69
bersangkutan akan memperoleh tanah yang hasil pembukaan hutan tersebut disesuaikana dengan luas hutan yang dibuka oleh sulang silima marga tersebut, dan
tentu berbeda dengan hasil yang diberikan oleh forum musyawarah Sulang Silima kepada anggota yang yang tingkat absensinya buruk ditambah jam kerjanya yang
rendah. Dan ini sesuai dengan prinsip proporsional yang dianut dalam Lembaga Adat Sulang Silima Marga tersebut.
2. Kewenangan Anggota
Lembaga Adat
Sulang Silima
Marga Dalam
Membuka Hutan Tanah Marga Sulang Silima
Hutan tanah marga merupakan warisan nenek moyang dari seluruh keturunan ataupun anggota dari Lembaga Adat Sulang Silima Marga, dan menjadi tanggung
jawab dan wewenang dari Lembaga Adat Sulang Silima Marga untuk melestarikan dan memperoleh manfaat dari hutan tanah marga Lembaga Adat Sulang Silima
Marga tersebut. Oleh karena perkembangan yang cukup pesat dan kebutuhan tanah yang semakin banyak, maka salah satu cara adalah membuka tanah hutan untuk
kemudian dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan untuk membuka tanah hutan bisa dimanfaatkan untuk tanah perladangan, pemukiman, persawahan. Hal ini
juga terjadi di wilayah tanah marga Lembaga Adat Sulang Silima Marga. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tanah hutan yang masih
tersedia adalah disepanjang wilayah Kelurahan Sidiangkat sedangkan Kelurahan Batang Beruh sudah tidak tersedia lagi tanah hutan yang statusnya adalah tanah hutan
marga. Hal ini terjadi karena Kelurahan Batang Beruh adalah kelurahan yang dekat dengan pusat kota dan tingkat kepadatan pendudukya cukup padat, sehingga semua
Universitas Sumatera Utara
70
bidang tanah di wilayah Kelurahan Batang Beruh telah dimanfaatkan untuk pemukiman, perladangan, persawahan.
Tanah hutan yang menjadi milik Lembaga Adat Sulang Silima Marga dapat dimanfaatkan oleh anggota Lembaga Adat Sulang Silima Marga melalui persetujuan
dari pengurus Lembaga Adat Sulang Silima Marga, persetujuan dari pengurus Lembaga Adat Sulang Silima Marga tersebut dibarengi dengan pemberian hak atas
tanah dan dikeluarkan statusnya dari tanah marga Lembaga Adat Sulang Silima menjadi statusnya dikuasai oleh individu untuk dimanfaatkan oleh penerima tersebut,
dan biasanya hal ini melalui proses penyerahan dalam adat Pakpak. Penyerahan ini dilakukan dengan memberikan sejumlah uang, beras, ayam ataupun kambing.
60
Adapun luas bidang tanah hutan yang diserahkan kepada individu anggota masyarakat menyangkut batas tanahnya dan segala biaya administrasinya menjadi
beban yang menerima tanah. Lembaga Adat Sulang Silima hanya memberikan surat penyerahan yang berupa surat di bawah tangan. Kemudian sipenerima tanah akan
meneruskan surat tersebut ke pihak Kelurahan untuk diketahui dan disetujui oleh Lurah telah dilakukannya penyerahan tanah hutan oleh Lembaga Adat Sulang Silima
Marga kepada sipenerima tanah. Dan selanjutnya akan diteruskan ke Kecamatan supaya diproses untuk diterbitkan surat kepemilikan tanah.
D. Kewenangan Lembaga Adat Sulang Silima Marga Dalam Pendaftaran Tanah Menurut UUPA Dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
Tentang Pendaftaran Tanah
60
Hasil Wawancara dengan Hakim Ujung Penetua Adat Sidikalang Tanggal 17 Mei 2013
Universitas Sumatera Utara
71
Hak atas tanah mempunyai peran yang amat penting dalam kehidupan manusia oleh karenanya di dalam UUPA telah ditentukan bahwa tanah-tanah
diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia harus di inventarisasikan sedemikian rupa sehingga benar-benar membantu usaha meningkatkan kesejahteran rakyat dalam
rangka mewujudkan keadilan sosial.
61
Untuk usaha investarisasi tersebut telah diupayakan penyelenggaraan pendaftaran tanah. Untuk itu telah terbit Peraturan Pemerintah No.101961. Peraturan
Pemerintah tersebut di Undangkan dalam Lembaga Negara Republik Indonesia No.57 tahun 1997 sedang penjelasannya dalam tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3696.
1. Pengertian Pendaftaran Tanah