Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI

18 5 Penghargaan kelompok Tim dimungkinkan mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka melebihi kriteria tertentu Slavin,2005: 80 Slavin juga mengemukakan model pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan yaitu : 1 Meningkatkan pencapaian prestasi siswa, 2 Memperbaiki self-esteem, 3 Mengembangkan ketrampilan sosial dan kesetiakawanan, 4 Menciptakan keceriaan, 5 Menciptakan lingkungan yang pro-sosial.

2.1.3 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI merupakan suatu upaya peningkatan mutu pembelajaran matematika sekolah. Gerakan ini mengadopsi serta mengaptasi Realistix Mathematics Education RME, suatu teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di Belanda, berdasar paham bahwa “matematika di sekolah harus diajarkan sebagai kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi yang siap pakai”. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia merupakan adopsi dan adaptasi dari Realistic Mathematics Education RME yang dikembangkan di Belanda sejak sekitar tahun 1970, dalam konteks Indonesia Suryanto, 2010: 58. Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari PMRI,. Proses belajar siswa hanya akan terjadi jika pengetahuan, yang dipelajari bermakna bagi siswa Suatu pengetahuan yang bermakna bagi siswa jika pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk suatu konteks atau pembelajaran 19 menggunakan permasalahan realistik. Suatu masalah realistic tidak harus selalu berupa masalah yang ada di dunia nyata real-world problem dan bisa ditemukan dalam kehidupan sehari- hari siswa. Suatu masalah disebut “realistic” jika masalah tersebut dapat dibayangkan imagineable atau nyata real dalam pikiran siswa. Suatu rekaan, permainan atau bahkan bentuk formal matematika bisa digunakan sebagai masalah realistik. Dalam PMRI, permasalahan realistik digunakan sebagai sumber pembelajaran a source for learning. PMRI mempunyai lima dasar aplikatif, yang sekaligus merupakan karakteristik PMRI, yaitu sebagai berikut. 1. Menggunakan konteks, artinya dalam PMRI lingkungan keseharian atau pengetahuan yang telah dimiliki siswa dapat dijadikan sebagai bagian materi belajar yang kontekstual bagi siswa untuk menemukan suatu konsep baru, sifat-sifat baru, atau prinsip-prinsip baru. 2. Menggunakan model, artinya permasalahan atau ide dalam matematika dapat dinyatakan dalam bentuk model, baik model dari situasi nyata maupun model yang mengarah ke tingkat abstrak. 3. Menggunakan kontribusi siswa, artinya pemecahan masalah atau penemuan konsep didasarkan pada sumbangan gagasan siswa. 4. Menggunakan format interaktif, artinya aktivitas proses pembelajaran dibangun oleh interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan sebagainya. 20 5. Intertwinning, artinya topik-topik yang berbeda dapat diintegrasikan sehingga dapat memunculkan pemahaman tentang suatu konsep secara serentak Suryanto, 2010: 44-45. TIM PMRI juga merumuskan mengenai Standar PMRI yang meliputi, 1 Standar Guru PMRI Standards for a PMRI teacher a Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang matematika dan PMRI serta dapat menerapkannya dalam pembelajaran matematika untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, A teacher has a repertoire of mathematics and PMRI didactics to develop a rich learning environment, b Guru memfasilitasi siswa dalam berpikir, berdiskusi, danbernegosiasi untuk mendorong inisiatif dan kreativitas siswa. A teacher coaches students to think, discuss, and negotiate to stimulate initiative and creativity. c Guru mendampingi dan mendorong siswa agar berani mengungkapkan gagasan dan menemukan strategi pemecahan masalah menurut mereka sendiri. A teacher guides and encourages students to express their ideas and find own strategies. d Guru mengelola kelas sedemikian sehingga mendorong siswa bekerja sama dan berdiskusi dalam rangka pengkonstruksian pengetahuan siswa. A teacher manages class activities in such a way to support student s’ cooperation and discussion for the purpose of knowledge construction. 21 e Guru bersama siswa menyarikan summarize fakta, konsep, dan prinsip matematika melalui proses refleksi dan konfirmasi. Teacher together with students summarize mathematics facts, concepts, principles through a process of reflection and confirmation. 2 Standar Pembelajaran Menurut PMRI Standards for a PMRI Lesson a Pembelajaran dapat memenuhi tuntutan ketercapaian standar kompetensi dalam kurikulum. PMRI lesson fulfill the accomplishment of competences as mentioned in the curriculum. b Pembelajaran diawali dengan masalah realistik sehingga siswa termotivasi dan terbantu belajar matematika. PMRI lesson starts with realistic problem to motivate and help students learn mathematics. c Pembelajaran memberi kesempatan pada siswa mengeksplorasi masalah yang diberikan guru dan berdiskusi sehingga siswa dapat saling belajar dalam rangka pengkontruksian pengetahuan. PMRI lesson gives students opportunities to explore and discuss given problems so that they can learn from each other and to promote mathematics concept construction. d Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk membuat pembelajaran lebih bermakna dan membentuk pengetahuan yang utuh. PMRI lesson interconnects mathematics concepts to make a meaningful lesson and intertwining of knowledge. 22 e Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan konfirmasi untuk menyarikan fakta, konsep, dan prinsip matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan latihan untuk memperkuat pemahaman. PMRI lesson ends with a confirmation and reflection to summarize learned mathematical facts, concepts, and principles and is followed by exercises to strengthen student s’ understanding.

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif