itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. 79 Mereka satu sama lain selalu tidak melarang
tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. 80.
Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan orang-orang yang kafir musyrik. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka; dan
mereka akan kekal dalam siksaan. 81. Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada nabi Musa dan kepada
apa yang diturunkan kepadanya Nabi, niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi
penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.
Q.S. Al Ma’idah : 78-81.
Kemudian Rosulullah SAW. bersabda : “Tidak, Demi Allah kalian benar-benar akan menyuruh yang
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, atau Allah akan menyiksa dengan hati sebagian kalian atas sebagian yang lain, kemudian
Allah melaknati kalian sebagaimana melaknati mereka.”Riyadh Ash-Shalihin, h.106
23
Begitulah beberapa kebutuhan yang mendesak secara sosial
manusia terhadap da’wah berdasarkan berbagai tanda-tanda yang diterangkan dalam beberapa dasar diatas.
C. Unsur-unsur dakwah
1. Subyek Dakwah
Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat at Taubah ayat 71 :
☺ ☺
☺
23
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah, Solo : Era Intermedia, 2005 h. 42 Cet.5
☺ ☺
⌧
⌧
Artinya : Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Q.S. At Taubah : 71
Dari kandungan arti ayat diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa setiap muslim secara personal berkewajiban untuk
menyampaikan dakwah, dalam artian menjadi subyek dalam dakwah. Akan tetapi yang paling utama khusus adalah para da’I atau da’iyah
yakni mereka yang memngambil keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam, dengan kesungguhan yang luar biasa. Termasuk yang memiliki
berbagai cara dalam menyampaikan dakwah kepada mad’u, atau yang disebut juga dengan ilmu retorika. Selain ayat diatas sebagai tendensi
masih banyak pula ayat-ayat lain dan hadits nabi Muhammad SAW yang menyeru agar kita semua menyampaikan dakwah demi syiar Islam.
Misalnya adalah penjelasan tentang amar ma’ruf nahi mungkar dan perintah terhadap mereka yang layak untuk membawa bendera dakwah
Islam. Merekalah yang mampu mengajakan agama, baik berupa tulisan,
ceramah, meaupun pengajaran sehingga individu dan masyarakat dapat memahaminya.
2.
Objek dakwah
Yang dimaksud sebagai objek dakwah adalah orang-orang yang dituju sebagai sasaran penyampaian dakwah. Orang-orang yang menjadi
objekm dakwah sangat bervariasi, sehingga da’i sebagai subyek dakwah haru pandai-pandai dalam menyiasati cara penyampaian dakwah, sehingga
juru dakwah harus menegetahui betul siapa yang menjadi objek dakwahnya.
Objek dakwah adalah manusia, baik seorang atau lebih, yaitu masyarakat. Adapun pemahaman dari berbagai lapisan masyarakat ini
sangatlah beragam, tergantung dari cara memandangnya. Dipandang dari sosiologi, masyarakatb itu mengalami struktur dan mengalami perubahan-
perubahan.
24
Manusi yang menjadi obyek dakwah akan diajak secara kaffah, mereka yang bersifat heterogen, dari sudut ideologi, misalnya atheis,
animis, musyrik, munafik, bahkan ada juga yang muslim akan tetapi seorang muslim yang fasik atau penyandang dosa dan maksiat, dari sudut
lain juga berbeda baik intelektualitas, status social, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain
25
. 3.
Materi Dakwah
24
Op.cit. h. 35
25
Toha Yahya Umar, “Ilmu Dakwah” Jakarta : Wijaya, 1998. cet ke-3 h 1
Menurut H. Endang saifuddin Anshari, secara garis besar Islam terdiri atas aqidah, syariah, dan akhlaq.
a Aqidah Islam
Secara epistemologis aqidah berarti “ikatan” atau “angkutan” secara teknis berarti “kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo”.
Pembahasan mengenai aqidah pada umumnya berkisar pada arkanul iman.
b Syariat Islam
Syariat secara epistemologis berarti “jalan”. Syariat Islam adalah satu system norma Ilahi yang mengatur hubungan antara manusia dengan
tuhan, manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan makhluq lainnya.
c Aklaq Islam
Secara etimologi akhlaq berarti perbuatan dan berkaitan dengan kata “Kholiq”
yang berarti pencipta dan “Makluq” yang berarti yang diciptakan
.
26
D. Pemahaman Agama