Berdasarkan ketentuan diatas sudah cukup alasan bagi Majelis Hakim yang terhormat yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan gugatan
Penggugat kabur, oleh karenanya tidak dapat diterima. Dan juga gugatan Penggugat terdapat cacat formal dan harus dianggap
tidak sempurna karena pihak yang sangat berkaitan dengan penerbitan Hak Tanggungan yakni Kantor Pertanahan Jakarta Utara yang menerbitkan Sertifikat
Hak Tanggungan tidak digugat.
c. Gugatan Penggugat harus ditolak
Mengingat dasar – dasar gugatan tersebut tidak didasari oleh kejadian yang
sebenarnya serta tidak pula didukung oleh bukti – bukti maupun fakta, ataupun ketentuan hukum positif.
Bahwa selanjutnya kredit tersebut macet, dan dengan berat hati Tergugat menjalankan haknya sebagaimana yang telah diberikan oleh
Undang – Undang untuk memperoleh pembayaran dari pelelangan umum jaminan kredit a quo.
Bahwa jumlah yang ditagihkan oleh Tergugat adalah kewajiban Penggugat sebagaimana yang telah diperjanjikan. Bahwa Tergugat juga menolak dengan
tegas dalil Penggugat pada surat gugatannya yang sangat tidak berdasarkan hukum sebagai berikut :
” Bahwa tindakan Tergugat ini dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum ”
Bahwa dengan Penggugat mengajukan gugatannya terlihat jelas Itikad tidak baik dari Penggugat. Tindakan Penggugat mengajukan perlawanan adalah
dengan sengaja mengabaikan ketentuan hukum Undang – Undang Hak
Universitas Sumatera Utara
Tanggungan, yang didalamnya mencantumkan Irah – Irah, jo. Sertifikat Hak
Tanggungan yang berbunyi, ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA’’
yang membuatnya sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Dan secara nyata
Penggugat yang melakukan perbuatan melawan hukum dengan menghalang – halangi Tergugat menjalankan haknya yang telah ditetapkan oleh Undang –
Undang. d.
Maka diambil kesimpulan
Bahwa tergugat telah menolak dalil gugatan Penggugat dengan menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan sesuai perjanjian dan justru
Penggugat yang melakukan Perbutan Melawan Hukum dengan mengajukan alasan sebagai berikut :
1 Bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perjanjian
kredit sebagaimana didudukkan namun tidak terbatas pada perjanjian kredit No. 200059TRG tanggal 19 Mei 2000, No.
200098TRG tanggal 19 Juli 2000, dan No. 2000270TRG tanggal 15 Desember 2000.
2 Bahwa untuk menjamin hutangnya tersebut, Penggugat telah
menyerahkan jaminan kepada Tergugat. 3
Ternyata dalam perjalanannya, kredit yang diterima Penggugat tidak sebagaimana diharapkan, dan Penggugat tidak dapat
memenuhi pembayaran kewajibannya sebagaimana apa yang telah diperjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
4 Bahwa selanjutnya kredit tersebut macet, dan dengan berat hati
Tergugat menjalankan haknya sebagaimana yang telah diberikan oleh Undang – Undang untuk memperoleh pembayaran dari
pelelangan umum jaminan kredit a quo. 5
Sebelum Tergugat melakukan lelang jaminan, terlebih dahulu telah melakukan upaya tegoransomasi agar Pelawan memenuhi
kewajibannya sebagaimana surat teguran. 6
Hak Tergugat untuk melakukan eksekusi Hak Tanggungan secara jelas diatur oleh Undang – Undang sebagaimana diatur Undang –
Undang Hak Tanggungan sebagaimana penjelasan Pasal 6. Bahwa Penggugat telah mendalilkan sejak terjadinya perjanjian kredit
antara Penggugat dengan Tergugat, Penggugat tidak pernah diberikan dokumen Hak Tanggungan, fidusia padahal itu adalah hak mutlak dari Penggugat;
Bahwa terhadap hal tersebut, Majelis Hakim telah berpendapat bahwa benar hal tersebut tidak dimiliki oleh Tergugat. Maka hal itu bukanlah menjadi
kewajiban Tergugat untuk memberikannya kepada Penggugat dan Penggugat dapat saja memintanya kepada Notaris yang membuat akta tersebut, dengan
demikian dalil ini tidak berdasar hukum; Bahwa Penggugat telah mendalilkan bahwa Penggugat juga sudah
beberapa kali mencoba memohon kepada Tergugat untuk dapat meringankan beban yang harus ditanggung Pengugat dan untuk memberikan kesempatan dan
atau prioritas utama bagi Penggugat mencari jalan untuk dapat melunasi pembayaran cicilan kepada Tergugat, walaupun Penggugat telah beberapa kali
Universitas Sumatera Utara
mengirimkan surat kepada Tergugat memohon keringanan pembayaran, akan tetapi Tergugat justru dengan tiba – tiba melalui suratnya kepada Penggugat
tertanggal 11 September 2009 memberitahukan bahwa atas jaminan – jaminan kredit dari Penggugat tersebut segera akan dilakukan pelelangan yang
pelaksanaannya akan dilaksanakan ditempat PT. Balai Lelang Internusa in casu Turut Tergugat II pada tanggal 15 Oktober 2009 sebagaimana yang sudah
ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara KPKNL JAKARTA I in casu Turut Tergugat I;
Bahwa Penggugat tidak dapat membuktikan hal tersebut, baik melalui bukti surat maupun saksi, sebaliknya para Tergugat telah berhasil membuktikan
melalui bukti surat telah memberikan somasiteguran kepada Penggugat agar memenuhi kewajiban pembayaran sebelum dilaksanakan lelang;
Bahwa Penggugat juga mendalilkan bahwa Penggugat jumlah hutang yang diperhitungkan dan ditagih oleh Tegugat kepada Penggugat sebesar Rp.
