27
2.1.10 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
Pada kurikulum tahun 2006, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar dan menengah. Menurut
Susanto 2014: 143, pendidikan IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mempelajari manusia dan hubungannya dengan semua aspek kehidupan dan
interaksinya di dalam masyarakat. Jarolimek 1967 dalam Soewarso, dkk. 2010: 2 juga menjelaskan bahwa
“IPS adalah mengkaji manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan fisiknya”.
Kajian IPS yang membahas tentang segala aspek kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat tentunya akan bermanfaat bagi siswa dalam
kehidupannya kelak. Seperti yang disebutkan oleh Susanto 2014: 138 bahwa hakikat IPS adalah untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan
realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga melalui IPS diharapkan dapat menciptakan warga negara yang bertanggung jawab terhadap
bangsa dan negaranya. Dari uraian para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah mata
pelajaran yang mengkaji segala aspek kehidupan manusia, baik fisik maupun nonfisik, guna menciptakan warga negara yang baik dan bertanggung jawab di
dalam kehidupan bermasyarakat.
2.1.11 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran IPS di sekolah dasar ialah untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat
Susanto 2014: 145. Mustakin dalam Puskur 2006 dalam Trianto 2014: 176
28 menjelaskan bahwa, pada salah satu rincian tujuan pembelajaran IPS di SD
disebutkan bahwa tujuan pembelajaran IPS yaitu mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang dapat menggunakan penalaran dalam setiap
mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya. Usaha yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran IPS
di sekolah dasar ialah dengan menciptakan proses belajar yang melibatkan siswa. Di sini guru menjadi kunci dalam mewujudkan pembelajaran tersebut. Salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh guru ialah memilih model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif, melatih siswa berpikir kritis, serta melatih
siswa mengembangkan kemampuan sosialnya. 2.1.12
Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar SD
Perkembangan pembelajaran terpadu dalam pendidikan di Indonesia mulai menjadi perhatian saat diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi KBK
dan dikenal juga dengan nama model pembelajaran tematik. Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran yang diawali dari sebuah tema atau topik
tertentu, yang dihubungkan dengan topik bahasan lain baik satu bidang studi atau lebih, dan dikaitkan dengan pengalaman siswa, sehingga membuat pembelajaran
lebih bermakna Hadisubroto 2000 dalam Trianto, 2014: 56. “Studi terpadu adalah studi di mana para siswa dapat mengeksplorasi
pengetahuan mereka dalam berbagai mata pelajaran yang berkaitan dengan aspek- aspek tertentu dari lingkungan mereka” Humphreys, Post, and Ellis 1981 dalam
Indrawati 2010: 17. Pembelajaran terpadu yang dilakukan di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang menggabungkan beberapa disiplin ilmu maupun
dalam satu disiplin ilmu dengan sebuah tema atau topik tertentu, sehingga
29 pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Trianto 2014: 57, pembelajaran
terpadu menjadi lebih bermakna karena siswa memahami konsep yang dipelajari melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan pengalaman dan
konsep lain yang mereka pahami. Tujuan menggabungkan materi pada disiplin ilmu adalah agar siswa dapat belajar bukan hanya pengetahuan saja tetapi dapat
menghubungkannya dengan lingkungan sekitar melalui tema dalam proses pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran terpadu menurut Tim Pengembang PGSD 1977: 7 dalam Indrawati 2010: 23 yaitu:
1 berpusat pada anak; 2 memberikan pengalaman langsung pada anak; 3 pemisahan antar bidang studi tidak begitu jelas; 4
menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran; 5 bersikap luwes; dan 6 hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya sama dengan model pembelajaran lain, yakni terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Model pembelajaran terpadu pun dapat dipadukan dengan model pembelajaran lain, seperti model kooperatif, model pembelajaran berbasis
masalah, model pembelajaran langsung, dan model pembelajaran lainnya Trianto, 2014: 63.
Pembelajaran terpadu dalam prakteknya memiliki sepuluh model, salah satunya ialah model connected atau keterkaitanketerhubungan. Model connected
merupakan model yang menghubungkan topik-topik dalam satu disiplin ilmu yang berhubungan satu sama lain Forgarty 1991 dalam Indrawati 2010: 19.
Hadisubroto 2000 dalam Trianto 2014: 40 menjelaskan bahwa pada intinya model pembelajaran terpadu tipe connected dilakukan dengan mengaitkan satu
30 pokok bahasan dengan pokok bahasan lain, mengaitkan satu konsep dengan
konsep lain, yang merupakan topik bahasan hari itu maupun hari berikutnya dalam satu bidang studi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran terpadu dengan model connected. Alasan peneliti menggunakan model terpadu tipe connected
karena bahan kajian pada penelitian ini adalah Ilmu Pengetahuan Sosial, sehingga peneliti akan memadukan konsep atau pokok bahasan yang ada pada mata
pelajaran IPS. Materi atau topik yang akan peneliti padukan ialah sejarah uang dan penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan. Kedua materi tersebut akan diikat
dalam sebuah tema, yaitu tema permainan.
2.1.13 Karakteristik Materi Sejarah Uang dan Pengelolaan Uang Sesuai