Uji Normalitas Pengujian Model Asumsi Klasik

91 Interpretasi hasil regresi pengaruh dari PDRB per kapita, Investasi Swasta, Aglomerasi, dan dummy desentralisasi fiskal terhadap ketimpangan wilayah di Provinsi DKI Jakarta tahu 1995-2008 adalah sebabai berikut : a. PDRB per kapita Dari hasil regresi, diperoleh hasil bahwa PDRB per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketimpangan wilayah di Provinsi DKI Jakarta. Ini ditunjukan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0008 lebih kecil dari alpha 5. Kenaikan 1 persen PDRB per kapita akan meningkatkan ketimpangan wilayah sebesar 0,665312 persen. Hasil regresi tidak sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yang menduga terdapat hubungan negatif dan signifikan antara PDRB per kapita dengan ketimpangan wilayah. Hubungan positif yang terjadi antara PDRB per kapita dan ketimpangan wilayah bisa disebabkan karena kenaikan pendapatan per kapita masyarakat di Provinsi DKI Jakarta belum terjadi secara merata. Negara-negara berkembang dalam perekonomian lebih menekankan pada penggunaan modal dibandingkan penggunaan tenaga kerja sehingga keuntungan dari perekonomian tersebut hanya dinikmati oleh sebagian masyarakat saja. Hasil ini pun tidak sesuai dengan Hipotesa Neo-Klasik Sjafrizal,2008 yang mengatakan pada permulaan proses pembangunan suatu wilayah, ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung meningkat. Setelah itu, bila proses pembangunan terus berlanjut, maka secara berangsur-ansur ketimpangan pembangunan wilayah tersebut akan menurun. Tingkat ketimpangan di Provinsi DKI Jakarta sempat menurun pada tahun 1998-2000, akan tetapi ketimpangan tersebut 92 kembali meningkat hingga tahun 2008. Kenaikan PDRB per kapita pada periode penelitian ternyata tidak diiringi penurunan ketimpangan wilayah di DKI Jakarta. Tabel 4.13 PDRB Per kapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 Rupiah dan Ketimpangan Wilayah di provinsi DKI Jakarta tahun 1995-2008 Tahun PDRB Per kapita Ketimpangan 1995 25461630 2.660 1996 30427152 3.120 1997 31929797 3.193 1998 26303289 2.994 1999 26185625 2.986 2000 27160405 2.999 2001 28314128 3.090 2002 29461122 3.125 2003 30774575 3.167 2004 31832209 3.158 2005 33324813 3.185 2006 34901161 3.209 2007 36733180 3.222 2008 38640095 3.241 Sumber : BPS, Statistik Indonesia, diolah Begitu pula jumlah PDRB per kapita pada setiap KabupatenKotamadya di Provinsi DKI Jakarta belum tersebar secara merata. Tabel 4.14 menunjukan jumlah PDRB per kapita setiap kabupatenKotamadya di Provinsi DKI Jakarta tahun 2003- 2007. Dari tabel 4.14 rata-rata PDRB per kapita Provinsi DKI Jakarta cenderung tinggi akan tetapi hanya terpusat pada beberapa wilayah saja, diantaranya Kotamadya Jakarta Pusat, Jakarta Utara, serta Kabupaten Kepulauan Seribu. Hal ini menunjukan bahwa laju PDRB per kapita yang tinggi pada wilayah ini hanya dihasilkan dan dinikmati oleh beberapa wilayah.