2.1.4. Penyebab Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan terutama disebabkan : 1. Sistem perladangan berpindah
Sistem ini dilakukan oleh penduduk yang tinggal dikawasan atau dipinggir hutan. Pertanian dilakukan dengan cara yang masih sangat sederhana, yaitu
dengan cara menebang pohon lalu dikeringkan dan kemudian dibakar. Selanjutnya tanah yang merupakan lahan pertanian tidak diolah, melainkan langsung ditanami.
Lahan pertanian ini dimanfaatkan hanya dalam jangka waktu 3-4 tahun. Jika sudah tidak diolah lagi sebagai lahan pertanian, maka akan ditinggalkan. Pada
dasarnya sistem perladangan berpindah tidak berdampak negatif terhadap lingkungan karena luas lahan yang dibuka relatif sempit, yaitu berkisar 2-3 hektar.
Akan tetapi, karena penduduk bertambah terus dan teknologi sudah mulai berkembang, maka degradasi luas hutan Sumatera Utara semakin tinggi dan
bertambah parah kondisinya. 2. Perambahan Hutan
Perambahan hutan adalah pemanfaatan kawasan hutan secara ilegal oleh masyarakat untuk digunakan sebagai lahan usaha pertanian dan pemukiman.
Masyarakat yang merambah hutan disebut sebagai peramabah hutan. Perambah hutan tidak selalu bermukim di areal hutan yang dirambah, tetapi ada yang
tinggak di luar kawasan hutan. Pada umumnya perambahan hutan dilakukan oleh penduduk karena jumlah penduduk yang semakin bertambah namun jumlah lahan
tetap, sehingga banyak penduduk yang tidak memiliki lahan. 3. Pengusaha HPH Hak Pengusahaan Hutan
Universitas Sumatera Utara
Hak Pengusahaan Hutan atau disingkat HPH adalah izin yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kegiatan tebang pilih di hutan alam selama periode
tertentu, pada umumnya 20 tahun dan diperbaharui untuk satu periode selanjutnya, pada umumnya 20 tahun lagi. Pemberian izin HPH ini memberikan
kontribusi positif dalam hal penerimaan negara namun di sisi lain izin HPH juga meninggalkan satu permasalahan baru, yaitu keruakan hutan, persyaratan dan
ketentuan-ketentuan yang mengatur pengusahaan hutan tidak dilaksanakan sehingga kayu hutan dibabat habis. Kerusakan hutan terkait dengan pengusahaan
hutan ini antara lain disebabkan karena kurangnya pengawasan, mentalitas dan integritas pengawasan yang buruk, pengusaha kurang bertanggung jawab dan
sikap pengusaha yang tidak peduli pada lingkungan. 4. Bencana Alam
Kerusakan hutan akibat bencana alam relatif kecil, kecuali jika terjadi kebakaran hutan karena petir, namun hal ini jarang terjadi. Penyebab kebakaran
hutan yang banyak terjadi adalah oleh ulah manusia. Bencana alam lainnya seperti longsor dan badai biasanya tidak menyebabkan kerusakan hutan yang berarti
karena terjadi pada perluasan yang terbatas sempit Eddy:2003:78. Kerusakan hutan dan penyusutan luas lahan hutan di Sumatera Utara setiap tahunnya
sebagian besar disebabkan oleh pertumbuhan penduduk dan kegiatan pembangunan yang terjadi di berbagai wilayah atau daerah di Sumatera Utara.
karena jumlah penduduk yang terus bertambah, degradasi hutan pun terus meningkat. Di samping itu dengan pembangunan yang terjadi benyak kegiatan
yang merambah hutan, pembalakan dan pertambangan. Sebenarnya pembalakan dan perladangan tradisional yang dikelola dengan baik tidak perlu memusnahkan
Universitas Sumatera Utara
hutan. Sayangnya banyak kegiatan itu tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan kerusakan dan meningkatkan laju degradasi hutan.
2.2. Penduduk 2.2.1. Pertumbuhan penduduk