5.258.364.023,- lima milyard duaratus limapuluh delapan juta tigaratus enampuluh empat ribu duapuluh tiga rupiah, sedangkan menurut perhitungan,
jumlah tersebut hanya mencapai jumlah sebesar Rp. 4.500.000.000,- empat milyard limaratus juta rupiah.
Maka dari adanya perhitungan jumlah hutang ini menunjukkan bahwa jumlah hutang Penggugat kepada Tergugat belum pasti belum tentu jumlahnya.
Padahal untuk melaksanakan eksekusi atas barang agunan yang dipasang Hak Tanggungan adalah harus pasti besarnya jumlah hutang tersebut;
Universitas Sumatera Utara
Bahwa terhadap hal itu Majelis Hakim telah berpendapat bahwa jumlah utang Penggugat kepada Tergugat adalah telah pasti sebagaimana juga telah
diberitahukan Para Tergugat kepada Penggugat sebagimana dibuktikan oleh bukti surat, dengan demikian dalil Penggugat tersebut tidak berdasar hukum;
Penggugat juga mendalilkan bahwa Para Tergugat telah melakukan lelang bertentangan dengan hukum, dimana Penggugat tidak pernah dipanggil
dan atau diberitahu oleh Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II melainkan langsung secara tiba – tiba pihak Tergugat melalui suratnya tertanggal 11
September 2009 memberitahukan adanya lelang eksekusi hak tanggungan yang sudah ditentukan tanggal dan tempatnya, dan karenanya selain bertentangan
dengan hukum juga telah melanggar hak – hak Penggugat selaku Debitur untuk dapat diberikan kesempatan prioritas utama lebih dahulu untuk melakukan
menjual aset – asetnya sendiri sebelum proses lelang dilakukan. Terhadap hal ini Majelis Hakim berpendapat, oleh karena aset – aset sudah diagunkan tidaklah
benar Penggugat untuk melakukan penjualan sendiri atas aset tersebut kecuali ada diperjanjikan dalam akte pengikatan, dan ternyata hal tersebut tidak
dibuktikan oleh Penggugat. Disamping itu Tergugat juga sudah memberi peringatan kepada Penggugat akan outstanding kredit Penggugat per 31 Mei
2009, dengan peringatan apabila tidak diselesaikan oleh Penggugat maka akan dilakukan penjualan agunan secara lelang. Maka dengan demikian Majelis
Hakim berpendapat bahwa lelang telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar sesuai dengan aturan yang berhubungan dengan itu yaitu Peraturan
Pemerintah No. 33 Tahun 2006, PERMENKEU No. 40 PMK 072006 Tentang
Universitas Sumatera Utara
Petunjuk Pelaksanaan Lelang dan Undang – Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Undang – Undang Hak Tanggungan, dengan demikian dalil gugatan Penggugat
ini tidak berdasarkan hukum. Bahwa oleh karena dalil – dalil untuk mengajukan gugatan ini tidak
berdasar hukum, maka petitum gugatan pun menjadi tidak berdasar hukum dan oleh karenanya gugatan Penggugat haruslah ditolak.
Mengenai kerugian lainnya karena Para Penggugat tidak dapat membuktikan dan tidak disertai bukti maka gugatan yang demikian haruslah
ditolak. Dan juga karena Penggugat berada di pihak yang kalah maka Penggugat haruslah dibebani untuk membayar ongkos perkara.
