Model Pembelajaran Inkuiri Landasan Teori

21 Sunarto 2009 bahwa “tujuan dari pembelajaran dengan model konvensional yaitu agar siswa mengetahui sesuatu, bukan untuk mampu melakukan sesuatu”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang cenderung bersifat searah dari guru saja. Siswa hanya menerima informasi dari guru, tanpa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran konvensional dalam pelaksanaannya seringkali diakhiri dengan pemberian tugas maupun latihan.

2.1.8 Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang melatih siswa untuk berfikir kritis dan analitis, yang menekankan pada kegiatan mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapi melalui proses tanya jawab Sanjaya 2011: 196. Dalam proses pembelajaran inkuiri, guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, yakni membimbing siswa dalam menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapi melalui kegiatan tanya jawab, dan memfasilitasi siswa dalam proses mencari dan menemukan jawaban sendiri. Menurut Joyce Weil 1980 dalam Hendarwati 2013: 62-3 inkuiri memiliki enam langkah dalam proses pembelajarannya. Langkah-langkah tersebut yaitu: 1 orientasi masalah, yang dilakukan oleh guru yakni dengan mengenalkan permasalahan yang harus dipecahkan kepada siswa; 2 merumuskan masalah. Perumusan masalah nantinya akan membawa siswa menemukan jawaban dari persoalan yang ada; 3 mengajukan hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan; 4 mengumpulkan data, merupakan kegiatan mengumpulkan dan 22 menyusun informasi untuk menguji hipotesis yang diajukan; 5 menguji hipotesis merupakan proses menemukan jawaban yang sesuai dengan data yang sudah dikumpulkan; serta 6 merumuskan kesimpulan dengan cara mendeskrepsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dalam Alberta Learning, Learning and Teaching Resources Branch 2004: 11 disebutkan bahwa “reflecting on the process is integral to all phases in the InquiryModel —Planning, Retrieving, Processing, Creating, Sharing andEvaluating —and includes both the affective and cognitivedomains associated with metacognition ”. Model pembelajaran inkuiri berkaca pada proses adalah bagian integral dari semua fase di dalam model inkuiri – perencanaan, mengambil, pengolahan, menciptakan, berbagi, dan mengevaluasi – dan semuanya termasuk ke dalam domain afektif dan kognitif yang terkait dengan metakognitif. Maksud dari uraian tersebut yaitu bahwa semua fase yang ada pada model inkuiri lebih berkaca pada proses bukan hasil semata, mulai dari perencanaan sampai tahap evaluasi. Proses yang terjadi tidak hanya pada domain kognitif tetapi juga termasuk pada domain afektif. Berdasarkan uraian tentang langkah-langkah dan fase dalam model pembelajaran inkuiri, diketahui bahwa inkuiri dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan afektif siswa, karena kegiatan yang dilakukan selain menumbuhkan cara berpikir kritis siswa, juga dapat melatih siswa mengembangkan kemampuan sosialnya. Dasar pemikiran model pembelajaran inkuiri yaitu untuk membimbing siswa mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan, yang nantinya melalui kegiatan tersebut dapat membuat materi atau konsep yang diperoleh siswa dapat bertahan lebih lama dan bermakna. 23

2.1.9 Model Pembelajaran Inkuiri Tipe Pictorial Riddle