Menurut H. Endang saifuddin Anshari, secara garis besar Islam terdiri atas aqidah, syariah, dan akhlaq.
a Aqidah Islam
Secara epistemologis aqidah berarti “ikatan” atau “angkutan” secara teknis berarti “kepercayaan, keyakinan, iman, creed, credo”.
Pembahasan mengenai aqidah pada umumnya berkisar pada arkanul iman.
b Syariat Islam
Syariat secara epistemologis berarti “jalan”. Syariat Islam adalah satu system norma Ilahi yang mengatur hubungan antara manusia dengan
tuhan, manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan makhluq lainnya.
c Aklaq Islam
Secara etimologi akhlaq berarti perbuatan dan berkaitan dengan kata “Kholiq”
yang berarti pencipta dan “Makluq” yang berarti yang diciptakan
.
26
D. Pemahaman Agama
Pilar dakwah adalah amar ma’ruf dan nahi mungkar. Kemudian salah satu tujuan dakwah yang terkandung dalam pilar dakwah adalah untuk
memahamkan para mad’u terhadap agama. Realita yang tidak dapat kita elakkan diantaranya banyak orang yang mengaku Islam akan tetapi sangat
26
H. Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-pokok Pikiran Tentang Paradigma dan Sistem Nilai
, Jakarta : Gema Insani, 2004. h. 44-46.
Pemahaman yang benar tentunya sangat dibutuhkan sekali oleh umat Islam terutama umat Islam yang masih awam. Jika kita mengingat kembali
pada ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT, yaitu suarat Al Alaq ayat 1-5 :
Artinya : 1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
Q.S. Al Alaq : 1-5.
Berdasarkan pada kandungan ayat diatas yang diawali dengan kata bacalah dan kemudian Allah mengulang kembali pada ayat yang ke tiga
dengan tujuan agar manusia mau memahami apa yang diajarkan oleh Allah
melaui kitabnya. Bukan sekedar membaca, tetapi memahaminya, karena dengan memahami manusia akan tahu apa yang dimaksud didalamnya.
Begitu juga mengenai agama yang telah difirmankan oleh Allah melalui wahyu yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW. adalah untuk dipelajari
agar manusia itu paham kemudian melaksanakan segala ketentuan yang terkandung didalamnya. Akan tetapi jika manusia tidak paham maka
bagaimana dia bisa mengetahuia maksud yang sebenarnya. Maka dari itu memberikan pemahaman merupakan salah satu hal yang penting dalam
dakwah. Semua itu harus dijelaskan oleh seorang da’i dengan perkataan yang
baik, dengan pengajaran yang baik dan kalaupun harus berdebat, maka dengan debat yang lebih baik, disertai dengan argument-argumen yang kuat. Seorang
da’i tidak bisa mewajibkan manusia dengan pa yang ia bawa, kecuali dia dapat membuat manusia puas menerima apa-apa yang ia katakana. Membuat puas
umat itu membutuhkan penyampaian yang baik, kata-kata yang mudah dimengerti, dan pemahaman yang jelas serta pengenalan terhadap dakwah
sebelum memberikan beban berupa apapun ; menyampaikan penjelasan sebelum melimpahkan tanggung jawab kepadanya.
27
Al Qur’an diturunkan untuk mengenalkan kepada manusia tentang empat persoalan, sebelum memberikan beban kepada merekan dengan perintah
apapun. Empat persoalan itu adalah :
27
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah, Solo : Era Intermedia, 2005 h. 284 Cet.5
1. Mengenalkan kepada mereka tentang Rabb yang menciptakan, memberi
rizki, dan memelihara mereka, agar mereka beribadah kepada-Nya. 2.
Mengenalkan akan diri mereka, agar mereka memahami hakikat keberadaan atau eksistensi mereka.
3. Mengenalkan tentang alam semesta, agar mereka menggunakan dan
memakmurkannya. 4.
Mengenalkan kepada mereka tentang akhir perjalanan hidup yang menanti-nanti mereka di akhirat.
jika manusia dapat mengenal dan memahami berbagai perintah dan larangan Allah maka Insya Allah manusia akan lebih baik dalam
melaksanakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mungkar.
E. Jama’ah