5
a. Tingkat  kesadaran  diri  atas  kebutuhan  yang  mendorong  tingkah  laku
perbuatannya, dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya. b.
Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang siswa berbuat kearah tujuan yang jelas dan bermakna
c. Pengaruh kelompok siswa
d. Suasana  kelas  berpengaruh  terhadap  munculnya  sifat  tertentu  pada  motivasi
belajar siswa.
8
Namun  sangat  di  sayangkan  ketika  mengajar,  guru  jarang  menggunakan metode  yang  tepat.  Guru  masih  menggunakan  metode  tradisional,  yang  mana
dalam  proses  pembelajaran  siswa  hanya  disuruh  mencatat  materi  pelajaran  yang sudah  dicatatkan  oleh  guru  di  papan  tulis,  setelah  itu  guru  menerangkan  materi
yang sudah dicatatkan, sedangkan siswa hanya mendengarkan materi apa yang di terangkan  oleh  guru,  dan  siswa  cenderung  fasip,  bosan  dan  kadang  siswa  jadi
mengantuk,  siswa  kurang  termotivasi  dalam  mengikuti  pelajaran.  Karena penggunaan metode yang tidak tepat akan lebih cenderung menghasilkan kegitan
belajar  mengajar  yang  membosankan  bagi  anak  didik,  pengajaranpun  tampak kaku,  anak  didik  terlihat  kurang  bergairah  belajar,  kejenuhan  dan  kemalasan
meliputi  kegiatan  belajar  anak  didik.  Ini  berarti  metode  tidak  dapat  di  fungsikan oleh guru sebagai alat motivasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut  asumsi  penulis,  pelajaran  fiqih  sangat  memerlukan  metode cardshort  dalam  proses  pembelajaran  agar  anak  lebih  faham  materi-materi  fiqih
melalaui  peragaan  metode  tersebut,  sehingga  kegiatan  belajar  mengajar  akan melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi sebagai suatu proses dalam mencapai
tujuan  pengajaran.  Guru  sebagai  salah  satu  sumber  belajar,  berkewajiban menyediakan  lingkungan  belajar  yang  kreatif  di  kelas  agar  anak  didik  dapat
termotivasi  untuk  belajar,  terutama  pelajaran  fiqih  yang  banyak  pembahasan materinya, sehingga motivasi siswa dapat di tingkatkan, karena proses penerimaan
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam. Metode  card  short  baik  digunakan  untuk  mendapatkan  gambaran  yang
lebih  jelas  tentang  hal-hal  yang  berhubungan    dengan  proses  mengatur  sesuatu,
8
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran KTSP PT Kencana h.256
6
proses  membuat  sesuatu,  proses  pekerjaan  sesuatu,  proses  mengerjakan  atau menggunakannya.  Komponen-komponen
yang  membentuk  sesuatu  dan membandingkan  suatu  cara  dengan  cara  lain  dan  untuk  mengetahui  atau  melihat
kebenaran sesuatu. Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  penulis  mengajukan  skripsi  dengan
judul
“PENGARUH  METODE  CARD  SHORT  TERHADAP  MOTIVASI BELAJAR SISWA” Pembelajaran Fiqih kelas 1 MTs Al- Bahri  Jatinegara
Jakarta Timur B. Identifikasi Masalah
Setelah  penulis  melakukan  penelitian  tentang  PENGARUH  METODE CARD  SHORT  TERHADAP MOTIVASI  BELAJAR SISWA Pembelajaran
Fiqih  kelas  1  MTs  Al-Bahri  Jatinegara  Jakarta  Timur Maka  masalah  yang
muncul sebagai berikut:
a. Kurang  menariknya  metode  yang  di  gunakan  guru  dalam  memberikan
motivasi   belajar kepada siswa. b.
Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran fiqih. c.
Siswa merasa jenuh belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, agar penelitian tidak
meluas maka penulis membatasi permasalahan tersebut hanya pada :
“Pengaruh metode Card Sort terhadap motivasi belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas 1 MTs Al-Bahri dengan pok
ok bahasan Syarat Sah Sholat ”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan  identifikasi  masalah  di  atas  maka  dapat  diajukan  perumusan masalah  sebagai  berikut:  Bagaimana  penerapan  metode  Card  Sort  dan
pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa kelas 1 MTs dalam pelajaran fiqih?
7
E. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1.
Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan  belajar  mengajar  khususnya  dalam  bidang  studi  fiqih  demi
peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang. 2.
Dengan  adanya  penelitian  ini,  diharapkan  dapat  berguna  terutama  bagi  diri penulis  sendiri  untuk  dapat  menambah  khazanah  ilmu  pengetahuan  dan  dapat
pula menjadi bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi fiqih
8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Fiqih di MTs
1. Pengertian Fiqih
Kata  “Fiqih”  secara  bahasa  berarti  faham  yang  mendalam,  mengetahui batinnya sampai kedalamannya.
