Dasar apa saja yang ustadz gunakan dalam menyampaikan materi? Apakah ustadz pernah mengalami kesulitan dalam memberikan Menurut ustadz apa ada peningkatan pengetahuan agama antara seorang

ada persiapan misalnya cerita tentang sejarah saya buka dulu Tafsir Al Baidlowi, tafsir al Baidlowi ini banyak cerita tentang sejarah al Qur’an. Kalau misalnya perlu kisah-kisah nabi ada ini Qoshosul Anbiya’. Sehingga pendalaman terhadap suatu materi itu tidak terabaikan oleh yang menyampaikan pesan-pesan agama. Jadi jangan menganggap enteng dan rendah karena ini bukan perguruan tinggi. Sebenarnya dulu awal dari pada belajar itu dimasjid-masjid sebelum ada sekolah- sekolah. Jadi misalnya dimasjid Baiturrahmah ini ada pengajian tafsir, masjid Fathullah ada pengajian Fiqh. Malam Sabtu kesana semua dan malam Minggu jamaah kesini semua. Sehingga seorang guru harus memahami terlebih dahulu untuk memantapkan materi yang akan disampaikan. Kalau saya yang sudah sudah seperti itu. 5. Dasar apa saja yang ustadz gunakan dalam menyampaikan materi? J : Kalau untuk kita rata-rata orang Indonesia orang banyak baca tafsir Al Misbah, kalau mau carai bahasa yang bagus ada dalam tafsir al Azhar atau tafsir Hamka. Kemudian banyak lagi seperti tafsir ibnu Katsir dan beberapa kitab tasir lain sesuai dengan kebutuhan ayat yang mau disampaikan. Kalau untuk orang kita ini Misbah kan sudah diakui bahwa penjelasan kita itu bagus dan untuk jamaah kita di Indonesia ini bagusnya ini untuk membaca yaitu tafsir al Misbah, disamping membaca kitab-kitab arab. Karena kan tidak semua orang bisa membaca kitab- kitab arab. Jadi yang sudah diterjemahkan orang itu harus dihargai.

6. Apakah ustadz pernah mengalami kesulitan dalam memberikan

pemahaman kepada jamaah? J : Oh ya, ada memang saya pernah melihat dari raut wajah para jamaah, ada pernah memang sesekali, tapi paham cepat bahwa ini sulit dimengerti. Tapi kemudian kita cari cara yang mudah dalam bahasa sehari-hari, ini apa ni misalnya maksudnya. Iya kan Jadi kita jangan menerangkan dengan bahasa yang sulit dimengerti oleh masyarakat. Misalnya nanti ada ayat yang berbalik kebelakang, kan tidak paham orang. Misalnya apakah denganmeninggalanya Muhammad kamu akan berbalik kebelakang? Apa itu maksudnya, jadi bahasa-bahasa yang seperti ini harus kita jelaskan. Bahwa berbalik kebelakang ini adalah setelah meninggalnya nabi nanti orang akan meninggalkan sunah-sunahnya, akan meninggalkan al Qur’an dan tidak ada lagi orang setia pada Rosulullah. Nah bahasa- bahasa yang seperti ini harus dijelaskan dan kalaun seorang guru atau seorang penceramah, seorang pendakwah harus bisa membaca wajah-wajah jamaah ketika dia menemukan kesulitan-kesulitan. Artinya jangan dibiarkan berlalu saja.

