Kemampuan Berpikir Kreatif Landasan Teori

22 e Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan konfirmasi untuk menyarikan fakta, konsep, dan prinsip matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan latihan untuk memperkuat pemahaman. PMRI lesson ends with a confirmation and reflection to summarize learned mathematical facts, concepts, and principles and is followed by exercises to strengthen student s’ understanding.

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali baru adalah hal yang hampir tidak mungkin, oleh karena itu kreativitas merupakan gabungan atau kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Sehingga Munandar, 1999:47 mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Ditinjau dari cara berpikir, kreativitas adalah kemampuan yang berdasarkan pada data atau informasi yang tersedia, untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban Munandar, 1999: 48. Selanjutnya Munandar, 1999: 50 mengemukakan bahwa, kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan aspek-aspek kelancaran fluency, keluwesan flexibility, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi mengembangkan, memperkaya, memperinci suatu gagasan. Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti, 23 atau peneliti ahli, dan melalui tes. Dari penjabaran tersebut peneliti lebih berfokus melalui pertimbangan subyektif oleh peneliti serta melalui tes. Pengertian kemampuan berpikir kreatif kreativitas seperti yang telah dibahas di atas adalah pengertian kreativitas yang dikemukakan oleh para ahli psikologi. Pengertian kreativitas di atas masih sejalan pengertian kreativitas dalam matematik. Pengertian kreativitas dalam matematika adalah kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika. Kemampuan berpikir kreatif ini juga dicerminkan dalam empat aspek yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi dalam kajian bidang matematika. Pandangan lain tentang berpikir kreatif diajukan oleh Krulik dan Rudnick 1999 dalam Tatag : 2010, yang menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan pemikiran yang bersifat keaslian dan reflektif dan menghasilkan suatu produk yang komplek. Berpikir tersebut melibatkan sintesis ide-ide, membangun ide-ide baru dan menentukan efektivitasnya. Juga melibatkan kemampuan untuk membuat keputusan dan menghasilkan produk yang baru. Krutetskii 1976 dalam Tatag : 2010 memberikan indikasi berpikir kreatif, yaitu 1 produk aktivitas mental mempunyai sifat kebaruan novelty dan bernilai baik secara subjektif maupun objektif; 2 proses berpikir juga baru, yaitu meminta suatu transformasi ide-ide awal yang diterimanya maupun yang ditolak; 3 proses berpikir dikarakterisasikan oleh adanya sebuah motivasi yang kuat dan stabil, serta dapat diamati melebihi waktu yang dipertimbangkan 24 atau dengan intensitas yang tinggi. Haylock dalam Tatag : 2011 mengatakan bahwa berpikir kreatif selalu tampak menunjukkan fleksibilitas keluwesan. Bahkan Krutetskii mengidentifikasi bahwa fleksibilitas dari proses mental sebagai suatu komponen dari kemampuan kreatif matematis dalam sekolah. Haylock menunjukkan kriteria sesuai tipe Tes Torrance dalam kreativitas, yaitu kefasihan banyaknya respon-respon yang diterima, fleksibilitas banyaknya berbagai macam respon yang berbeda, dan keaslian kejarangan respon-respon dalam kaitan dengan sebuah kelompok pasangannya. Dalam konteks matematika, kriteria kefasihan tampak kurang berguna dibanding dengan fleksibilitas. Contoh, jika siswa diminta untuk membuat soal yang nilainya 5, siswa mungkin memulai dengan 6-1, 7-2, 8-3, dan seterusnya. Nilai siswa tersebut tinggi, tetapi tidak menunjukkan kreativitas. Fleksibilitas menekankan juga pada banyaknya ide-ide berbeda yang digunakan. Jadi dalam matematika untuk menilai produk divergensi dapat menggunakan kriteria fleksibilitas dan keaslian. Kriteria lain adalah kelayakan appropriatness. Respon matematis mungkin menunjukkan keaslian yang tinggi, tetapi tidak berguna jika tidak sesuai dalam kriteria matematis umumnya. Contoh, untuk menjawab -4 - -4, seorang siswa menjawab -8 . Meskipun menunjukkan keaslian yang tinggi tetapi jawaban tersebut salah. Silver 1997 dalam Tatag: 2010 menjelaskan bahwa untuk menilai berpikir kreatif anak-anak dan orang dewasa sering digunakan “The Torance Tests of Creative Thinking TTCT ”. Tiga komponen kunci yang dinilai 25 dalam kreativitas menggunakan TTCT adalah kefasihan fluency, fleksibilitas dan kebaruan novelty. Kefasihan mengacu pada banyaknya ide-ide yang dibuat dalam merespon sebuah perintah. Fleksibilitas tampak pada perubahan- perubahan pendekatan ketika merespon perintah. Kebaruan merupakan keaslian ide yang dibuat dalam merespon perintah. Gagasan ketiga aspek berpikir kreatif tersebut diadaptasi oleh beberapa ahli dalam matematika. Silver dalam Tatag : 2010 meminta subjek untuk mengajukan masalah matematika yang dapat dipecahkan berdasar informasi- informasi yang disediakan dari suatu kumpulan cerita tentang situasi dunia nyata. Kefasihan mengacu pada banyaknya masalah yang diajukan, fleksibilitas mengacu pada banyaknya kategori- kategori berbeda dari masalah yang dibuat dan keaslian melihat bagaimana keluarbiasaan berbeda dari kebiasaan sebuah respon dalam sekumpulan semua respon. Getzel Jackson dalam Tatag : 2010 juga mengembangkan suatu tes untuk menilai kefasihan dan keaslian dari pemecahan masalah yang mempunyai jawaban beragam atau carapendekatan yang bermacam-macam. Dengan demikian kegiatan pengajuan dan pemecahan masalah yang meninjau kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan dapat digunakan sebagai sarana untuk menilai kreativitas sebagai produk berpikir kreatif individu Untuk kajian selanjutnya berpikir kreatif diartikan sebagai suatu proses yang digunakan seseorang dalam mensintesis menjalin ide-ide, membangun ide-ide baru dan menerapkannya untuk menghasilkan produk yang baru secara fasih fluency dan fleksibel. 