Dan menyatakan eksepsi Para Tergugat tidak dapat diterima. Dalam Pokok Perkara menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
Setiap orang berhak mengajukan gugatan, apabila ada hak – haknya yang dilanggar oleh orang lain, termasuk dalam kasus ini Penggugat menggugat tanah
Tergugat dengan menganggap karena Penggugat melakukan perbuatan melawan hukum. Akan tetapi, seharusnya Penggugat bukan menggugat Penggugat dengan
perbuatan melawan hukum melainkan dengan menganggap Tergugat menganggap Tergugat melakukan cidera janji wanprestasi. Karena dalam
perjanjian konsensuil, kesepakatan yang dicapai oleh para pihak secara lisan, melalui ucapan saja telah mengikat para pihak. Ini berarti bahwa segera setelah
para pihak menyatakan persetujuan atau kesepakatannya tentang hal – hal yang mereka bicarakan, dan akan dilaksanakan maka kewajiban telah lahir pada pihak
Universitas Sumatera Utara
terhadap siapa yang telah berjanji untuk memberikan sesuatu, melakukan atau berbuat sesuatu atau untuk tidak melakukan atau berbuat sesuatu.
48
Berkaitan dengan hal itu sepanjang mengenai apakah gugatan Penggugat terbukti kebenarannya atau tidak. Itulah yang akan dipertimbangkan berdasarkan
bukti – bukti, surat – surat, dan saksi – saksi yang diajukan Penggugat, maka Majelis Hakim dapat menyatakan menolak gugatan Penggugat dengan
menyatakan gugatan Penggugat tidak berkekuatan hukum atau berdasarkan hukum.
Catatan : Dari kasus ini dapat menarik ” Abstrak Hukum ” demikian :
Suatu Putusan Hakim yang pertimbangan hukumnya dibuat dan disusun secara singkat seperti ini :
1. Bahwa pihak Tergugat dan Penggugat tidak mengajukan beberapa saksi-
saksi dalam perkara ini. 2.
Bahwa eksepsi tergugat telah masuk dalam pokok perkara dan harus dipertimbangkan, maka Majelis Hakim menyatakan eksepsi Para
Tergugat tidak dapat diterima. 3.
Bahwa oleh karena dalil-dalil untuk mengajukan gugatan tidak berdasar hukum, maka petitum gugatan juga menjadi tidak berdasarkan hukum,
maka Majelis Hakim menolak gugatan Penggugat seluruhnya. Putusan Judex Facti yang didasarkan atas pertimbangan hukum
sebagaimana diuraikan diatas ini, oleh Pengadilan Negeri Tangerang dinilai
48
Kartini Mulyadi Gunawan Wijaya, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian,Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003. h. 7.
Universitas Sumatera Utara
sebagai suatu Putusan perdata yang dilakukan penggugat ialah perbuatan wanprestasi bukan perbuatan melawan hukum.
Demikian catatan Penulis
E. Tanggapan
Penggunaan Pasal 1365 KUHPerdata sebagai dasar gugatan dan juga sebagai dasar Keputusan Pengadilan terhadap perkara perdata yang diajukan di
muka Pengadilan, bilamana dipikirkan dengan kritis dan mendalam akan mengandung banyak pertanyaan yuridis yang sulit dijawab.
49
Pada Asasnya putusan Hakim telah mempunyai kekuatan mutlak dan harus dilaksanakan
karena putusan yang dijatuhkan harus berdasarkan pertimbangan yang jelas dan cukup.
50
Maka Dengan itu, didalam putusan Hakim tidak selalu mengabulkan gugatan yang seluruhnya dapat juga gugatan dikabulkan untuk sebahagian.
Karena itu gugatan dikabulkan untuk sebahagian saja, gugatan selebihnya ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima.
51
49
Varia Peradilan No.61 tahun 1990, Oktober 1990, h.144.
Oleh sebab itu maka dalam isi putusan maka Majelis Hakim menolak gugatan Penggugat seluruhnya dan menghukum
Penggugat membayar ongkos perkara. Isi Putusan itu berpedoman dengan melihat dari gugatan yang dilakukan pihak Penggugat seharusnya menggugat
perkara tersebut dengan wanprestasi, bukan karena dengan perbuatan melawan hukum yang dilakukan, dan tidak mencampurkannya kedalam perbuatan
melawan hukum. Perbuatan yang dilakukan Penggugat ialah wanprestasi. Unsur wanprestasi yang dilakukan Penggugat ialah melanggar Undang – Undang yang
50
M.Yahya Harahap,Hukum Acara Perdata, Jakarta,Sinar Grafika, 2005. h. 797.
51
Retnowulan Sutanto dan Iskandar Oeripkartawinata, Hukum Acara Perdata dalam Teori dan Praktek, Bandung, Alumni, 1980.h. 96.
Universitas Sumatera Utara