7. Menurut ustadz apa ada peningkatan pengetahuan agama antara seorang

muslim yang sudah belajar tafsir dengan yang belum? J : Oh ya.. ya.., kalau dilihat itu dimana-mana ya sangat jauh bedanya. Saya sejak tahun 2002 mengajar bimbingan tafsir dimasjid Baiturrahman Banda Aceh, nah itu ada pengakuan masyarakat karena kita mulai dari surat pertama dengan ayat perayat yang kita sampaikan, masyarakat yang tidak hadir kemasjid itu dengan radio. Jadi pas saya diundang acara disuatu tempat ada ibu-ibu “ustadz kita sudah sampai ayat 53 ya surat al Baqoroh. Rupanya dia mengikuti. Ha.. jadi peningkatan pengetahuan agama itu jelas dibandingkan dengan orang yang tidak pernah sama sekali belajar tafsir, jauh berbeda. 8. Apa manfaat mengetahuimemahami al Qur’an secara mendalam? J : Ya sebenarnya kalau kita sudah dapat mendalami al Qur’an dalam, itu menyenangkan dan melezatkan. Artinya kalau kita dapat memahami dan mengetahui al Qur’an secara dalam ketika membaca al Qur’an seperti ada cerita berikutnya. Jadi siapa yang ingin berbicara dengan Allah hendaklah membaca al Qur’an. Jadi kalau sudah nampak dalam tapi menurut mereka masing-masing itu sudah ada kelezatan, jangankan sudah mendalami Qur’an, orang yang bisa menterjemahkan saja walaupun belum mengetahui asbabun nuzul sudah ada daya tarik dalam memahami al Qur’an ini. Paling nanti dia terhenti atau mentok pada kalimat-kalimat yang nanti dia gak bisa paham, ada yang dalam al Qur’an hanya dengan asbabun nuzul baru dia paham. Dalam contoh ayat : nah itu jauh dari terjemahnya dan tidak diutus kepada suatu negeri seseorang nabi… dan kalau illa itu langsung diterjemahkan itu dah salah, kecuali disiksa mereka, apa sebab. Kan tidak ada sebab mereka. Nah ini butuh penjelasan Jadi sebelum illa itu diterjemahkan ada pemahaman kenapa mereka disiksa karena setelah nabi diutus mereka itu mengingkari Allah, mengingkari nabi, menghina nabi. Nah itu baru Allah baru datangkan adzab. Bukan Allah ngutus nabi kemudian langsung mengadzab mereka karena dah ada nabi bukan Kalau mereka mengingkari nabi. Jadi kata-kata illa ini kan tidak ada kata setelahnya tapi itu harus dijelaskan apa maksud dalam al Qur’an. Termasuk menggunakan Nahwu shorof, jadi kata-kata istisna seperti illa tadi itu ada penjelasan sebelum. Tidak memaksa diri lah dalam memahami, tapi harus membaca. Yang diwawancarai Drs. H. Abdul Mufakhir Muhammad, MA Pengajar Pengajian Tafsir Masjid Baiturrahmah Pewawancara Nur Hidayat Penulispeneliti BERITA WAWANCARA DENGAN JAMAAH PENGAJIAN TAFSIR MASJID BAITURRAHMAH 1. Bagaimana menurut bapak mengenai cara penyampaian ustadz Mufakhir?

J: Penyampaian ustadz mufakhir dalam hal tafsir al Qur’an saya kira cukup mudah

dimengerti. Secara umum saya dapat memahami karena dalam menerangkan suatu ayat beliau cukup gamblang.

2. Apakah bapak pernah mengalami kesulitan dalam memahami

penyampaiannya ustadz Mufakhir ? J: Kesulitannya itu tadi pada tata bahasa al Qur’an, karena jelas bigroun saya bukan dari agama, tapi secara keseluruhan cukup bagus mengenai penjelasan ustadz Mufakhir. 3. Mengenai penjelasan ustadz Mufakhir apakah sudah cocok menurut bapak?

J: Menurut saya sudah cukup cocok, karena beliau selalu menceritakan mengenai

sejarahnya, kemudian mengenai aplikasi kehidupan sehari-hari. Jadi penafsirannya cukup baik Karena sudah cukup memenuhi syarat bagi orang seperti saya mengenai suatu ayat yang ada hubungannya dengan sejarah maupun arti dari ayat itu sendiri dan bahasanya yang mudah untuk dipahami. 4. Apa tujuan bapak mengikuti pengajian tafsir ini?

J: Yang jelas tujuan saya mengikuti pengajian ini untuk menuntut ilmu sesuai yang

diajarkan oleh ustadz mufakhir itu sendiri. Bahwa dengan menuntut ilmu kita akan mudah dalam kehidupan ini. Dan yang keduanya dengan mengikuti pengajian tafsir ini saya sedikitnya dapat mengetahui tentang apa arti sebenarnya kehidupan ini, mungkin juga arti dari suatu ayat untuk kehidupan sehari-hari.

5. Menurut bapak, apa ada peningkatan pengetahuan agama setelah bapak

mengikuti pengajian ini? J: Jelas ada tapi kalau disbanding dengan sekolah agama secara khusus sangat sedikit sekali. Karena mungkin saya hanya mendengar satu minggu satu kali dan waktunya juga terbatas sangat sedikit sekali, tapi cukup membantu sekali. 6. apa manfaat memahami tafsir Al Qur’an ?

J: kalau menurut saya dengan memahami tafsir otomatis saya dapat mengintrospeksi

diri saya sendiri mengenai perbuatan saya, apakah sudah sesuai apa yang dikatakan dalam l Qur’an, sesuai yang dikatakan oleh pak mufakhir tadi. Jadi saya mugkin mengenai sekarang tentang sholat berjamaah. Sholat jamaah kan kata pak ustadz pahalanya 27 kali dengan sholat sendiri, ya kalau saya hitung dengan sholat sendiri berarti saya harus sholat wajib 27 kali sesuai dengan sholat jamaah Cuma dengan satu kali. Jadi saya kira cukup membantu bagi saya yang memang pengetahuan agamanya kurang. Yang diwawancarai Bapak Sugeng Jamaah Pengajian Tafsir Masjid Baiturrahmah Pewawancara Nur Hidayat Penulispeneliti