Klasifikasi perkebunan Hubungan Perkebunan Dengan Pertumbuhan Ekonomi

seperti ini biasanya menghasilkan limbah berupa partikel-partikel sedimen yang ketika sawah atau lahan pertanian tersebut diairi, ikut terbawa ke perairan umum. Demikian pula untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan mencegah serangan hama, tanaman tersebut diberi pupuk dan penyemprotan dengan pestisida. Sementara, penggunaan pupuk dan pestisida tidak akan terpakai secara keseluruha. Sisanya akan terbuang ke lingkungan bersama-sama dengan partikel melalui saluran irigasi, mencapai sungai dan selanjutnya ke laut. Zat-zat sisa ini yang cenderung menjadi racun bagi biota lain dan merusak keseimbangan lingkungan Supriharyono: 2007; 146. 2.5. Perkebunan 2.5.1. Pengertian perkebunan Perkebunan didefinisikan sebagai segala bentuk kegiatan yang mengusahakan tanaman teretentu pada tanah atau media tumbuh lainnyam dalam ekosistem yang sesuai, termasuk mengolah dan menghasilkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan, dan manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pekebun dan masyarakat Amanat UU Nomor 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan.

2.5.2. Klasifikasi perkebunan

1. Perkebunan rakyat, yaitu suatu usaha budi daya tanaman yang dilakukan oleh rakyat yang hasilnya sebagian besar dijual dengan area pengusahaannya dalam skala yang terbatas luasnya. Perkebunan rakyat terdiri dari kelapa sawit, karet, kopi arabika, kopi robusta, kelapa, coklat, cengkeh, kemenyan, kulit manis, Universitas Sumatera Utara nilam, tembakau, kemiri, tebu, pala, lada, kapuk, gambir, teh, aren, pinang, vanili, jahe, kapulaga, jambu mente, dan sereh wangi. 2. Perkebunan besar, yaitu suatu usaha budi daya tanaman yang dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara BUMN atau swasta yang hasilnya seluruhnya untuk dijual dengan area pengusahaannya sangat luas. Perkebunan besar terdiri dari kelapa sawit, karet, coklat, teh, tembakau, kopi, dan tebu. 3. Perkebunan perusahaan inti rakyat PIR, yaitu suatu usaha budi daya tanaman, di mana perusahaan besar pemerintah atau swasta bertindak sebagai inti dan rakyat sebagai plasma. 4. Perkebunan unit pelaksana proyek perkebunan Pola UPP,yaitu perkebunan yang dalam pembinaannya dilakukan oleh pemerintah, sedangkan pengusahaannya tetap dilakukan oleh rakyat. Wikipedia Indonesia, 2009.

2.5.3. Hubungan Perkebunan Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik regional bruto PDRB. Hasil-hasil perkebunan yang memiliki kontribusi besar terhadap PDRB seperti : karet, kelapa sawit, teh, cengkeh, tembakau, kopi, dan lain-lain. Sebagai salah satu subsektor penting dalam sektor pertanian, subsektor perkebunan secara tradisional memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Sumatera Utara. Sebagai daerah yang sedang berkembang di mana penyediaan lapangan kerja merupakan masalah yang mendesak, subsektor perkebunan memiliki kontribusi yang cukup signifikan.. Jumlah lapangan kerja tersebut belum termasuk yang bekerja pada Universitas Sumatera Utara industri hilir perkebunan. Kontribusi dalam penyediaan lapangan kerja menjadi nilai tambah sendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan lapangan kerja di pedesaan dan daerah terpencil. Peran ini bermakna stratergis karena penyediaan lapangan kerja oleh subsektor berlokasi di perdesaan sehingga mampu mengurangi arus urbanisasi Artikel Penelitian, Susila dan Goenadi 2004 2.6. Teori Pertumbuhan Ekonomi 2.6.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi