33
Karena orang mukmin adalah cermin bagi saudara seimannya dan agama adalah nasehat, sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah, maka harus diingat
bahwa agama mengajarkan, “teman yang sejati adalah yang berlaku jujur dan benar bukan yang membenarkan apa yang kita lakukan.” Maksudnya adalah
bahwa setiap muslim dituntut untuk terus saling memberi nasehat dan menunjukkan jalan kebenaran, semata karena perintah Allah.
55
Adapun bentuk-bentuk kesombongan yang sering ditemui dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah:
1. Jika mendatangi suatu majlis, dia ingin dan senang kalau para hadirin
berdiri menyambutnya. 2.
Kalau berjalan, dia ingin ada orang yang mengikuti dibelakangnya agar terlihat dia hebat dan lebih mulia dari yang lainnya.
3. Tidak mau mengunjungi orang yang statusnya dianggap lebih rendah dari
dirinya. 4.
Merasa malu dan hina mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan kalau belanja tidak mau membawa sendiri barang belanjaannya.
56
Dari uraian diatas, semakin jelas sudah bahwa sikap takabur atau sombong adalah akhlak yang tercela dan diharamkan dengan keras dalam agama Islam. Jadi
kesombongan adalah penyakit hati yang berbahaya dan berakibat besar yang dialami oleh sebagian jiwa manusia, sehingga membuat mereka berpaling dari
kebenaran, bangga diri, bangga dan angkuh.
4. Dengki
Dengki ialah rasa sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya itu berpindah ke tangan sendiri
atau tidak.
57
55
Abdullah bin Jarullah, Tawadhu dan Takabur, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 1996, Cet Ke- I, h. 62
56
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Putaka Pelajar Offset, 1999, Cet Ke- I, h. 127
34
Mencapai hal yang terbaik adalah keinginan setiap orang, namun bersikap iri dengan berkeinginan agar kebaikan pada orang lain tersebut hilang merupakan
kepribadian yang buruk. Sifat seperti itu disebut hasud. Sifat hasud ini bisa muncul disebabkan: sifat kikir yang berlebihan, takabur, kalah bersaing dalam
merebut simpati orang atau dalam usaha, cinta dunia dan sejenisnya, merasa sakit jika orang lain memiliki kelebihan dan tidak beriman terhadap qadha dan qadar.
Orang yang hasud atau disebut juga pendengki, di samping selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah diraihnya, juga bahagia manakala orang lain
mendapat kerugian atau kecelakaan. Orang seperti ini biasanya tidak cukup kuat untuk menahan gejolak emosinya atas ketidak puasan terhadap dirinya dan
ketidak senangan terhadap orang lain. Ketidakpuasan itu sering dilampiaskan melalui tindakan negatif yang merugikan orang lain dan tidak peduli siapa yang
akan menjadi korbannya. Cara yang paling lazim dilakukan oleh pendengki adalah memfitnah dan menggunjing sesama.
Secara umum, sifat hasud membahayakan bagi remaja muslim, baik dalam hubungannya dengan sesama remaja maupun dengan Allah swt.
58
Sebagaimana ditegaskan dalam hadits Rasulullah saw. yang berbunyi:
ﷲا ﻰﺿر ةﺮ ﺮه ﻰ ا و :
و ﷲا ﻰ ﻰ ا نأ
لﺎ :
ﺪ او آﺎ إ ,
ا آ ﺄ ﺎآ تﺎ ا آﺄ ﺪ ا نﺈ
رﺎ لﺎ وأ ﻄ ا
: ﺸ ا
. دوادﻮ ا اور
.
“Abu Hurairah r.a berkata: bersabda Nabi saw.: Awaslah kamu daripada dengki hasud, karena hasud itu akan memakan semua amal kebaikan sebagaimana api
memakan kayu atau rumput.” Abu Dawud
59
57
Muslich Shabir, Tanbihul Ghafilin, Semarang: CV. Toha Putera, 1993, Cet. Ke-1, h. 161
58
Luqman Haqani, Perusak Pergaulan dan Kepribadian Remaja Muslim, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004, Cet. Ke-1, h. 32
59
Imam Abu Zakaria Yahya, Riyadhus Shalihin, Bandung:PT. Al-Ma’arif, 1987, Jilid II, h. 445
35
Dalam semua keadaan, sikap hasud hukumnya adalah haram, terkecuali nikmat yang diperoleh orang zalim atau orang kafir. Kebencian kepada nikmat
menentang qadha takdir. Juga berarti tidak rela melihat Allah melebihkan hamba- Nya terhadap yang lain. Sikap dengki pada manusia, senantiasa disindir
Allah dalam Al- Qur’an: Q. S. Al- Imran: 120
60
⌧ ⌧
☺ ☺
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan
bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang
mereka kerjakan.”
QS. Q. S. Al- Imran: 120
5. Bakhil