Hukum Adat Sebagai Sumber Utama Dalam Pembangunan Hukum Tanah

101 persatuan dan kesatuan bangsa. Dan dengan persatuan dan kesatuan bangsa maka bangsa Indonesia akan mampu mencapai cita-cita sebagai sebuah bangsa yang berdaulat. Hukum adat sebagai pondasi pertama dan utama dalam UUPA tentu akan berkaitan dengan kepentingan negara atau bangsa, terlebih dengan adanya unifikasi hukum. Unifikasi hukum tentunya harus selaras dan sejalan dengan hukum adat dengan menjadikan hukum adat sebagai sumber yang digali dan menjadi unifikasi hukum negara. Dan dalam hal ini negara menyadari bahwa hukum adat sebagai sumber utama dan pertama hukum agraria nasioanal hendaknya dilestarikan dan dijadikan benteng pertahanan dan perlawanan dari massifnya meliberalisasikan sektor-sektor agraria.

1. Hukum Adat Sebagai Sumber Utama Dalam Pembangunan Hukum Tanah

Nasional Sejak kemerdekaan Indonesia melalui Proklamasi 17 Agusutus 1945 salah satu sektor yang hendak di bangun adalah pembangunan hukum tanah nasional. Pembangunan hukum tanah nasional merupakan kebutuhan yang penting. Hal ini tentunya mengingat bahwa tanah merupakan fasilitas utama dalam melakukan pembangunan negara. Tanpa ketersediaan tanah maka akan sangat sulit untuk melakukan pembangunan dalam negara. Pembangunan hukum tanah nasional adalah meletakkan dasar, pedoman dan tata cara pertanahan kemudian mengembangkannya sampai pada tahapan teknis sebagai acuan yang dikembangkan untuk menuju pembangunan nasional yang Universitas Sumatera Utara 102 berkaitan dengan tanah. Dengan pembangunan hukum tanah nasional yang digali dari hukum tanah adat harapannya adalah pembangunan di segala sektor akan terfasilitasi dan berjalan beriringan dan sesuai dengan perkembangan zaman. Pembangunan hukum tanah adat nasional secara yuridis formal menjadikan hukum adat sebagai sumber utama, sehingga segala bahan yang di butuhkan dalam pembangunan hukum tanah nasional sumbernya tetap mengacu kepada hukum adat, baik berupa konsepsi, asas-asas dan lembaga-lembaga hukumnya. Konsepsi, asas- asas dan lembaga-lembaga hukumnya tersebut merupakan masukan bagi rumusan yang akan diangkat menjadi norma-norma hukum tertulis, yang disusun menurut sistem hukum adat. Boedi Harsono menyatakan bahwa : Hukum tanah baru yang dibentuk dengan menggunakan bahan-bahan dari hukum adat, berupa norma-norma hukum yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai hukum yang tertulis, merupakan hukum tanah nasional positif yang tertulis. UUPA merupakan hasilnya yang pertama. Dengan demikian, konsepsi yang mendasari hukum tanah nasional adalah konsepsi hukum tanah adat, seperti yang bersifat komunalistik religius , yang memungkinkan penguasaan tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus mengandung unsur kebersamaan. Sifat komunalistik religius dan konsepsi hukum tanah nasional diatur pasal 1 ayat Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah republik Indonesia, sebagai karunia Universitas Sumatera Utara 103 tuhan yang maha esa, adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional. Dalam rangka pengembangan hukum tanah nasional. Maka di mungkinkan para warga negara Indonesia masing-masing menguasai bagian-bagian dari tanah bersama tersebut secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus mengandung unsur kebersamaan. Unsur kebersamaan tersebut dapat di lihat dalam ketentuan pasal 6 UUPA yang menyatakan bahwa semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Berkaitan dengan konsepsi hukum adat sebagai sumber utama dalam pembangunan hukum tanah nasional, terdapat asas-asas hukum adat yang digunakan dalam hukum tanah nasional. Adapun asas-asas tersebut adalah asas religius Pasal 1, asas kebangsaan Pasal 1,2, dan 9, asas demokrasi Pasal 9, asas kemasyarakatan, pemerataan dan keadilan sosial Pasal 6,7, 10, 11 dan 13, asas penggunaan dan pemeliharaan tanah secara berencana Pasal 14 dan 15, serta asas pemisahan horizontal.

2. Sumber-Sumber Lain Dalam Pembangunan Hukum Tanah Nasional