26 Silver dalam Tatag : 2010 memberikan indikator untuk menilai berpikir kreatif siswa kefasihan, fleksibilitas dan kebaruan menggunakan pengajuan masalah dan pemecahan masalah. Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam tabel berikut. Tabel 2.2 Hubungan pemecahan dan pengajuan masalah dengan komponen kreativitas Berdasar kajian di atas, maka Tatag mendefinisikan tugas untuk menilai berpikir kreatif dalam matematika harus memenuhi bebarapa ciri sebagai berikut. 1. Berbentuk pemecahan masalah dan pengajuan masalah Silver : 1997 2. Bersifat divergen dalam jawaban maupun cara penyelesaian, sehingga memunculkan kriteria fleksibilitas, kebaruan dan kefasihan. Silver : 1997 Pemecahan Masalah Komponen Pengajuan Masalah Siswa menyelesaikan masalah dengan bermacam- macam interpretasi, metode penyelesaian atau jawaban masalah Kefasihan Siswa membuat banyak masalah yang dapat dipecahkan. Siswa berbagi masalah yang diajukan Siswa memecahkan masalah satu cara, kemudian dengan menggunakan cara lain. Siswa mendiskusikan berbagai metode penyelesaian Fleksibilitas Siswa mengajukan masalah yang cara penyelesaiannya. Siswa menggunakan pendekatan “what-if-not?” untuk mengajukan masalah. Siswa memeriksa beberapa metode penyelesaian atau jawaban, kemudian membuat lainnya yang berbeda. Kebaruan Siswa memeriksa beberapa masalah yang diajukan, kemudian mengajukan suatu masalah yang berbeda. 27 3. Berkaitan dengan lebih dari satu pengetahuankonsep matematika siswa sebelumnya dan sesuai dengan tingkat kemampuannya. Hal ini untuk memunculkan pemikiran divergen sebagai karakteristik berpikir kreatif. 4. Informasi harus mudah dimengerti dan jelas tertangkap makna atau artinya, tidak menimbulkan penafsiran ganda dan susunan kalimatnya menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tingkat berpikir kreatif TBK ini terdiri dari 5 tingkat, yaitu tingkat 4 sangat kreatif, tingkat 3 kreatif, tingkat 2 cukup kreatif, tingkat 1 kurang kreatif, dan tingkat 0 tidak kreatif. Teori hipotetik tingkat berpikir kreatif ini dinamakan draf tingkat berpikir kreatif. Tingkat berpikir kreatif ini menekankan pada pemikiran divergen dengan urutan tertinggi aspek yang paling penting adalah kebaruan, kemudian fleksibilitas dan yang terendah adalah kefasihan. Kebaruan ditempatkan pada posisi tertinggi karena merupakan ciri utama dalam menilai suatu produk pemikiran kreatif, yaitu harus berbeda dengan sebelumnya dan sesuai dengan permintaan tugas Fleksibilitas ditempatkan sebagai posisi penting berikutnya karena menunjukkan pada produktivitas ide banyaknya ide-ide yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas. Kefasihan lebih menunjukkan pada kelancaran siswa memproduksi ide yang berbeda dan sesuai permintaan tugas. 28 Tatag menyusun draf tingkat berpikir kreatif yang dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Draff tingkat berpikir kreatif Tingkat Berpikir Kreatif Draff Tingkat Kerpikir Kreatif TBK 4 Sangat Kreatif Siswa mampu menyelesaikan suatumasalah dengan lebih dari satu alternative jawaban maupun cara penyelesaian dan membuat masalah yang berbeda-beda dengan lancar fasih dan fleksibel. Dapat juga siswa hanya mampu mendapat satu jawaban yang baru tidak biasa dibuat siswa pada tingkat berpikir umumnya tetapi dapat menyelesaikan dengan berbagai cara fleksibel. TBK 3 Kreatif Siswa mampu menunjukkan suatu jawaban yang baru dengan fasih, tetapi tidak dapat menunjukkan cara berbeda fleksibel untuk mendapatkannya atau dapat menunjukkan cara yang berbeda fleksibel untuk mendapatkan jawaban yang beragam, meskipun jawaban tersebut tidak baru. Selain itu, siswa dapat membuat masalah yang berbeda baru dengan lancar fasih meskipun cara penyelesaian masalah itu tunggal atau dapat membuat masalah yang beragam dengan cara penyelesaian yang berbeda-beda, meskipun masalah tersebut tidak baru. TBK 2 Cukup Kreatif Siswa mampu membuat satu jawaban atau masalah yang berbeda dari kebiasaan umum baru meskipun tidak dengan fleksibel ataupun fasih, atau mampu menunjukkan berbagai cara penyelesaian yang berbeda meskipun tidak fasih dalam menjawab maupun membuat masalah dan jawaban yang dihasilkan tidak baru. TBK 1 Kurang Kreatif Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda baru, dan tidak dapat menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda fleksibel, tetapi mampu menjawab atau membuat masalah yang beragam fasih TBK 0 Tidak Kreatif Siswa tidak mampu membuat alternative jawaban maupun cara penyelesaian atau membuat masalah yang berbeda dengan lancar fasih dan fleksibel. 29

2.1.5 Pembelajaran Ekspositori