Secara istilah fiqih adalah ilmu tentang hukum- hukum syar’i yang bersifat
amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafshili. Menurut  ulama  lain  fiqih  adalah  apa  yang  dicapai  oleh  mujtahid  dengan
zannya.  Sedangkan  Al  Amidi  memberikan  definisi  yang  tidak  berbeda  dengan yang  diatas,  fikih  adalah  ilmu  tentang  seperangkat  hukum-
hukum  syara’  yang bersifat furu’iyah cabang berhasil didapatkan melalui penalaran atau istidlal.
1
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum madrasah tsanawiyah adalah upaya salah  satu  bagian  mata  pelajaran  pendidikan  agama  islam  yang  diarahkan  untuk
menyiapkan  peserta  didik  untuk  mengenal,  memahami,  menghayati  dan mengamalkan  hukum  islam,  yang  kemudian  menjadi  dasar  pandangan  hidupnya
melalui  kegiatan  bimbingan,  pengajaran,  latihan,  serta  penggunaan  pengalaman dan pembiasaan.
2
2. Tujuan Pembelajaran fiqih di MTs
Tujuan  Pembelajaran  Fikih  adalah  untuk  membekali  peserta  didik  agar dapat:
a. Mengetahui  dan  memahami  pokok-pokok  hukum  islam  dalam  mengatur
ketentuan  dan  tata  cara  menjalankan  hubungan  manusia  dengan  Allah  yang diatur dalam fiqih muamalah.
b. Melaksanakan  dan  mengamalkan  ketentuan  hukum  islam  dengan  benar  dan
melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
1
Zurizal Z  Aminuddin “Fikih Ibadah”, Jakarta: Lembaga Penelitian UIn Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h.5
2
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah “Metode dan TehnikPembelajaran Pendidikan Agama Islam”, Bandung: PTRefika Aditama, 2009.
9
3. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Fiqih di MTs
Ruang  lingkup  fiqih  di  MTs  dalam  kurikulum  berbasis  kompetensi  berisi materi- materi:
a. Hubungan  manusia  dengan  Allah  SWT  meliputi  materi:  Thaharah,  shalat,
zakat, haji, aqiqah, shadaqah, infak, hadiah dan wakaf. b.
Hubungan manusia dengan sesama manusia meliputi: muamalah, munahakat, penyelenggaraan  jenazah  dan  ta’ziah,  warisan,  jinayat,  hubbul  wathan  dan
kependudukan. c.
Hubungan  manusia  dengan  alam  meliputi:  memelihara  kelestarian  alam  dan lingkungan,  dampak  kerusakan  lingkungan  alam  terhadap  kehidupan,
makanan dan minuman yang dihalalkan dan diharamkan, binatang sembelihan dan ketentuannya.
3
4. Metode-metode Pembelajaran Fiqih
a. Metode Ceramah
Metode  ceramah  adalah  penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dengan kata lain dapat dimaksudkan, bahwa metode ceramah itu
adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya.
b. Metode Tanya jawab
Metode  Tanya  jawab  adalah  suatu  cara  mengajar  dimana  seorang  guru mengajukan  beberapa  pertanyaan  kepada  peserta  didik  tentang  bahan  pelajaran
yang  telah  diajarkan  atau  bacaan  yang  telah  mereka  baca  sambil  memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.
c. Metode Diskusi
Metode    diskusi    dalam    pendidikan    adalah    suatu    cara penyajianpenyampaian  bahan  pelajaran,  dimana  guru  memberikan kesempatan
kepada  para  siswakelompok-kelompok  siswa  untuk mengadakan  pembicaraan
3
Departemen Agama Ri “Kurikulum Berbasis Kompetensi MTs, Bidang Studi Fiqih”,  h.3
10
ilmiah    guna    mengumpulkan    pendapat,  membuat  kesimpulan  atau  menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
d. Metode Demostrasi
Metode  demontrasi  merupakan  metode  yang  menggunakan  peragaan untuk  memperjelas  suatu  pengertian  atau  untuk  memperlihatkan  bagaimana
melakukan  sesuatu  kepada anak didik. Demontrasi merupakan metode  mengajar yang  sangat  efektif, sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban  dengan
usaha  sendiri  berdasarkan  fakta  data  yang    benar.  Demontrasi  yang  dimaksud ialah suatu  metode  mengajar  yang  memperlihatkan bagaimana proses terjadinya
sesuatu. e.
Metode Pemberian Tugas Belajar Metode pemberian tugas belajar ialah suatu cara mengajar sedangkan hasil
tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung jawabkannya.
4
f. Metode Card Sort
Card  Sort  bisa  disebut  sortir  kartu  yaitu  pemilahan  kartu.  Metode   ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,
karakteristik, klasifikasi,  fakta, tentang obyek  atau mereview informasi.  Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang
jenuh dan bosan. Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan “memilah dan  memilih  kartu”  Card  Sort  ini  adalah  untuk  mengungkapkan  daya  “ingat”
terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.
5
B. Metode Card Sort 1. Pengertian Metode Card Sort
Sebelum penulis menguraikanpengertian metode, terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian strategi dan teknik pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
4
Ramayulis “ Metodologi Pendidika Agama Islam” Kalam Mulia, h.233-292
5
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif  Jakarta:Rineke Cipta,2010, h.394.