Penyakit-penyakit akibat Escherichia coli

memiliki sub unit A dan B. Sub unit B akan mengikat reseptor glikospingolipid pada host. Sub unit A akan di endositosis. Toksin akan menyerang target 28S rRNA sehingga sisntesis protein akan terhenti dan sel akan mati. Stx pada akhirnya akan bersirkulasi pada pembuluh darah sehingga mengaktifkan kaskade koagulasi yang menyebabkan terbentuknya mikrotrombus, intravaskular hemolisis, dan iskemia.

2.2 Kerangka Konsep

Gambar 2.6 Kerangka Konsep Madu memiliki banyak manfaat. Salah satu manfaat madu sebagai agen antimikroba. Senyawa antimikroba tersebut yaitu flavonoid. Jenis-jenis flavonoid yaitu apigenin, galangin, pinocembrin, ponciretin, genkwanin, sophoraflavanone G dan derivatnya, naringin, naringenin, epigallocatechin gallate dan derivatnya, luteolin, luteolin 7-glucoside, quercetin, Madu Agen Antimikroba Unsur-unsur penyebab penyakit Etiologi : Escherichia coli patogen Pertumbuhan koloni Escherichia coli terhambat Bakteriostatik Bakteriosidal 3-O-methylquercetin, quercetin glycosides, kaempferol dan derivatnya. Jenis flavonoid lainnya adalah flavone glycosides, isoflavones, flavanones, isoflavanones, isoflavans, flavonols, flavonol glycosides, dan chalcones. Senyawa-senyawa dapat menghambat pertumbuhan dan multiplikasi bakteri bakteriostatik serta dapat membunuh sel bakteri bakterisidal. Sehingga pertumbuhan koloni bakteri seperti Escherichia coli dapat terhambat.

2.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Skala Kategori Variabel Terikat dependent Zona Hambat Diameter zona hambat pada pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro Numerik Numerik angka Variabel Tidak Terikat independent Madu Karet Konsentrasi madu karet tanpa proses ekstraksi Kategorik 100 50 25 20 Residu Madu Karet + Aseton Konsentrasi residu madu karet dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut aseton Kategorik 100 50 25 20 Sedimen Madu Karet + Aseton Konsentrasi sedimen madu karet dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut aseton Kategorik 100 50 25 20 Residu Madu Karet + n-Heksan Konsentrasi residu madu karet dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan Kategorik 100 50 25 20 Sedimen Madu Karet + n-Heksan Konsentrasi sedimen madu karet dengan proses ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan Kategorik 100 50 25 20 Kontrol Negatif Pelarut dalam proses ekstraksi yang digunakan sebagai kontrol pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro Kategorik Aseton n-heksan Kontrol Positif Antibiotik yang digunakan sebagai kontrol pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro Kategorik Amoksisilin 25 ug 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian uji eksperimental secara in vitro dengan post test control only design menggunakan teknik disk diffusion untuk melihat peranan ekstrak madu karet dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pembelian dan determinasi dilakukan di Taman Wisata Lebah Madu Cibubur daerah Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Sedangkan pengekstrakan dan uji sensitivitas madu karet dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta. Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Februari sampai Agustus 2014.

3.3 Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli yang ditanamkan dalam media nutrien agar. Pada penelitian ini menggunakan uji in vitro. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah kelompok sebanyak 7 kelompok yaitu madu karet tanpa ekstraksi, ekstrak madu dengan variasi konsentrasi 20, 25 , 50 , 100, serta kontrol positif menggunakan antibiotik amoksisilin 25 ug maupun kontrol negatif menggunakan pelarut aseton dan n-heksan. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus federer : Keterangan : k = jumlah kelompok perlakuan n = jumlah sampel dalam tiap kelompok k-1.n- 1 ≥ 15