Hubungan antara PDRB per kapita dan Ketimpangan Pembangunan Wilayah
39 pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka pemerintah daerah memiliki dominasi
terhadap usaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Sjafrizal 2008 menguraikan bahwa pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi pembangunan dapat digunakan untuk mengurangi tingkat ketimpangan pembangunan antar wilayah. Hal ini jelas karena, dengan dilaksanakannya otonomi
daerah dan desentralisasi pembangunan, maka aktivitas pembangunan daerah, termasuk daerah terbelakang akan dapat lebih digerakkan karena ada wewenang yang
berada pada pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Dengan adanya kewenangan tersebut, maka berbagai inisiatif dan aspirasi masyarakat untuk menggali
potensi daerah akan dapat lebih digerakkan. Bila hal ini dapat dilakukan, maka proses pembangunan daerah secara keseluruhan akan dapat ditingkatkan dan secara
bersamaan ketimpangan pembangunan antar wilayah akan dapat pula dikurangi. Penelitiannya sebelumnya telah dilakukan oleh Vibiz Regional Reasearch
2008 mengenai efektifitas faktor input dan ketimpangan pendapatan daerah di Indonesia. Dalam penelitinnya tersebut ditemukan bahwa dengan menggunakan
indeks Williamson, ketimpangan pada ke-33 Provinsi di Indonesia semakin tinggi setelah adanya desentralisasi fiskal. Jamie Bonet 2006 juga pernah meneliti dampak
desentralisasi fiskal terhadap ketimpangan pendapatan wilayah dengan bukti
40 pengalaman dari negara Kolombia. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Bonet
membuktikan bahwa proses desentralisasi fiskal meningkatkan ketimpangan pendapatan regional. Akan tetapi ini berdeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lessmann 2006 yang menganalisis mengenai “Desentralisasi Fiskal dan Ketimpangan Regional : Menggunakan Pendekatan Data Panel Pada Negara-Negara
OECD”. Dalam penelitiannya Lessmann menemukan bahwa derajat dari desentralisasi yang tinggi menyebabkan rendahnya ketimpangan regional. Jadi,
wilayah-wilayah terbelakang atau miskin tidak akan dirugikan dari adanya desentralisasi, begitupun sebaliknya.