Objek Hak Tanggungan TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN

c. Pembersihan Hak Tanggungan yang bersangkutan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan Negeri atas permohonan pembeli tanah yang dijadikan jaminan. d. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan. Hapusnya Hak Tanggungan karena hapusnya Hak atas tanah yang dijadikan jaminan, tidak menyebabkan hapusnya piutang kreditur tetap ada, tetapi tidak lagi mendapat jaminan secara preferent. 17

B. Objek Hak Tanggungan

Pada tanggal 24 September 1960 disahkan oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno dan diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 1960 Undang – Undang No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok Agraria, yang dikenal dengan nama singkatan resminyPeraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria, disingkat UUPA. 18 1. Hak Milik Maka dengan adanya Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria diketahui tentang Objek Hak Tanggungan menurut Pasal 4, disesuaikan terbatas dengan pasal 16 Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960. Sehubungan dengan itu, bertitik tolak dan merujuk kepada Pasal 16 Peraturan Dasar Pokok - Pokok Agraria tersebut, Hak yang dapat dijadikan Objek Hak Tanggungan terdiri dari : 2. Hak Guna Usaha 17 Kelompok Studi Hukum Bisnis Fakultas Hukum UNPAD,Seminar Hak Tanggungan atas tanah benda – benda yang berkaitan dengan tanah, Bandung, Citra Adytya Bakti, 1996. h. 32. 18 Varia Peradilan No. 312 Tahun 2011, November 2011. h. 6. Universitas Sumatera Utara 3. Hak Guna Bangunan 4. Hak Pakai 19 Subjek Objek Hak Tanggungan dapat dibebani dengan lebih dari satu Hak Tanggungan guna menjamin pelunasan lebih dari satu hutang. Objek Hak Tanggungan telah dikembangkan oleh Undang – Undang No. 4 Tahun 1996 jika dibandingkan dengan Undang – Undang Pokok Agraria, baik objek hak atas tanah maupun dimungkinkannya berikut benda – benda lain seperti bangunan, tanaman, hasil karya dan lain – lain yang ada di atasnya. 20 Dan apabila suatu Objek Hak Tanggungan dibebani dengan lebih dari satu Hak Tanggungan, peringkat masing – masing Hak Tanggungan ditentukan menurut tanggal pendaftarannya Kantor Pertanahan. Hak Tanggungan tetap mengikuti objeknya dalam tangan siapapun objek tersebut berada. 21 Dalam Hak Tanggungan dikenal adanya Syarat Objek Hak Tanggungan antara lain : 1. Asas publisitas a. Tanah Objek Hak Tanggungan telah terdaftar pada Kantor pertanahan b. Tanah besertifikat 2. Asas transferability a. Dapat dipindahtangankan b. Oleh karena itu, dapat segera direalisasikan pemenuhan pembayaran utang dengan jalan menjual objek Hak Tanggungan 19 Kartini Muljadi Gunawan Widjaja,Hukum Harta Kekayaan Hak Tanggungan, Jakarta,Kencana,2006.h.78. 20 Tampil Anshari Siregar,Undang – Undang Pokok Agraria dalam bagan,Medan, KSHM, 2001. h. 253. 21 M. Yahya Harahap, Op. Cit. h. 192 Universitas Sumatera Utara 3. Asas certainability atau asas spesialitas khusus. 22 Dalam Objek Hak Tanggungan dikenal adanya tanah adat. Hal ini diatur dalam Pasal 10 ayat 3 dengan syarat : . 1. Dokumen administrasi konversinya dari tanah adat : a. Sudah lengkap b. Proses administrasi konversinya belum selesai dilaksanakan. 2. Semua syarat pendaftaran untuk memperoleh hak telah terpenuhi 3. Pemberian Hak Tanggungan harus dilakukan bersamaan dengan permohonan pendaftaran. 23 Dalam Objek Hak Tanggungan, dikenal pembeli Objek Hak Tangungan ,baik dalam suatu pelelangan umum atas perintah Ketua Pengadilan Negeri maupun dalam jual beli sukarela, dapat meminta kepada pemegang Hak Tanggungan agar benda yang dibelinya itu dapat dibersihkan dari segala beban Hak Tanggungan yang melebihi harga pembelian. Pembersihan Objek Hak Tanggungan dari beban Hak Tanggungan dilakukan dengan pernyataan tertulis dari pemegang Hak Tanggungan yang berisi dilepaskannya Hak Tanggungan yang membebani objek Hak Tanggungan yang melebihi harga pembelian. Apabila objek Hak Tanggungan dibebani lebih dari satu Hak Tanggungan dan tidak terdapat kesepakatan diantara para pemegang Hak Tanggungan tersebut mengenai pembersihan Objek Hak Tanggungan dari beban yang melebihi pembeliannya. Pembeli benda tersebut dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi letak objek 22 Boedi Harsono. Op.Cit. h. 422. 