Konservasi Budaya Landasan Teori

31 3 Korelasi correlation, yaitu menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. 4 Menyimpulkan generalization, yaitu memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. 5 Penerapan application, yaitu menggunakan konsep-konsep dan pengetahuan yang telah diperoleh dalam penyelesaian masalah Sanjaya, 2007: 185.

2.1.6 Konservasi Budaya

Budaya merupakan salah satu aspek nilai yang terkandung dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, budaya sebagai suatu kebenaran bahwa tidak ada manusia yang hidup bermasyarakat yang tidak didasari oleh nilai-nilai budaya yang diakui masyarakat itu. Nilai-nilai budaya itu dijadikan dasar dalam pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam komunikasi antaranggota masyarakat itu. Posisi budaya yang demikian penting dalam kehidupan masyarakat mengharuskan budaya menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa . Sehingga dapat dikatakan budaya merupakan aspek yang perlu dilestarikan, dijaga, serta dimanfaaatkan dalam suatu proses pembelajaran di sekolah. Penekanan pada pendidikan budaya tersebut akan memberikan penanaman karakter dalam diri siswa. Beberapa diantaranya adalah karakter 32 1. Kreatif yaitu Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 2. Rasa ingin tahu yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 3. Semangat kebangsaan yaitu Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 4. Cinta tanah air yaitu Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 5. Peduli lingkungan yaitu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi Soeroso juga menyatakan bahwa Faktor-faktor penting dalam konservasi kebudayaan lokal adalah : 1 Dalam hal faktor wujud kebudayaan, perlu menjaga silaturahmi antar warga untuk menciptakan suasana kondusif, mengedepankan spiritualisme dalam bentuk pendidikan dan keimanan, melibatkan peran seluruh elemen masyarakat untuk menghargai seni-budaya, melakukan pengenalan budaya Jawa sejak dini sekaligus menggalakkan penggunaan bahasa Jawa pada acara non formal, mencari 33 stimulant yang dapat mengimbangi kemajuan teknologi dengan merevitalisasi adat-istiadat ritual kebudayaan Jawa, serta melakukan komunikasi yang sehat antar sesame warga. 2 Dalam hal fisik kebudayaan perlu digali kembali nilai- nilai yang terkandung di dalam kesenian masyarakat, menjaga progresivitas di dalam melakukan olah seni, memodifikasi cara penyelenggaraan dan pembelajaran seni pertunjukan, pelestarian heritage, mempertahankan penggunaan busana dengan motif batik dan lurik, menjaga kedisiplinan, ketertiban, keteraturan dan tata-krama, serta pelestarian seni tari tradisional dan kerawitan. 3 Perlu penerapan dua kebijakan penting yaitu edukasi baik kognitif, afektif dan konatif serta mencari stimulan yang dapat menangkal invasi teknologi barat. Soeroso dalam Bapedda Yogyakarta: 2008 Penekanan terdapat pada poin 2 dan 3 telah tergambarkan bahwa perlunya heritage pelestarian kebudayaan lokal sehingga tidak terpengaruh oleh budaya asing.

2.1.7 Permainan Tradisional