Kriteria Uji Madu Landasan Teori .1 Klasifikasi Lebah Penghasil Madu

2.1.7 Uji Sensitifitas Agen Antimikroba

Melakukan uji sensitifitas bakteri terhadap agen antimikroba dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode disk diffusion dan metode Minimal Inhibitory Concentration MIC. Interpretasi hasil dari kedua metode tersebut berdasarkan The National Committee for Clinical Laboratory Standards NCCLS. Metode disk diffusion terdiri dari 8 tahapan prosedur yaitu tentukan koloni, siapkan suspensi inokulum, standarisasi suspensi inokulum, inokulasikan pada cawan, letakkan disk antimikroba, inkubasi cawan, ukur zona hambat, dan interpretasikan hasil 24 . Pada tahap penentuan koloni lakukan seleksi koloni secara tepat terlebih dahulu, biakan pada media selektif, dan lakukan standarisasi suspensi tersebut. Jika pada penelitian menggunakan lebih dari satu koloni maka peluang untuk mendeteksi adanya resistensi menjadi lebih besar. Pada tahap selanjutnya, saat melakukan standarisasi suspensi inokulum dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara langsung dan fase pertumbuhan dengan perbandingan logaritma. Namun sebelum menggunakan kedua metode tersebut, kekeruhan suspensi harus dicocokkan dengan larutan McFarland 0,5. Pada tahap inokulasi pada cawan dapat dilakukan dengan swab yang dicelupkan pada media suspensi kemudian goreskan pada cawan yang sudah ada media agar selektif. Pada tahap selanjutnya, disk yang sudah direndam di agen antimikroba selama 15 menit dapat diletakkan pada cawan inokulum. Lalu inkubasi cawan 35 O C selama 16-18 jam. Kemudian ukur zona hambat yang terbentuk dengan menggunakan penggaris atau jangka sorong. Metode Minimal Inhibitory Concentration MIC merupakan metode untuk mengetahui konsentrasi terendah agen antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Determinasi jumlah koloni bakteri pada dilusi yang spesifik terhadap agen antimikroba. Ada 7 tahapan prosedur dalam menggunakan metode MIC yaitu inokulasi, persiapan suspensi inokulum, campurkan suspensi inokulum sampai mencairmerata, cek kejernihan inokulum, pencegahan agar tidak menguap, inkubasi pada suhu 35 O C selama 16-20 jam. Pada proses inokulasi, lakukan isolasi koloni pada media agar selektif selama 18-24 jam. Kemudian buatlah suspensi dengan mencocokkan dengan McFarland 0,5. Lalu campur suspensi 2 mL dengan aquade 38 mL untuk pengenceran, lakukan dengan hati-hati. Kemudian untuk mengecek kemurnian inokulum, lakukan kultur pada media agar di cakram lalu inkubasi 37 O C untuk mengecek apakah ada koloni bakteri yang tumbuh.

2.1.8 Morfologi dan Klasifikasi

Escherichia coli Taksonomi :  Kingdom : Bacteria  Filum : Proteobacteria  Kelas : Gamma Proteobacteria  Ordo : Enterobacteriales  Famili : Enterobacteriaceae  Genus : Escherichia  Spesies : Escherichia coli Sumber : ncbi.nlm.nih.gov Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri yang bersifat Gram negatif, berbentuk batang, tidak memiliki spora, dan memiliki fimbrae flagella peritrikus. Bakteri ini bersifat anaerobik fakultatif, dapat hidup pada suhu optimum 37 C. Escherichia coli memiliki kemampuan untuk memfermentasi karbohidrat dan menghasilkan gas. Gambar 2.3 Escherichia coli Sumber : Kayser, 2005 Gambar 2.2 Escherichia coli Sumber : Jawetz dkk, 2010 Dinding sel terdiri dari beberapa lapisan yang bersifat rigid yang melapisi bagian luar dari membran plasma 17 . Fungsi dari dinding sel, yaitu : 1. Memberikan bentuk dari sel bakteri tersebut 2. Melindungi sel dari proses lisis osmotik, seperti efek yang ditimbulkan oleh beberapa jenis antibiotik dan substansi yang bersifat toksik 3. Bersifat patogenik Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang kompleks dengan ketebalan 2-7 nm lapisan peptidoglikan yang kemudian dilapisi lagi oleh lapisan peptidoglikan 2-8 nm pada bagian luar outer membrane. Dinding bakteri Gram negatif lebih rentan terhadap tekanan osmotik. Pada Gram negatif terdapat struktur yang penting, terletak diantara membran plasma dengan outer membrane yang disebut periplasmic space. Ruangan ini terisi oleh periplasm. Terdapat lapisan peptidoglikan tipis setelah membran plasma dan selanjutnya terdapat periplasmic space dengan kontribusi terhadap dinding sel sebesar 5-10 . Salah satu contoh, pada bakteri E. coli, lapisan ini termasuk tebal dengan 2 nm dan terdiri hanya satu atau dua lapisan peptidoglikan. Pada Bakteri Gram negatif terdapat periplasmic space yang memiliki daya tarik lebih kuat daripada bakteri Gram positif. Ketika ada gangguan pada dinding sel bakteri maka dengan kemampuan yang dimiliki oleh periplasmic space, membran plasma akan tetap kokoh pada tempatnya. Serta periplasmic space dapat mengeluarkan enzim periplasmic dan protein dalam sistem pertahanannya. Pada membran terluar terdapat lipopolisakarida LPSs, yang merupakan kompleks molekul terdiri dari lipid, karbohidrat, dan 3 bagian yaitu lipid A, inti polisakarida, antigen O. Daerah lipid A terdiri dari dua glukosamine derivat gula dengan 3 asam lemak dan phospat yang melekat. Asam lemak A melekat pada permukaan membran terluar