23 M.Yahya Harahap, Op.Cit. h. 192. Universitas Sumatera Utara Hak Tanggungan yang bersangkutan untuk menetapkan pembersihan itu dan sekaligus menetapkan ketentuan mengenai pembagian hasil penjualan lelang diantara para yang berpiutang dan peringkat mereka menurut Peraturan Perundang – Undangan yang berlaku. Permohonan pembersihan Objek Hak Tanggungan dari Hak Tanggungan yang membebaninya tidak dapat dilakukan oleh pembeli benda tersebut, Apabila pembelian demikian itu dilakukan dengan jual – beli suka rela dan dalam akta pemberian Hak Tanggungan yang bersangkutan para pihak telah dengan tegas memperjanjikan bahwa objek hak tanggungan tidak akan dibersihkan dari beban Hak Tanggungan. Dalam Objek Hak Tanggungan berkaitan erat juga dengan Penjualan objek Hak Tanggungan. Objek Hak Tanggungan harus melalui prosedur penjualan objek Hak Tanggungan melalui lelang dilaksanakan, pendaftaran hak atas tanah yang berasal dari lelang, dan juga hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Penjualan objek hak tanggungan melalui lelang dilakukan oleh pihak KPKNL secara parate eksekusi menurut ketentuan Peraturan Menteri Keuangan No. 40PMK.072006 tentang petunjuk pelaksanaan lelang, serta dari hasil pelaksanaan lelang tersebut dibuat Risalah Lelang sebagai alat bukti otentik mengenai berita acara pelaksanaan lelang. Dengan adanya lelang tersebut secara otomatis terjadi perubahan atau peralihan hak objek lelang yaitu berupa hak atas tanah kepada pemenang lelang. Menurut Pasal 36 ayat 1 dan 2 PP No. 24 Tahun 1997 pemegang hak yang bersangkutan wajib mendaftarkan perubahan kepada Kantor Pertanahan. Universitas Sumatera Utara Pemindahan hak melalui lelang menurut Pasal 41 1 PP No. 24 Tahun 1997 menjelaskan bahwa peralihan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan adanya Risalah Lelang yang dibuat oleh pejabat lelang. Dalam Objek Hak Tanggungan juga dikenal Hak Pakai atas tanah Negara.Hak Pakai Atas Tanah Negara yang dimaksudkan adalah hak pakai yang diberikan kepada perseorangan dan badan – badan hukum selama jangka waktu tertentu, untuk keperluan pribadi dan usaha. Yang tidak termasuk hak pakai yang dapat dijadikan Objek Hak Tanggungan adalah Hak Pakai Instansi – Instansi Pemerintah, PEMDA, Badan – Badan Keagamaan, dan Sosial, serta Perwakilan Negara Asing, yang peruntukkannya tertentu dan menurut sifatnya tidak dapat dipindahtangankan. Selain objek yang disebut diatas Undang – Undang Hak Tanggungan juga membuka kemungkinan untuk membebankan tanah berikut atau tidak berikut bangunan dan tanaman diatasnya. Hukum tanah nasional kita didasarkan pada hukum adat yang dalam hubungannya bangunan dan tanaman diatas sebidang tanah, menggunakan asas pemisahan horizontal. Menurut asas tersebut bangunan dan tanaman yang ada diatas tanah bukan merupakan bagian atas tanah yang bersangkutan. Oleh karena itu perbuatan hukum mengenai tanah tidak dengan sendirinya meliputi bangunan dan atau tanaman yang ada di atasnya. Dalam praktik tampak sering kali perbuatan hukum mengenai tanah dilakukan dengan mengikut sertakan bangunan diatasnya. Praktek tersebut dibenarkan oleh hukum, dengan syarat bahwa bangunan dan tanaman yang bersangkutan merupakan satu kesatuan dengan tanahnya Bangunannya permanen dan Universitas Sumatera Utara tanamannya tanaman keras dan maksud mengikutsertakan bangunan dan atas tanaman tersebut diatas dinyatakan secara tegas oleh pihak – pihak yang bersangkutan. Dalam praktek dikemukakan oleh Undang – Undang Hak Tanggungan dalam Pasal 4 ayat 3, tanpa mengganti asas pemisahan horizontal dengan asas perlekatan atau asas accessie. Diikutsertakannya bangunan dan atau tanaman tersebut tidak terjadi dengan sendirinya. Melainkan harus secara tegas dinyatakan oleh para pihak dalam akta pemberian hak tanggungan atas nama yang bersangkutan. Bangunan dan atau tanaman tersebut tidak terbatas pada yang sudah ada pada waktu hak tanggungan diperjanjikan, namun juga terhadap bangunan dan atau tanaman yang masih akan dibangun atau ditanam kemudian. Perluasan ini penting umtuk menjamin pelunasan kredit pembangunan, yang justru diperlukan untuk membangun bangunan atau menanam tanam – tanaman yang akan dijadikan jaminan. Kemudian berdasarkan Pasal 4 ayat 5 Undang – Undang Hak Tanggungan dapat diikutsertakan juga bangunan dan atau tanaman milik pihak yang lain yang berada diatas tanah tersebut. Dalam hal demikian, pembebanannya dengan hak tanggungan hanya dapat dilakukan dengan penandatanganan pada akta pemberian hak tanggungan oleh pemiliknya atau yang diberikan kuasa untuk itu olehnya dengan otentik. 24 24 Pengadilan Tinggi Sumatera Selatan, Op. Cit. h. 4. Universitas Sumatera Utara Dari uraian mengenai Objek Hak Tanggungan sebagaimana hak tersebut diatas, dapat diketahui bahwa hak tanggungan hanya dapat dibebankan atas tanah dan benda – benda yang berkaitan dengan tanah.

C. Sertifikat Hak Tanggungan Dan Surat Kuasa