflik muncul karena aneka macam sebab, termasuk di dalamnya struktur organisatoris, Perbedaan – perbedaan dalam tujuan – tujuan yang tidak dapat dihindari perbedaan – perbedaan dalam persepsi – persepsi serta Universitas Sumatera Utara 3. Konflik merusak organisasi yang bersangkutan, dan menyebabkan tidak tercapainya hasil optimal. e. Tugas managemen adalah meniadakan konflik. 5. Agar dapat dicapai hasil prestasi organisatoris optimal, maka Konflik perlu ditiadakan. nilai – nilai personalia yang terspesialisasi dan sebagainya. 3. Konflik membantu, kadang – kadang menghambat hasil pekerjaan organisatoris dengan derajat yang berbeda. 4. Tugas managemen adalah manajemen tingkat konflik, dan pemecahannya hingga dapat dicapai hasil prestasi organisatoris optimal 5. Hasil pekerjaan optimal secara organisatoris, memerlukan konflik moderat Sumber : Winardi,1994 Berdasarkan pendapat seperti tertera pada Tabel 2.1, maka tugas manajer bukanlah menekan atau memecahkan semua konflik, tetapi mereka perlu memanajemennya sedemikian rupa, hingga dapat diminimalisasi. Manajemen demikian dapat mencakup stimulisasi konflik pada situasi – situasi dimana penekanannya dapat menyebabkan terhambatnya efektifitas, kreativitas dan inovasi organisasi. Manajemen konflik merupakan cara yang dilakukan oleh pimpinan dalam menstimulasi konflik, mengurangi konflik dan menyelesaikan konflik yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja individu dan produktivitas organisasi. Kajian teori tentang manajemen konflik berguna bagi manajer atau pimpinan organisasi perusahaan dalam merespon setiap konflik yang muncul pada organisasiperusahaan yang menjadi tanggungjawabnya. Pengelolaan konflik yang baik didahului dengan identifikasi sumber-sumber konflik dan Universitas Sumatera Utara jenis-jenis konflik, mengetahui proses terjadinya konflik, klasifikasi konflik berdasarkan keuntungan dan kerugian bagi kelangsungan organisasiperusahaan, memilih pendekatan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai

2. Indikator Manajemen