Metode Ekstraksi Madu Karet
Peneliti memilih kontrol positif dari golongan antibiotik beta-laktam yaitu amoksisilin dengan dosis 25 ug. Secara keseluruhan mekanisme kerja
antibiotik golongan beta-laktam yaitu merusak dinding sel bakteri
24
. Data peneliti terlihat bahwa pada saat madu karet dengan ekstraksi
menggunakan pelarut aseton maupun n-heksan yang menghasilkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli yaitu hanya kelompok
sedimen sedangkan kelompok residu tidak menghasilkan zona hambat. Pelarut aseton menarik senyawa yang bersifat polar pada madu karet,
sehingga pelarut aseton akan bercampur dengan senyawa polar pada madu karet dan senyawa-senyawa lainnya yang dicurigai memiliki efek
antimikroba akan tertinggal pada sedimenendapan hasil ekstrasi. Sedangkan pada pelarut n-heksan akan menarik senyawa-senyawa yang bersifat
non-polar pada madu karet sehingga pelarut akan bercampur dengan senyawa non-polar madu karet
21
dan meninggalkan sisa berupa endapansedimen yang memiliki efek antimikroba.
Hal ini diduga karena banyaknya dan tingginya efek antimikroba yang terdapat pada madu karet. Efek antibakteri pada madu karet berasal dari
flavonoid. Jenis-jenis flavonoid yaitu apigenin, galangin, pinocembrin, ponciretin, genkwanin, sophoraflavanone G dan derivatnya, naringin,
naringenin, epigallocatechin gallate dan derivatnya, luteolin, luteolin 7-glucoside,
quercetin, 3-O-methylquercetin,
quercetin glycosides,
kaempferol dan derivatnya. Jenis flavonoid lainnya adalah flavone glycosides, isoflavones, flavanones, isoflavanones, isoflavans, flavonols, flavonol
glycosides, dan chalcones
21
. Flavonoid dapat merusak membran sel dengan cara menghambat sintesis
makromolekul
20
. Flavonoid juga dapat mendepolarisasi membran sel dan menghambat sistesis DNA, RNA, maupun protein yang sudah diobservasi
pada S.aureus
20
. Selain itu flavonoid juga dapat menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat
metabolisme energi pada bakteri
21
.
Gambar 4.1 Hasil pengukuran zona hambat
Hasil pengukuran zona hambat dihubungkan dengan klasifikasi zona hambat berdasarkan tabel CLSI guidelines 2011. Bakteri Escherichia coli
merupakan keluarga dari Enterobacteriaceae. Pada penelitian ini digunakan antibiotik amoksisilin 25 ug. Dosis amoksisilin ini yang menjadi keterbatasan
peneliti karena tidak sesuai dengan CLSI guidelines 2011. Madu karet dengan konsentrasi 100 dengan rata-rata zona hambat 29,88 mm maupun dengan
konsentrasi 50 dengan rata-rata zona hambat 21,03 mm bersifat susceptible. Sedangkan semua hasil parameter uji madu karet pada
konsentrasi 25 dan 20 dikategorikan menjadi resistant, kecuali konsentrasi 25 pada sedimen madu karet + n-heksan, namun peneliti
memiliki keterbatasan dalam mengkategorikan sedimen madu karet + n-heksan konsentrasi 25 sebagai zona hambat atau zona difusi. Karena
peneliti hanya menggunakan indera penglihatan tanpa alat bantu spesifik dalam melihat zona yang terbentuk dalam cawan petri.
Berdasarkan hasil pengukuran zona hambat pada madu karet yang dihubungkan dengan klasifikasi kriteria respon penghambatan pertumbuhan
bakteri menurut Greenwood 2011 sebagai berikut :