d. Partisipasi Sosial
Kemampuan ini adalah kemampuan mempraktekkan semua kemampu- an tersebut di atas, dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Tanpa kemam-
puan berpartisipasi dalam kehidupan nyata di masyarakat maka kemampuan- kemampuan lainnya itu tidak ada manfaatnya. Oleh sebab itu melalui IPS
siswa dibiasakan ikut berpartisipasi dalam menanggulangi masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan sekolah. Soedarno, 2007:12
Berdasarkan pendapat berbagai tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan di SDMISDLB yang terintegrasi dari berbagai ilmu sosial yang memiliki ruang lingkup berupa manusia, lingkungan, sejarah, sistem ekonomi,
sistem sosial dan kebudayaan. Sedangkang tujuan IPS adalah untuk membentuk siswa menjadi warganegara yang baik serta memiliki empat dasar kemampuan
IPS.
2.1.5. Landasan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
IPS sebagai mata pelajaran dan pendidikan disiplin ilmu seyogianya memiliki landasan dalam pengembangan baik sebagai mata pelajaran maupun
pendidikan disiplin ilmu. Landasan-landasan ini diharapkan akan memberikan pemikiran-pemikiran mendasar tentang pengembangan strukur, metodologi dan
pemanfaatan IPS sebagai disiplin ilmu. Landasan-landasan IPS menurut Sapriya 2009:16 sebagai pendidikan disiplin ilmu meliputi landasan filosofis, ideologis,
sosiologis, antropologis, kemanusiaan, politis, psikologis, dan religious.
a Landasan filosofis memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan
untuk menentukan apa objek kajian atau domain apa saja yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
aspek ontologis, bagaimana cara, proses, atau metode membangun dan mengembangkan IPS hingga menentukan pengetahuan manakah yang
dianggap benar, sah, valid, atau terpercaya. b
Landasan ideologis menurut O’Neil dalam Sapriya, 2009:16 lanadasan ini telah dan akan memberikan sistem gagasan yang bersifat ideologis terhadap
IPS yang tidak cukup diatasi hanya dengan hanya oleh filsafat yang bersifat umum.
c Landasan sosiologis memeberikan sistem gagasan mendasar untuk menentu-
kan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuataan, aspirasi serta pola-pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-
teori atau prinsip-prinsip IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu. d
Landasan antropologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar dalam menentukan pola, sistem dan strukutur pendidikan disiplin ilmu sehingga
relevan dangan pola, sistem dan strutur kebudayaan bahkan denga pola, sistem dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola, sistem dan struktur perilaku
manusia yang kompleks. Landasan ini telah dan akan memberikan dasar-dasar sosial-kultural masyarakat terhadap structural IPS sebagai pendidikan disiplin
ilmu dalam proses perubahan sosial yang kontruktif. e
Landasan kemanusiaan, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan. Landasan ini
sangat penting karena pada dasarnya pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
f Landasan politis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari IPS. Peran dan keterlibatan pemerintah dalam landasan ini sangat besar sehingga
pendidikan tidak mungkin steril dari campur tangan birokrasi. g
Landasan psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan cara-cara IPS membangun struktur tubuh disiplin pengetahuan-
nya, baik dalam tataran personal maupun komunal berdasarkan entitas-entitas psikologisnya. Hal ini sejalan dengan hakekat dari struktur yang dapat
dipelajari, dialami, didiversifikasi, diklarifikasi oleh anggota komunitas IPS berdasarkan kapasitas psikologis dan pengalamannya.
h Landasan religious, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang
nilai-nilai, norma, etika dan moralyang menjadi jiwa roh yang melandasi keseluruhan bangunan IPS, khusunya pendidikan di Indonesia. Landasan
religious yang diterapkan di Indonesia menghendaki adanya keseimbangan antara pengembangan materi yang bersumber dari intraceptive knowledge dan
extraceptive knowledge. Selain itu berdasarkan Peraturan Pemerintah PP No. 28 Tahun 1990
pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan di Sekolah Dasar bahwa Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya Sembilan tahun, diselenggarakan selama
enam tahu di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan sederajat. Sehingga di pendidikan dasar khususnya di
sekolah dasar menggunakan pendekatan terpadu integrated approach dalam mengorganisasikan kurikulumnya. Selanjutnya pembentukan Ilmu Pengetahuan
Sosial sebagai bentuk pengintegrasian dari beberapa ilmu sosial.
2.1.6. Model Learning Cycle