Perubahan entropi semesta total dalam proses dapat balik reversible Perubahan entropi semesta total dalam proses tidak dapat balik irreversible Mesin Carnot dan refrigerator

40 Gambar 6.1. Kurva yang menggambarkan proses dapat balik sistem hidrostatik pada diagram TS

6.4. Perubahan entropi semesta total dalam proses dapat balik reversible

Jika dQ R diserap oleh sistem, maka :         lingkungan sistem semesta R lingkungan R sistem dS dS dS T dQ dS dan T dQ dS 6.12 Jika dQ R dibuang oleh sistem, maka :         lingkungan sistem semesta R lingkungan R sistem dS dS dS T dQ dS dan T dQ dS 6.13 S entropi isotermik T Suhu isentropik isobarik isokhorik isentalpik 41

6.5. Perubahan entropi semesta total dalam proses tidak dapat balik irreversible

Jika sistem mengalami proses tidak dapat dlik irreversible antara keadaan setimbang awal dan keadaan setimbang akhir, perubahan entropi sistem dirumuskan : T dQ S S S akhir awal R awal akhir sistem      6.14 Tabel 6.1 Perubahan entropi semesta tidak dapat balik akibat proses alamiah Jenis tidak dapat balik Proses tidak dapat balik  S sistem  S lingkungan  S semesta Mekanis eksternal Lesapan isotermik dari kerja melalui sistem menjadi energi internal sebuah tandon T W T W Lesapan adiabatik dari kerja menjadi energi internal sistem i f P T T C ln i f P T T C ln Mekanis internal Pemuaian bebas gas ideal i f V V nR ln i f V V nR ln Termal eksternal Pemindahan kalor melalui medium dari tandon panas ke tandon lebih dingin i T Q T Q  2 i T Q T Q  2 Kimia Difusi dua macam gas ideal yang lembam 2 ln 2R 2 ln 2R

6.6. Mesin Carnot dan refrigerator

a. Efisiensi mesin Carnot : 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 T T Q Q Q Q Q Q W         6.15 W = kerja yang dilakukan mesin Q 1 = kalor yang diserap mesin Q 2 = kalor yang dibuang mesin T 1 = suhu yang diserap mesin T 2 = suhu yang dibuang mesin 42 b. Unjuk kerja mesin refreigerator c 1 2 1 1 2 1 1 T T T Q Q Q W Q c      6.16 W = kerja yang dilakukan mesin Q 1 = kalor yang diserap mesin pada suhu rendah T 1 Q 2 = kalor yang terbentuk dalam mesin pada suhu tinggi T 2 T 1 = suhu rendah mesin T 2 = suhu tinggi mesin Ringkasan : 1. balik dapat entropi perubahan dS semesta   2. balik dapat tidak entropi perubahan dS semesta   3. Pergantian fase yang terkenal yakni : - peleburan - penguapan - penyubliman 4. Pergantian fase yang “relatif kurang terkenal namun sekarang sedang berkembang ” yakni : - perubahan bentuk kristal 5. Pada pergantian fase di atas diperoleh : - suhu dan tekanannya selalu tetap - entropi dan volumenya berubah 6. Pergantian fase terjadi dalam proses dapat balik, kalor l biasa dikenal sebagai kalor laten yang dipindahkan per molnya dirumuskan :     awal akhir awal akhir s s T m S S T l     6.17 Jadi keberadaan kalor laten mengandung arti fisis bahwa terdapat perubahan entropi. uap T Suhu padat Q kalor cair 43

6.7. LATIHAN SOAL