25 Penganut Model Neo-Klasik dalam Sjafrizal, 2008 beranggapan bahwa
mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga kerja, pada permulaan proses pembangunan adalah kurang lancar. Akibatnya, pada saat itu modal dan tenaga kerja
ahli cenderung terkonsentrasi di daerah yang lebih maju sehingga ketimpangan pembangunan regional cenderung melebar divergence. Akan tetapi bila proses
pembangunan terus berlanjut, dengan semakin baiknya prasarana dan fasilitas komunikasi maka mobilitas modal dan tenaga kerja tersebut akan semakin lancar.
Dengan demikian, nantinya setelah negara yang bersangkutan telah maju maka ketimpangan pembangunan regional akan berkurang convergence.
2.1.3.2 Teori Myrdal Mengenai Dampak Balik
Myrdal dalam M.L Jhingan 1993, berpendapat bahwa pembangunan ekonomi menghasilkan suatu proses sebab menyebab sirkuler yang membuat si kaya
mendapat keuntungan semakin banyak, dan mereka yang tertinggal di belakang menjadi semakin terhambat. Dampak balik backwash effect cenderung membesar
dan dampak sebar spread effect semakin mengecil. Semakin kumulatif kecenderungan ini semakin memperburuk ketimpangan internasional dan
menyebabkan ketimpangan regional di negara-negara terbelakang. Myrdal Jhingan, 1993 mendefinisikan dampak balik backwash effect
sebagai semua perubahan yang bersifat merugikan dari ekspansi suatu ekonomi di suatu tempat karena sebab-sebab di luar tempat itu. Dalam istilah ini Myrdal
memasukkan dampak migrasi, perpindahan modal, dan perdagangan serta
26 keseluruhan dampak yang timbul dari proses sebab-musabab sirkuler antara faktor-
faktor baik non ekonomi maupun ekonomi. Dampak sebar spread effect menujuk pada momentum pembangunan yang menyebar secara sentrifugal dari pusat
pengembangan ekonomi ke wilayah-wilayah lainnya. Sebab utama ketimpangan regional menurut Myrdal adalah kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar
di negara terbelakang Jhingan,1993. Ketimpangan regional berkaitan erat dengan sistem kapitalis yang
dikendalikan oleh motif laba. Motif laba inilah yang mendorong berkembangnya pembangunan berpusat di wilayah-wilayah yang memiliki harapan laba tinggi,
sementara wilayah-wilayah lain tetap terlantar. Penyebab gejala ini, menurut Prof. Myrdal ialah peranan bebas kekuatan pasar, yang cenderung memperlebar
dibandingkan mempersempit ketimpangan regional Jhingan, 1993. Myrdal juga mengemukakan bahwa perpindahan modal juga cenderung
meningkatkan ketimpangan wilayah. Di wilayah maju, permintaan yang meningkat akan merangsang investasi yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan dan
menyebabkan putaran kedua investasi dan seterusnya. Lingkup investasi yang lebih baik pada sentra-sentra pengembangan dapat menciptakan kelangkaan modal di
wilayah terbelakang Jhingan, 1993.
2.1.3.3 Aglomerasi
Pertumbuhan ekonomi antar daerah biasanya tidak akan sama. Terdapat daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi akan tetapi disisi lain ada pula