66
adalah warisan nenek moyang Lembaga Adat Sulang Silima Marga. Oleh karena hutan tersebut merupakan warisan nenek moyang Lembaga Adat Sulang Silima
Marga, maka kewajiban Lembaga Adat Sulang Silima untuk melestarikannya, mengambil manfaat dari hutan tersebut dan memfungsikannya untuk fungsi sosial.
58
Gambar 8 Tanah Hutan Marga di Sidiangkat
1. Kewenangan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Dalam Membuka Hutan
Tanah Marga Dahulu nenek moyang Lembaga Adat Sulang Silima Marga membagi tanah-
tanah yang terdapat di Sidikalang kepada anak cucunya berdasarkan marga masing-
58
Hasil Wawancara dengan Umar Angkat Salah Satu Penetua Adat Kelurahan Sidiangkat Tanggal 22 Mei 2013
Universitas Sumatera Utara
67
masing dan sesuai dengan wilayah domisilinya atau sering disebut sebagai TurpukLebbuhKampung. Misalnya untuk wilayah Kelurahan Sidiangkat pemangku
tanah marga adalah Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat Kuta Padang. Maka atas pembagian tersebut oleh nenek moyang marga Angkat, segala pertanahan yang
terdapat diwilayah Kelurahan Sidiangkat adalah menjadi PendedahPemangkunya adalah Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat Kuta Padang. dan sistem ini juga
berlaku untuk Lembaga Adat Sulang Silima Marga-Marga lainnya yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Dairi.
59
Kewenangan Lembaga Adat Sulang Silima marga untuk membuka hutan telah ada semenjak zaman sebelum penjajahan Belanda dan sampai hari ini, diakui oleh
Pemerintah dan dihormati oleh etnis lainnya yang merantau dan pendatang di wilayah suku Pakpak. Hal terakhir yang dilakukan oleh Lembaga Adat Sulang Silima Marga
Angkat adalah melakukan penyerahan tanah seluas kurang lebih 500 Hektar kepada PT Wahana yang bergerak disektor pertanian, di mana tanah yang diserahkan oleh
Lembaga Adat Sulang Silima Marga Angkat tersebut kepada PT Wahana awalnya adalah tanah hutan, dan oleh karena riwayat tanah sebagai tanah hutan, maka
Lembaga Adat Sulang Silima membuka tanah tersebut kemudian diserahkan kepada PT Wahana dan diketahui serta disetujui oleh Muspida Kabupaten Dairi. Penyerahan
tanah hutan ini dilakukan pada tahun 1991 dan tanah hutan yang diserahkan tersebut termasuk dalam wilayah Kelurahan Sidiangkat Lebbuh Marga Angkat Kuta
Padang.
59
Hasil Wawancara dengan Hakim Ujung Penetua Adat Sidikalang Tanggal 23 Mei 2013
Universitas Sumatera Utara
68
Selain Lembaga Adat Sulang Silima Marga berwenang untuk membuka hutan, Lembaga Adat Sulang Silima Marga juga berwenang untuk melakukan
penyerahan tanah hutan untuk difungsikan ataupun dimanfaatkan kepada pihak lain, baik kepada perorangan maupun lembaga Negaraswasta.
Sedangkan untuk membuka hutan yang dilakukan untuk peruntukan anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga dilakukan apabila disetujui oleh forum
musyawah Lembaga Adat dan dilakukan secara gotong royong. Setelah dalam forum gotong royong disetujui untuk melakukan pembukaan hutan, maka akan ditunjuk
panitia dan koordinator yang menjadi pemimpin rombongan dari Lembaga Adat Sulang Silima Marga tersebut. Kemudian hasil dari pembukaan hutan tersebut berupa
kayu hutan, maupun buah-buahan akan diambil dan dibagi-bagikan untuk seluruh anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga yang ikut bergotong royong dalam
melakukan kerja pembukaan hutan tersebut. Setelah pembukaan hutan selesai dan menjadi tanah yang cocok untuk
perladangan, maka seluruh anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga melakukan musyawarah untuk membagi dan memanfaatkan hasil pembukaan hutan tanah
tersebut. Pembagian tanah hutan tersebut disesuaikan dengan kedudukan para anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga dan tingkat kontribusi yang dilakukan
para anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga tersebut. Misalnya kalau ada seorang anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga yang kontribusinya baik dilihat
dari tingkat absensi pada saat melakukan kerja gotong royong dalam pembukaan hutan tersebut adalah baik, kemudian tingkat kerjanya juga bagus, maka yang
Universitas Sumatera Utara
69
bersangkutan akan memperoleh tanah yang hasil pembukaan hutan tersebut disesuaikana dengan luas hutan yang dibuka oleh sulang silima marga tersebut, dan
tentu berbeda dengan hasil yang diberikan oleh forum musyawarah Sulang Silima kepada anggota yang yang tingkat absensinya buruk ditambah jam kerjanya yang
rendah. Dan ini sesuai dengan prinsip proporsional yang dianut dalam Lembaga Adat Sulang Silima Marga tersebut.
2. Kewenangan Anggota