19 gambar dalam membantu siswa memahami apa yang disampaikan oleh guru.
Karakteristik siswa yang senang bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu juga harus diperhatikan guru supaya dapat menciptakan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satunya dengan cara memilih model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat bergerak dan
dapat bekerja secara berkelompok.
2.1.6 Model Pembelajaran
Salah satu upaya menciptakan pembelajaran yang efektif ialah dengan memilih model pembelajaran yang tepat, karena itu guru hendaknya memilih
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa, dan mempertimbangkan tersedianya bahan belajar serta sumber-sumber belajar yang
ada. Jika guru memperhatikan hal-hal tersebut, maka penggunaan model pembelajaran dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran yakni
keberhasilan siswa dalam proses. Suprijono 2012
: 46 menjelaskan bahwa “model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,
mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas”. Memberi petunjuk pada guru di kelas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran seperti sebuah
pedoman apa saja yang akan dilakukan oleh guru dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran, dan apa yang diharapkan guru terhadap pembelajaran yang
dilakukan. Menurut pendapat Konjo 2012, “model pembelajaran adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
20 oleh guru di kelas”. Menjadi khas karena setiap guru memiliki gaya sendiri dalam
membawakan model pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Berdasarkan beberapa uraian tentang model pembelajaran dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu pola yang digunakan oleh guru sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dari awal sampai akhir,
yang bertujuan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi agar tercapai
pembelajaran yang efektif. 2.1.7
Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang sudah biasa dilakukan oleh guru dalam proses mengajar di kelas. Menurut
Wiratama 2014, “pembelajaran secara konvensional selama ini lebih ditekankan pada tugas guru untuk memberikan intruksi atau ceramah selama proses
pembelajaran berlangsung, sementara itu siswa hanya menerima pembelajaran secara pasif”.
Sanjaya 2011 menjelaskan bahwa proses belajar dengan menggunakan model konvensional lebih sering diarahkan pada aliran informasi dari guru ke
siswa, tanpa memperhatikan gagasan-gagasan yang telah dimiliki siswa sebelum mereka belajar secara formal ke sekolah. Siswa dipandang sebagai individu yang
pasif yang bertugas untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal. Pembelajaran konvensional dalam pelaksanaannya dominan menggunakan
ceramah dan diakhiri dengan pemberian tugas ataupun latihan, sehingga siswa hanya sebatas mengerti informasi sebatas konsep dasar, dan kurang mengtahui
aplikasi nyata dari proses tersebut. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sugandi dalam
21 Sunarto 2009 bahwa “tujuan dari pembelajaran dengan model konvensional
yaitu agar siswa mengetahui sesuatu, bukan untuk mampu melakukan sesuatu”. Berdasarkan
uraian tersebut,
dapat disimpulkan
bahwa model
pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang cenderung bersifat searah dari guru saja. Siswa hanya menerima informasi dari guru, tanpa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran konvensional dalam pelaksanaannya seringkali diakhiri dengan pemberian tugas maupun latihan.
2.1.8 Model Pembelajaran Inkuiri