Alternator Berbeban MESIN LISTRIK

438 Mesin Listrik ¾ Test Tanpa Beban Test Tanpa Beban dilakukan pada kecepatan sinkron dengan rangkaian jangkar terbuka tanpa beban seperti diperlihatkan pada gambar 5.132 perco- baan dilakukan dengan cara mengatur arus medan If dari nol sampai rating tegangan output terminal tercapai. Gambar 5.132 Rangkaian Test Alternator Tanpa Beban ¾ Test Hubung Singkat Untuk melakukan test ini terminal alter- nator dihubung singkat dengan Amper- meter diletakkan diantara dua penghan- tar yang dihubung singkat tersebut lihat Gambar 5.133. Arus medan dinaikkan secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum. Selama proses test arus If dan arus hubung singkat Ihs dicatat. Dari hasil kedua test diatas, maka da- pat digambar bentuk karakteristik seperti diperlihatkan pada gambar 5.133. Impedansi sinkron dicari berdasarkan hasil test, adalah : Ohm kons I I Eo Z f hs s ........ tan Kumparan jangkar Stator A If Kumparan Medan Ihs Rotor n Gambar 5.133 Rangkaian Test Alternator di Hubung Singkat Gambar 5.134 Karakteristik Tanpa Beban dan Hubung Singkat sebuah Alternator ¾ Test Resistansi Dengan rangkaian medan terbuka, resistansi DC diukur antara dua terminal output sehingga dua fasa terhubung secara seri Gambar 5.135. Resistansi per fasa adalah setengahnya dari yang diukur. Dalam kenyataannya nilai resistansi di- kalikan dengan suatu faktor untuk menentukan nilai resistansi AC efektif, eff R . Faktor ini tergantung pada bentuk dan ukuran alur, ukuran penghantar jangkar, dan konstruksi kumparan. Nilainya berkisar antara 1,2 sd 1,6. Bila nilai Ra telah diketahui, nilai Xs bisa ditentukan berdasarkan persamaan : 2 2 a s s R Z X Ohm Mesin Listrik 439 Gambar 5.135 Pengukuran Resistansi DC Pengaturan tegangan adalah perubahan tegangan terminal antara keadaan beban nol dengan beban penuh, dan ini dinyatakan dengan persamaan : Pengaturan Tegangan = 100 x V V Eo Terjadinya perbedaan tegangan terminal V dalam keadaan berbeban dengan tegangan Eo pada saat tidak berbeban dipengaruhi oleh faktor daya dan besar- nya arus jangkar Ia yang mengalir. Untuk menentukan pengaturan tega- ngan dari alternator adalah dengan me- manfaatkan karakteristik tanpa beban dan hubung singkat yang diperoleh dari hasil percobaan dan pengukuran taha- nan jangkar. Ada tiga metoda atau cara yang sering digunakan untuk menentu- kan pengaturan tegangan tersebut, yaitu : x Metoda Impedansi Sinkron atau Metoda GGL. x Metoda Amper Lilit atau Metoda GGM. x Metoda Faktor Daya Nol atau Metoda Potier. i Metoda Impedansi Sinkron Untuk menentukan pangaturan tegang- an dengan menggunakan Metoda Impe- dansi Sinkron, langkah-langkahnya se- bagai berikut : x Tentukan nilai impedansi sinkron dari karakteristik tanpa beban dan karakteristik hubung singkat. x Tentukan nilai Ra berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan. x Berdasarkan persamaan hitung nilai Xs x Hitung harga tegangan tanpa beban Eo x Hitung prosentase pengaturan tega- ngan. Gambar 5.136 Vektor Diagram Pf “Lagging” Gambar 5.137 memperlihatkan contoh Vektor diagram untuk beban dengan faktor daya lagging. Eo =OC = Tegangan tanpa beban V =OA = Tegangan terminal I.Ra=AB=Tegangan jatuh Resistansi Jang-kar I.Xs = BC= Tegangan jatuh Reaktansi Sinkron. 100 . . sin . cos 2 2 2 2 2 2 x V V Eo Pengaturan Xs I V R I V Eo atau BC FB DF OD OC FC OF OC a M M Pengaturan yang diperoleh dengan metoda ini biasanya lebih besar dari nilai sebenarnya.

5.7.7 Pengaturan Tegangan